5

2.2K 96 1
                                    

Hari minggu telah usai dan di gantikan dengan hari berikutnya yaitu hari senin. Hari yang sangat tidak di minati setiap anak sekolah, seperti sekarang Fayeza masih tertidur lelap di atas kasurnya padahal alarm sudah berbunyi delapan kali tetapi pemuda itu masih saja terlelap.

Jam menunjukkan pukul enam tepat sang bunda yang tidak melihat tanda-tanda anak bungsunya keluar kamar itu berinisiatif untuk melihatnya ke kamar sang anak.

"Adek? Udah bangun nak?" tanya sang bunda di balik pintu kamar.

Merasa tidak ada suara apapun dia membuka pintu kamar dan terlihatlah seorang anak laki-laki yang tertidur pulas.

"Ya ampun adekk! Bangun udah jam enam." sang bunda membuka selimut yang di pakai oleh anaknya.

"Adek bangun." ucap sang bunda dengan lembut sambil mengelus lembut rambut anaknya.

Sepertinya cara sang bunda membangunkannya salah, anaknya itu malah semakin nyenyak.

"Dek, bunda panggil Kakak ya buat bangunin adek?" tanya sang bunda.

Fayeza yang samar-samar mendengar ucapan bundanya itu reflek membuka matanya dan langsung terduduk.

Sungguh dia trauma di bangunkan oleh kakaknya, gimana gak trauma coba dia di bangunkan dengan cara di duduki oleh Bumi yang badannya segede gaban kalo gak gitu, Fayeza di guyur oleh air es.

"Sekarang jam berapa, Bun?" tanya Fayeza dengan suara yang khas bangun tidur.

"Liat aja jamnya."

Fayeza mengalihkan pandangannya menuju jam dinding dan sontak lari menuju kamar mandi karena jam menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit.

Tidak membutuhkan waktu yang lama hanya dua puluh menit saja Fayeza bersiap, biasanya dia bisa saja menghabiskan waktu satu jam untuk bersiap-siap sudah seperti anak gadis saja.

Kini Fayeza dan keluarganya sedang menikmati sarapan dengan terburu-buru, ralat hanya Fayeza saja yang terburu-buru karena takut kesiangan. Ini hari senin dan hari ini adalah upacara.

"Ayahhh ayoo! Adek takut kesiangan." ujar Fayeza yang baru saja menghabiskan satu lembar roti dengan satu gelas susu dengan terburu-buru.

"Bentar dek, masih jam enam empat puluh."

"Ayahhhh!" rengek Fayeza.

"Iya ayo sayangg."

Akhirnya mereka pun berpamitan.

Sesampainya di sekolah Fayeza langsung berlari menuju kelasnya, di lapangan upacara sana sebagian murid sudah berbaris rapih dan untung saja jarak antara kelas dan lapangan upacara tidak terlalu jauh. Fayeza terlambat berbaris pasti dia akan di bariskan dengan murid yang dia tidak kenal.

Fayeza menghela nafasnya dengan pasrah, berharap bertemu dengan teman sekelasnya tapi sungguh sepertinya semua teman-teman sekelasnya sudah baris.

Fayeza celingukan di lapangan mencari tempat yang teduh untuk baris, di saat sedang kebingungan mencari tempat tiba-tiba saja ada tangan yang menariknya dan membawa ke sebuah barisan.

"Mundur-mundur, temen gue mau di sini." ucap orang yang menarik Fayeza.

"Gev, itu tempatnya dia gue di sana aja." ujar Fayeza yang tidak enak karena mengambil barisan siswa lain.

"Udah gapapa di sini aja, di sana panas! Lagian dia temen gue kok."

Akhirnya Fayeza pasrah dan dia baris tepat di depan Gevano.

Tiga puluh menit sudah berlalu namun upacaranya belum kunjung selesai, kaki Fayeza sudah pegal namun harus dia tahan.

"Kantin yuk!" bisik Gevano tepat di telinganya.

MY boyFRIEND [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang