FII AMANILLAH

1.7K 158 10
                                    

Satu tahun berlalu....

Di bandara Juanda, tepat di kota Sidoarjo, Kali ini sudah ada Rayyan, Gus Rafka, Gus Fatih dan Kyai Syakir. Hari ini adalah hari keberangkatan Rayyan hendak menempuh pendidikan sebagai mahasiswa di Al-Azhar Cairo Mesir dengan didampingi oleh Gus Fatih tentunya

"Le, Jaddi titip nak Rayyan ke kamu, ya?" pinta sang Jaddi dengan memegang lengan cucu nya

"Iya, Jaddi" balas Gus Fatih dengan mengangguk mantap

"Rayyan, niatkan jenjang kali ini untuk tholabul ilmi, meraih ridho-Nya, dan yang terpenting jangan karena meniatkan untuk manusia. Niatkan semua kegiatan dan setiap langkahmu untuk Allah semata, maka kamu akan mendapat keberkahan darinya"

"Siap, Gus. Saya janji setelah saya pulang nanti, saya akan ganti semuanya, dan apapun perintah dari Gus dan Abah akan saya jalankan, saya nggak akan lupa sama jasa kalian, keluarga ndalem"

"Jangan katakan seperti itu, nak. Pulang lah jika nanti dirimu ingin pulang, tak perlu memikirkan jasa atau apapun itu, sesungguhnya kami ini hanya perantara antara dirimu dan Allah" sela Kyai Syakir

~

Di halaman belakang ndalem, ada 3 santriwati cantik bersarung batik dan kemeja putih sedang berjalan bersama. Mereka tak lain dan tak bukan adalah 3 sejoli dari Fathiyah, Azura, dan, Nisa

"Kalian tunggu disini aja, aku mau ke belakang ambil makan siang dulu" saran Azura dengan menunjuk gazebo dekat kolam ikan

"Oke, kita tunggu disini, ya?" ulang Nisa

"Sip, babaiii" pamit Zura dengan menunjukkan jempol lalu melambaikan tangannya

"Ayo duduk, Ning" ajak Nisa kepada Fathiyah

"Iya, ayo" jawab Fathiyah lemas

Setelah duduk di gazebo, tak ada pembicaraan sama sekali diantara keduanya, baik Nisa maupun Fathiyah sama sama diam. Fathiyah diam karena pikiran kalutnya, sedangkan Nisa tak enak memulai pembicaraan terlebih dahulu. Apalagi dirinya melihat pandangan mata Fathiyah kosong saat ini

"Ajak omong Ning Fa nggak, ya? tapi kayaknya beliau lagi ada masalah deh.. Emm, tapi kalo aku nanya trus dimarahin gimana? eh asstaghfirullahaladzim, Nisa! Ga boleh suudzon" runtuk Nisa dalam dirinya

"Spadaaa!!!! Makanan datanggg~, kiww!!" sapa Azura dengan memamerkan lengser makan siang

"Alhamdulillah, ahirnya datang juga!! Sini, sini, sini!!" gemas Nisa

Mereka pun langsung saja mulai makan, dari awal suapan hingga pertengahan hendak mau habis, Fathiyah tak mengucapkan sepatah kata pun. Gadis itu diam, dengan pandangan mata kosong menatap makanan

Sedangkan di dalam pikiran Fathiyah, perempuan itu terbayang-bayang kilas balik beberapa jam yang lalu

Disaat Fathiyah tau hari ini adalah hari keberangkatan Rayyan, dia ingin sekali melihat Rayyan untuk yang terakhir kalinya, entah dorongan apa yang membuatnya memiliki keinginan demikian

Baru saja Fathiyah membuka pintu kamar, ternyata dari kejauhan ia melihat Rayyan sedang menatapnya

Melihat perempuan yang dikaguminya sudah keluar dari kamar, dengan langkah tegas Rayyan menghampiri Fathiyah

Melihat Rayyan hendak menghampiri nya, Fathiyah menundukkan kepalanya dan melihat lantai serta pagar balkon di lantai 2 ndalem itu dengan seksama

"Assalamualaikum" salam Rayyan dengan menatap wajah cantik Fathiyah yang tengah menunduk

"Waalaikumsalam"

"Kaifa Haluk?"

"Alhamdulillah, khoir"

EL - FATHIYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang