Satu tahun sudah rumah tangga chaennie dan lisoo berjalan. Mereka mengisi hari2 mereka dengan bahagia sebagai pengantin baru.
Chaelim menolak pemberian Woobin mengurus pabriknya, mereka lebih memilih menjadi mandor, petani dan peternak hingga memulai bisnis mereka dari hasil pertanian dan peternakan tersebut karena mereka ingin bertanggungjawab pada istri mereka masing2 atas hasil usaha mereka sendiri
Woobin tidak mempermasalahkan hal itu. Justru ia bangga memiliki menantu yang bertanggungjawab pada anak2nya walaupun ia tidak bisa lagi memanjakan anak2nya, tapi Woobin senang anaknya pun merubah sikapnya menjadi sederhana
.
Dari hasil usaha Chaelim, kini Lim membuka sebuah minimarket kecil didesanya untuk menjual hasil tani dan ternaknya. Bahkan ia memperbolehkan warga desa untuk ikut menjual hasil mereka juga diminimarket Lim
Berbeda dengan Lim, Chaeng memilih membuka restoran kecil namun cukup nyaman dan mulai memperkerjakan beberapa warga desa yang memang ingin menambah pernghasilan mereka
.
Lim tengah sibuk diteras pondok mengotak atik kompor yang sulit menyala. Jisoo cemberut perihal dia mau masak tapi kompor mogok
"Gimana sayang? Aku laper~" Jisoo memanyunkan bibirnya
"Sabar sayang, ini cuma kotor aku bersihkan sebentar pasti nyala lagi" Lim
"Repot sekali sih kalo dimansion kompornya tinggal ditekan saja, kita kontak daddy ya minta kompor otomatis sekalian dengan yang masaknya" Jisoo
Lim mendongak menatap Jisoo dan menghela nafas lalu membersihkan tangannya. Ia memegang kedua pundak Jisoo lalu menatapnya
"Sayang~ Cichu~ Apa kamu terpaksa masakin aku?" Lim bertanya lembut
Jisoo menggeleng cepat "Engga dong aku senang bisa masakin kamu justru aku takut kamu terpaksa makan masakan aku karena aku engga bisa masak jadi pasti engga enak" Jisoo menunduk diujung kata2nya
"Apapun yang kamu masak pasti aku makan, selama makannya ditemenin kamu" Lim tersenyum mencium tangan Jisoo
"Kalo aku masak kayu dan batu kamu mau makan juga engga?" Jisoo
"Aku suami yang buruk kalo kamu masak kayu dan batu, berarti aku udah engga mampu kasih kamu beras" Lim membuat Jisoo tertawa dan memeluk Lim
"Gini aja sekarang kita makan ramen aja ya nanti aku buatin" Lim
"Engga, aku aja yang buat kamu lanjut aja" Jisoo berlalu kedalam pondok dan membuat ramen
.
"Hubby ish daritadi aku panggilin!!" Jennie menghampiri Chaeng yang berada diteras pondoknya
"Aku lagi beresin sepatu kamu wifey tuh lihat kamu kalo abis pakai langsung ditinggal gitu aja tanpa disimpan ditempatnya" Chaeng
"Belum sempat!" Jennie
Chaeng tersenyum lalu menghela nafas dan berdiri "Iya engga apa2 sekarang udah beres, kenapa wifey cari hubby? kangen yah?"
"Kirain aku kemana pas bangun tidur siang tadi kamu engga ada" Jennie bersandar pada Chaeng karena posisi Chaeng kini backhug Jennie dan mereka menatap keluar pondok dengan pemadangan sehabis hujan
"hehe maaf ya aku bangun duluan tadi terus bikin kopi ke teras lalu beres2" Chaeng
"by apa kamu menyesal nikah sama aku?" Jennie
"Hey kenapa ngomong gitu?" Chaeng
"Aku engga bisa masak, beres2 rumah aja masih kotor, ngurus kamu aja masih engga becus tuh badan kamu masih kurus kering gini" Jennie
Chaeng memutar Jennie agar menatapnya lalu ia cium keningnya. "Wifey ketika manusia mati nanti di 7 menit terakhir memory otaknya akan memutar moment paling bahagia selama hidup, dan memory indah itu adalah aku memilikimu, jadi suami kamu" Chaeng
Jennie berkaca-kaca lalu memeluk Chaeng "Makasih hubby~"
Chaeng mengelus punggung Jennie "Kenapa wifey tiba2 bicara begitu?"
"Aku tadi mimpi, mimpinya terasa nyata aku berdiri diambang pintu kamar lihat kamu tidur membelakangiku lalu kamu berbalik ternyata disamping kamu ada wanita lain hiks" Jennie lanjut nangis
Chaeng tersenyum dan menghapus airmata Jennie "Itu cuma mimpi sayang, aku engga mungkin sama yang lain, udah ya jangan nangis"
"Kalo ketemu didunia nyata mau aku jambak wanita itu! Dasar wanita penggoda!" Jennie
"Engga bisa gitu wifey kan itu cuma mimpi kamu" Chaeng
"Hubby belain dia?! Oh gitu! Apa emang sebenarnya dia selir kamu gitu?!" Jennie mulai marah
"Engga gitu wifey sayang~ Aku bahkan engga tau lho wanita siapa dimimpi kamu" Chaeng masih lembut
"Dahlah males!" Jennie melepas pelukan Chaeng lalu menatap kedepan dengan melipat tangan didepan dada
Chaeng coba backhug lagi "Wifey udah ya iya aku salah minta maaf ya, gimana kalo sekarang kita makan ramen? Enak lho ujan2 gini makan ramen"
Jennie melepas pelukan Chaeng lalu berlalu kedalam pondok "Minta aja sana dengan wanita yang kau tiduri dimimpiku!"
Chaeng hanya menghela nafas pasrah dan mengikuti Jennie masuk. Setiap bicara memang Chaeng akan selalu lembut dengan Jennie, ia tau istrinya mudah marah jadi dia akan selalu jadi air yang menenangkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Everythings Can Change 2
Science FictionLanjutan dari Everythings Can Change ya Nona2 Kim melanjutkan kehidupan mereka didesa bersama suami mereka masing2 dengan damai dan sederhana, namun bukan berarti mereka tidak dihadapkan dengan konflik dan permasalahan, apakah mereka akan bertahan...