26. Terus menanti

1.5K 36 2
                                    

Keesokan harinya,  berita mengenai pengeroyokan yang terjadi menimpa Mr.  El bersama Anneth,  juga supir ajudannya pun ramai tersiar.

Malam itu,  Mr.  El masih sangat beruntung,  karena dikira sudah tidak bernafas dan ditinggalkan begitu saja.  Nyatanya,  Mr.  El masih sempat merogoh ponselnya dan menekan bala bantuan sampai akhirnya kesadaran Mr.  El benar-benar hilang sepenuhnya.

Semua orang heboh tak terkecuali dengan Camelia. Berita mengejutkan lagi,  Anneth beserta dua ajudan dari Mr.  El harus menghembuskan nafas terakhir mereka malam itu juga.

Lebih tak terduga lagi,  pada saat turun dari kendaraan untuk menyelamatkan Anneth,  Mr.  El tak kalah cerdas dan licik.  Mr.  El menyalakan rekaman suara dan kamera kecil di saku baju bagian kemeja dan juga lampu mobil miliknya.  Semua ini menjadi barang bukti kuat untuk mengetahui siapa pelaku yang dengan keji menyerang mereka.

Hal itu masih dirahasiakan, agar para pelaku dapat segera diringkus.

Rumah Sakit Pusat Kota.

Mr.  El mengalami koma selama satu minggu di ruangan unit gawat darurat dan kini telah dipindahkan ke ruangan Vip.

"Daddy.." Ucap Joseph lirih dan terus berada di sisi ayahnya yang sedang koma.

"Mommy sudah tidak ada lagi, hanya daddy lah yang kumiliki.." isak Joseph tak kuasa menahan kesedihannya.

Setelah Anneth meninggal dunia,  tersisalah Mr. El selaku orang tua sekaligus keluarga satu-satunya.  Karena Joseph sudah mengetahui kebenaran mengenai hubungan Mr.  El dengan keluarga Alvaresh.

"Elbert.. Putraku sayang, maafkan mommy yang tidak bisa berbuat apa-apa.." isak Mrs.  Rhena, tangisan tulus pada Mr.  El.  Karena Mr.  El merupakan putra kebanggaan dari Mrs. Rhena.

"Mom,  kita doakan saja yang terbaik untuk Elbert." Ucap Mr.  Trice.

"Joseph, maafkan granny,  granny mohon kembalilah pada keluarga kita yang dulu.." ucap Mrs.  Rhena.

Beberapa saat kemudian,  Camelia datang berkunjung, dan sangat disayangkan. Kehadiran Camelia tentu tidak diterima oleh keluarga Alvaresh,  dan dianggap benalu yang harua disingkirkan.

"Kakak!" Ucap Joseph yang menyambut kedatangan Camelia.

"Selamat malam,  granny,  paman dan Veter." Ucap Camelia tanpa merasa rendah diri seperti dulu.

"Apakah kau sekarang secara terang-terangan ingin menetangku?" Ucap Mrs.  Rhena dengan tatapan penuh dengan kebencian.

"Granny,  aku..--"

Plakh..
"Jangan panggil aku dengan mulut kotormu itu!" Cela Mrs. Rhena dengan satu tamparan keras di wajah Camelia.

"Granny! Mommy!" Ucap mereka menghentikan tindakan yang telah dilakukan oleh Mrs. Rhena.

"Joseph, maafkan aku,  jika kedatanganku mengganggumu. " Ucap Camelia tanpa mempedulikan Mrs.  Rhena.

"Tidak kak. Tentu,  daddy akan lekas pulih, jika tahu kakak berada di sini." Ucap Joseph, yang terlihat sengaja membuat keluarga Alvaresh kesal. Sepertinya,  Joseph juga muak dengan perilaku keluarga Alvaresh yang sangat angkuh itu.

"Joseph,  wanita ini telah menghancurkan keluarga kita!" Ucap Mrs.  Rhena.

"Granny, aku hargai ketulusan granny datang kemari.  Namun, akulah yang berhak menentukan siapa yang pantas datang berkunjung. Menurutku,  kak Camelia tidak melakukan kesalahan apapun,  sehingga pantas mendapat perlakuan kasar dari granny!" Tegas Joseph.

"Joseph,  jaga tutur katamu,  ini adalah orang tua kita semua." Tegas Mr.  Trice.

"Hentikan paman, aku sudah lelah dengan situasi ini.  Lagipula,  kami hanyalah orang asing bagi keluarga Alvaresh,  tidakkah itu yang selama ini sudah tersebar di masyarakat umum?"

"Joseph, granny melakukan itu untuk membuat efek jera pada ayahmu,  oke.. " bujuk Mrs.  Rhena.

"Sudah cukup,  granny.  Aku bukanlah anak laki-laki usia sepuluh tahun,  yang hanya diam saja melihat kondisi tidak adil di dalam keluarga." Tegas Joseph.

"Joseph!"

Plakh.. Veter menampar wajah Joseph hingga mengeluarkan darah.

"Veter!  Bodoh!" Bentak Mr.  Trice.

"Tuan nyonya,  mohon jangan buat keributan di tempat ini.  Pasien harus mendapatkan ketenangan,  bukan hal-hal seperti ini." Ucap salah seorang dokter yang datang bersama dengan beberapa pengawal dari Mr. El,  Camelia diam-diam menghubungi mereka sedari tadi.

"Kau dan ayahmu memang pantas keluar dari keluarga Alvaresh,  dasar tidak tahu diuntung!" Cela Veter,  lalu keluar paksa dari dalam ruangan tempat Mr.  El du rawat.

Joseph menangis di dalam dekapan Camelia. Perasaannya sangat hancur dan kacau.  Terlebih lagi,  ketika harus mendengar dan melihat perilaku keji dari keluarga Alvaresh.

"Kakak,  aku hanya ingin hidup bahagia bersama keluargaku..  Apakah aku salah mengharapkan hal itu?" Ucap Joseph sembari terus terisak hancur.

"Joseph, anak baik..  Kau sangat pantas untuk bahagia. Kakak berjanji,  akan terus berada disisimu,  dan menjadi bahu untukmu bersandar." Ucap Camelia yang tak kuasa menahan kesedihannya.

Disaat semua orang meninggalkan bahkan mencoba mengambil keuntungan dari kejadian nahas yang menimpa keluarga Mr.  El,  hanya Camelia yang tulus berada di sisi mereka.

Camelia terus datang berkunjung bahkan terkadang turut menginap bersama Joseph dan bawahan Mr. El lainnya.

Setelah satu bulan berlalu bahkan dua tiga empat lima enam bulan berlalu. Kasus yang menyangkut pembunuhan berencana menimpa Mr.  El pun terkuak ke publik.

Seperti dugaan,  semua heboh dan berita pun terus tersiar.  Mr. Nuel sebagai otak utama pun harus diringkus tanpa bisa melakukan perlawanan,  setelah semua bukti terkuak ke muka umum.

Tak hanya Mr.  Nuel,  namun Veter pun turut serta terseret atas tuduhan telah bersekongkol dalam rencana. Keluarga Alavaresh benar-benar berada di situasi yang kacau balau.
Semua kasus korupsi besar yang dilakukan Veter selama menjalankan berbagai bisnis juga terkuak. Tak sampai di situ saja, Veter juga terlibat dalam kasus kekerasan pada seorang wanita muda.

Wanita muda yang menjadi kekasihnya,  berkali-kali mengalami kekerasan fisik maupun mental dari Veter. Wanita ini yang merupakan putri tunggal dari salah satu konglomerat terkenal di kota A.

Mrs. Rhena yang syok pun harus mengalami serangan jantung bahkan jatuh sakit hingga lumpuh total akibat guncangan hebat menimpa keluarga yang sangat dijunjung tinggi itu.

Joseph pun tak kalah terpukul,  dan benar-benar dibuat syok berat.  Joseph sempat jatuh sakit dan tak bisa merawat serta menjaga ayahnya,  Mr.  El.

Beruntung,  Camelia terus mendampingi Joseph dengan rasa yang sangat tulus.

Satu tahun lebih sudah, Mr.  El masih terus terbaring tak berdaya di atas tempat tidur. Begitulah kiranya,  Camelia setia menantikan Mr. El tersadar kembali. Camelia bahkan harus mengontrol pekerjaannya dari jarak jauh,  juga Joseph yang menempuh pendidikan lanjut sembari mengurus berbagai usaha bisnis Mr.  El.

Momen kesadaran Mr.  El yang dinantikan pun tiba,  meski bersamaan dengan berita mengejutkan.

"Tuan Elbert,  kemungkinan bisa kembali sadar namun dengan kekurangan yang diakibatkan oleh benturan keras di area kepala,  serta syok berat dimasa kritis satu tahun lalu." Ucap salah seorang dokter yang selama ini menangani Mr.  El.

Camelia dan Joseph terlihat siap akan apa yang dokter katakan.

"Tuan Elbert akan kembali bangun dalam kondisi sistem saraf yang rusak permanen."

Mendengar kebenaran itu,  sontak membuat Camelia seakan kehilangan harapan,  begitu pula dengan Joseph.  Sosok ayah yang selama ini telah bersamanya dengan semua kebijaksanaannya,  tentu membuat Joseph tak kuasa menahan kesedihannya.

TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang