5🤍 First Morning

794 68 10
                                    

Matahari terbit di ufuk timur, menggantikan peran sang bulan yang kembali ke peraduannya. Sepasang sejoli masih asik bergelung di dalam selimut sambil berpelukan. Sebuah tangan kurus muncul dari balik selimut dan meraba-raba nakas di sebelahnya. Jam weker yang dicari akhirnya didapat. Gadis cantik pemilik tangan itu menyipit, menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata untuk dapat melihat angka di jam dengan jelas karena minimnya pencahayaan di kamar.

06.15

Mata Wonyoung terbuka lebar. Sial, dia kesiangan. Empat puluh lima menit lagi kamera on dan syuting akan dimulai. Cepat-cepat dia memindahkan lengan Haruto yang melingkar di pinggangnya. Tapi baru dipindahkan, Haruto malah balik memeluk lagi. Saat akan dipindahkan lagi, Haruto malah makin erat memeluknya.

"Ru, bangun. Udah siang." Wonyoung menggoyangkan bahu Haruto.

"Lima menit lagi."

Wonyoung merinding mendengar suara serak Haruto. Mana tangannya mengelus-elus punggung Wonyoung membuat si gadis mengantuk lagi. Kejadian semalam benar-benar mengubah hubungan mereka, yang awalnya orang asing sekarang malah terlihat persis pasangan suami istri sungguhan.

Semalam Wonyoung ketakutan lagi karna pipi kanannya seperti disentuh oleh tangan yang sangat dingin. Beruntung saat itu Haruto belum tidur. Cowo itu langsung memeluk Wonyoung, meletakkan kepala si gadis di atas bahu kanannya dan melingkarkan kedua tangannya di punggung dan pinggang sang istri (kita sebut saja begitu).

Haruto mendekap tubuh Wonyoung erat. Membuat Wonyoung merasa aman.

Sementara itu, elusan lembut di punggung Wonyoung saat ini membuatnya tertidur lagi.

Tepat lima belas menit kemudian, mata Wonyoung membola. Ia langsung terduduk.

06.30.

Cepat-cepat Wonyoung keluar dari kamar Haruto sebelum tertangkap kamera. Perlu diingat kalau semua kamera otomatis merekam di jam 07.00.

Jddduar!! Grudug grudug grudug!

Wonyoung membanting pintu dan loncat ke atas tempat tidur lalu masuk lagi ke pelukan Haruto. Di luar ternyata hujan deras dan petir baru saja menyambar.

Fyi, Wonyoung sangat takut dengan suara petir ditambah kejadian tadi malam. Kilat yang tembus melalui kaca jendela juga semakin menambah kesan horror rumah ini.

Haruto yang sebenarnya sudah terbangun sejak Wonyoung turun dari kasur, tertawa geli tanpa suara. Ada saja tingkah istri bohongannya.

"Gak jadi bangun, hm?"

Wonyoung mendongak menatap Haruto yang juga sedang mentapnya sambil tersenyum.

Tuhan, tolong jantung Wonyoung gak kuat. Pagi-pagi sudah lihat yang beginian.

"Ini mau bangun." Wonyoung langsung terduduk. Malu juga dia meluk Haruto terus, padahal yang dipeluk mah biasa aja malah kesenengan.

Haruto lagi-lagi ketawa dan ikutan duduk. Tangannya terulur menyisir rambut panjang Wonyoung.

"Rambutnya... Udah mirip singa aja."

"Iiih... Haruu!"

"Adooh!"

Wonyoung memukul pelan lengan Haruto tapi cowo itu malah kesakitan sampai jatuh ke kasur bikin Wonyoung panik.

"E-eh, maaf maaf. Sakit banget ya?" Wonyoung langsung mengelus-elus lengan Haruto.

"Tapi boong." Haruto ketawa ngakak. Menjahili Wonyoung adalah hobby baru Haruto mulai sekarang.

"Iih." Wonyoung dorong pelan tuh lengan Haruto. "Ayo temenin ke kamar."

We Got 'Love' ||WONRUTO|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang