"Inilah akibatnya jika kau sering melakukan sex bebas dulu Jennie, itulah kenapa daddy sering memarahimu kau mengerti sekarang!" Woobin sedikit memarahi Jennie setelah tau keadaan Jennie. Woobin memang sedang mengunjungi Boseong
"Daddy sudah ini bukan salah Jennie" Chaeyoung duduk disamping Jennie yang menangis sambil mengelus punggung sang istri dan menggenggam tangannya
"Daddy harusnya support Jennie bukan memarahinya seperti ini, ini juga bukan kemauan dia" Jisoo
"Diam kau Jisoo! Beruntung kau masih bisa mengandung, kau sama nakalnya dengan Jennie!" Woobin "Lalu apa sekarang Chaeng?! Berharap apa kau dengan anak nakal ini?! Ceraikan saja buat keluarga kecilmu sendiri"
"Daddy jahat! Aku memang anak engga berguna tapi bukan berarti daddy bisa seenaknya gitu! Aku juga mau mengandung! hiks hiks" Jennie
Chaeyoung menghampiri Woobin "Daddy maaf apapun keadaannya aku akan tetap bersama Jennie, aku mencintainya" lalu mengajak Jennie untuk masuk kekamarnya meninggalkan yang lain
"Chaeng berhasil lagi melewati tes yang daddy berikan untuk meninggalkan Jennie tapi dia tetap tidak mau, bukankah dia sangat mencintai Jennie" Lim
"Iya aku juga melihatnya, aku sangat beruntung Jennie bisa mendapatkan pria sebaik Chaeyoung" Woobin
"Tapi apa daddy tadi tidak menyakiti Jennie?" Jisoo
"Tak apa untuk memberinya sedikit pelajaran akibat perbuatannya dulu" Woobin
.
Lim berlari terengah-engah menyusuri koridor rumah sakit saat mendapat telfon dari chaennie bahwa Jisoo pendarahan. Posisi Lim memang sedang dipeternakan tadi
"Chaeng bagaimana? mana Jisoo?" Lim
"Tenang Lim, Jisoo didalam" Chaeng
"Tadi aku menemukannya tergeletak didepan pintu kamar mandi dengan darah dikakinya" Jennie
"Jisoo hiks aku memang suami yang bodoh" Lim
Tak lama dokter keluar "Suami nyonya Jisoo?"
"Saya! Saya suaminya" Lim
"Nyonya Jisoo pendarahan namun karena kandungannya sudah matang jadi bayinya harus kita keluarkan tapi prematur"
"Lakukan dok" Lim
Beberapa jam berlalu, suara tangis bayi terdengar begitu nyaring hingga membuat sang daddy Lim tertekuk lemas
"A-anakku Chaeng, aku jadi appa" Lim berlinang airmata
"Ya ya kau jadi appa haha dan aku jadi samchon haha" Chaelim bersorak riang seperti anak kecil mendengar suara tangis bayi
Jennie hanya tersenyum senang melihat tingkah keduanya
.
"Sayang~" Lim menghampiri Jisoo yang setengah sadar diruang rawat
"A-anak kita?" Jisoo
"Dia sudah menunggumu, sebentar lagi kita lihat ya jika kondisimu sudah stabil" Lim menciumi tangan Jisoo
"laki-laki atau perempuan?" Jisoo
"Perempuan sayang dia cantik sepertimu namun juga keren seperti appa-nya" Lim
"aku tidak sabar oppa" Jisoo
"Stabil dulu ya setelah ini kita lihat dia" Lim
.
"Apa jika aku yang melahirkan hubby akan sekhawatir tadi? Dan akan sesenang tadi jika anak kita sudah lahir?" Jennie
"Tidak" Chaeng
"Tidak?" Jennie sendu
"Tapi aku akan beribu-ribu kali lebih senang dari tadi" Chaeng menciumi tangan Jennie
"Tapi kan kita tidak akan punya anak" Jennie
"Aku tetap senang" Chaeng
"Why?" Jennie
"Karena aku memilikimu, selama kau bersamaku hidupku senang terus tak pernah sedih, jangan tinggalin aku ya wifey" Chaeng
"Hubby kali yang mau ninggalin" Jennie
"Susah lho dapetin Jennie Kim, masa iya mau dilepas lagi" Chaeng
.
Lisoo menatap bayinya diinkubator diruang bayi. "Oppa dia kasihan sekali" Jisoo
"Jangan bilang begitu, dia sedang berjuang untuk tetap bersama kita jadi kita support ya" Lim merangkul Jisoo lalu mencium pucuk kepala Jisoo
"Sudah dinamakan?" Jisoo
"Lalisa Manoban, itu namanya" Lim "Dipanggil Lili"
"indah" Jisoo tersenyum dan bersandar pada dada Lim "Hmm oppa nanti chaennie boleh ya bermain dengan Lili"
"Boleh dong sekalian mereka bisa jagain Lili kan kalo kita mau buat adiknya Lili hehe" Lim
"Ish oppa mesum" Jisoo mencubit kecil perut Lim
.
"Eonnie bagaimana keadaanmu?" Jennie
"Aku baik Jen" Jisoo
Tak lama suster masuk membawa Lili karena sudah waktunya dia disusui "Baiklah suster terima kasih" Jisoo
Jisoo membuka sedikit kancing piyamanya lalu mulai menyusui Lili. Tak lupa ia tutup dengan kain kecil sumber asi Lili
"Hei kau tutup matamu! Istriku sedang menyusui" Lim menutup mata Chaeng paksa
"Heh kau ini kenapa kalo aku mau, punya Jennie aja tu lebih enak dan bikin candu" Chaeng
"Hubby!" sentak Jennie karena ia malu dengan omongan mesum suaminya "By tapi tidak sopan jika kamu disini, Jisoonie sedang menyusui"
"Baiklah wifey aku dan Lim akan beli makan saja keluar ya kalian pasti lapar" Chaeng mengajak Lim keluar
"Dia manis sekali eonnie" Jennie menoel-noel pipi Lili
"Namanya Lili Jen, cantik kan" Jisoo
"Cantik sekali" Jennie
drrttt drrrttt
"Handphone chaeng" Jisoo
"Siapa ini? Tidak ada namanya" Jennie
"Angkat saja mungkin orang perkebunan" Jisoo
Jennie mengangkat telfon
"Halo Chaeyoung-ahh ini aku Joohyun semuanya sudah siap kita tinggal pergi saja, aku akan menjemputmu dirumah sakit"
"J-joohyun?" Jennie menjatuhkan ponsel Chaeng
"Jen kenapa?" Jisoo
"H-hubby mau ninggalin aku" Jennie
KAMU SEDANG MEMBACA
Everythings Can Change 2
Science FictionLanjutan dari Everythings Can Change ya Nona2 Kim melanjutkan kehidupan mereka didesa bersama suami mereka masing2 dengan damai dan sederhana, namun bukan berarti mereka tidak dihadapkan dengan konflik dan permasalahan, apakah mereka akan bertahan...