"Bismillahirrahmanirrahim ...
Ya Waladi, Rayyan Naufal Habibie Al - ghifari Ibna Gus Azhar Al-Ghifari" Panggil Gus dengan tangan kanan yang sudah menjabat tangan Gus Rayyan"Labbaik"
"Ankahtuka Wazuwwatuka Makhtubataka, Haura Jennaira El-fathiyah Binti Gus Rafka Arsha El-fathan, Bil Mahar 116.588 Riyal Wa Khomsuuna Ghiroman Minat Dzahabi, Wa kadzalika sayyirotun wahidah, Hallan?!"
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha linafsi bilmahril madzkuri, halan!" akad Rayyan dengan sekali tarikan nafas
Gus Rayyan melangkahkan kakinya menuju panggung dimana tempat Ning Fathiyah duduk disana bersama Umma serta Buna nya.
Laki-laki itu berjalan diiringi dengan mahalul qiyam serta Baba dan Abi yang mengiringi langkah nya
Hingga saat bertemu, mata Rayyan tak berkedip sama sekali. Perempuan yang ia cintai sejak lama kini telah menjadi miliknya, Allah mentakdirkan perempuan itu menjadi Lauhul Mahfudz-Nya
Gaun putih yang indah serta memiliki outer disampingnya yang bisa menambah kesan keanggunan dan elegan untuk perempuan nya, serta kain pashmina yang menutup dada, tak lupa dengan kain cadar yang terikat di sana untuk menutupi kecantikan putri Elfathan itu
Fathiyah membungkuk hormat kepada Rayyan untuk salim pertama kalinya, namun gerakan tangan itu tiba-tiba berhenti dan malah gemetar. Ning Maura yang menyadari itu pun langsung menyatukan tangan keduanya dengan cepat Rayyan pun langsung membacakan doa di ubun-ubun nya
"Bismillahirrahmanirrahim.. Allahumma inni as-aluka min khoirihaa wa khoiri maa jabaltaha alaihi, Wa a'udzubika min syarri maa jabaltaha alaih"
"Ampun supe waos surah Al-Insyirah, le" peringat Kyai Syakir
"Saya izin menyentuh dada nya, boleh?" izin Rayyan dan dengan malu gadis itu pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban