17🤍 Over

670 55 15
                                    

Alurnya sengaja aku cepetin.
Jadi harap dimaklumi kalau timelinenya lompat-lompat.

🤍🤍🤍

Selama jeda konsernya, Haruto terus menemani Wonyoung di rumah sakit. Meski harus bolak balik antara dorm, agensi dan rumah sakit. Haruto benar-benar memanfaatkan waktu senggang kerjanya dengan merawat sang calon istri.

"Inget, makan yang banyak." Haruto memeluk tubuh Wonyoung yang duduk di atas ranjangnya. Ia sendiri berdiri di sisi ranjang.

Sebentar lagi Haruto akan berangkat ke airport untuk melanjutkan world tour Treasure. Jadi ia sedang berpamitan sekarang.

Wonyoung mengangguk seraya mengeratkan pelukannya di pinggang sang kekasih. Rasanya tidak rela melepas lelaki itu pergi. "Kamu juga harus jaga kesehatan. Kalau capek istirahat."

"Iya." Haruto mencium rambut Wonyoung yang beraroma strawberry. Walaupun dirawat lama di rumah sakit gadis itu tetap menjaga kebersihan tubuhnya.

"Aku janji sudah disini waktu kamu kemoterapi."

Bulan depan adalah jadwal kemoterapi Wonyoung untuk siklus ke-4. Dan Haruto sudah berjanji akan menemaninya setiap kemoterapi. Padahal Wonyoung sudah bilang tidak perlu karena tak mau mengganggu kesibukan Haruto.

"Kalau memang waktunya gak memungkinkan, gak usah dipaksain, Ru. Aku gapapa." Wonyoung menguraikan pelukan mereka dan menatap Haruto serius. Tak ingin kekasihnya mendapatkan masalah jika memaksa datang disaat pekerjaannya sendiri belum selesai.

Ia tahu Haruto suka nekat. Beberapa hari yang lalu lelaki itu dipanggil ke lantai tujuh karena meninggalkan meeting saat mendengar Wonyoung berteriak di telefon. Padahal saat itu Wonyoung hanya terkejut karena ada cicak yang jatuh mengenai kakinya sehingga panggilan telefon mereka terputus. Tapi Haruto langsung gawat datang ke rumah sakit.

"Aku malah kepikiran kalau gak ada disamping kamu." Haruto kembali menarik Wonyoung ke pelukannya tapi dengan cepat Wonyoung kembali melepas pelukan mereka.

"Jangan dipikirin makanya." Ujar Wonyoung seraya mengerucutkan bibir, setengah kesal dengan sikap keras kepala Haruto.

Tak mau kalah, Haruto malah menangkup wajah kesal kekasihnya seraya berujar, "Gak bisa, kamu tuh 24 hours-non stop ada di kepala aku." Ia membubuhkan kecupan singkat di bibir yang mempout lucu itu.

Wonyoung tak kuasa menahan senyuman. Lelaki itu selalu saja berhasil meluluhkan hatinya. Akhirnya mereka kembali berpelukan sebelum terpisah jarak selama satu bulan lamanya.

"Yaudah aku jalan, ya." Haruto mengurai pelukan mereka dengan tak rela.

Wonyoung mengangguk, "Hati-hati, kabarin aku kalau sudah landing."

"Pasti."

Haruto kembali membingkai wajah sang kekasih dengan tangan besarnya. Lalu membubuhkan ciuman di kening dan matanya. Wonyoung refleks menutup matanya, menikmati ciuman Haruto yang kini turun ke kedua pipinya dan berakhir di bibirnya.














Haruto sudah berada di dalam pesawat. Akhirnya setelah hampir satu bulan di negeri orang, ia kembali ke tanah kelahiran sang kekasih tercinta. Perasaannya was-was, sebab pesawat yang ia naiki sudah delay lima jam. Otomatis Haruto tidak bisa sampai tepat waktu besok sesuai janjinya dengan Wonyoung. Ia takut terlambat menemani gadisnya kemoterapi.

Seperti sekarang, Haruto berlarian di lorong rumah sakit menuju ruang kemoterapi. Daah tadi mengirimkan pesan kalau Wonyoung sudah akan masuk, itu sebabnya ia terburu-buru.

We Got 'Love' ||WONRUTO|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang