8. Kau sangat berarti

6.1K 66 0
                                    

”Bangsat!” Veter mengumpat, dan menjambak rambutnya sendiri.

”Camelia Hebrew istriku, bukalah pintunya. Aku ingin kita bicara,” ucap Veter samar-samar terdengar dari balik pintu.

Karena kamar-kamar memiliki peredam suara ketika dikunci, tentu sulit untuk berkomunikasi dari balik pintu saja.

Camel pun beranjak dari tempat tidur ke arah pintu kamar.

”Bukankah kau sangat sibuk, Veter? Mengapa kau ingin bicara padaku?”

”Camelia, aku tidak mengerti dengan ucapanmu? Sebenarnya, apa maksud dari ucapanmu malam ini? Wanita di luar negeri? Apa selama ini kau memendam amarah hanya karena gurauan itu?”

”Gurauan? Kau sangat naif, Veter. Bagaimana bisa kau bergurau akan hal-hal yang sangat sensitif. Ucapanmu sangat gila dan tidak masuk akal.”

”Camelia, istriku.. aku akui, bibi Annette memang selalu menyodorkan padaku wanita-wanita muda, dan ada begitu banyak wanita yang sudah kutemui. Namun, apa artinya wanita murahan diluar sana, jika istriku disini sudah sempurna..”

”Hentikanlah omong kosongmu Veter, ucapanmu membuatku mual!” Bentak Camelia.

”Maafkan aku, jika ucapanku malam itu membuat hatimu terluka. Jujur, aku mengatakan itu karena aku kesal pada bibi Annette. Bibi Annette selalu menggodaku untuk berpaling darimu. Kau mungkin sering kali mendengar bahwa Veter Alvaresh si pria mata keranjang? Veter memiliki banyak wanita, dan sebagainya.. kau bahkan tidak pernah memercayaiku?”

“Veter, sudahi omong kosong dan pembelaan dirimu, aku ingin muntah!”

”Silakan muntah saja, Camelia. Camelia, aku memang pernah melakukan kesalahan padamu, aku pernah membuatmu trauma dengan sikap kasarku, aku sangat menyesal, semua terjadi begitu saja, aku tidak mampu mengontrol emosiku yang tiba-tiba meluap karena tuduhan tak pasti dirimu. Sejak saat itu, aku selalu berusaha untuk menghindari pertengkaran denganmu, aku takut rasa traumamu akan kembali lagi. Aku memang salah, telah mengucapkan kata-kata tidak pantas seperti itu.”

”Apakah kau sudah mulai menyadarinya sekarang, Veter Alvaresh?” Camel menatap tajam ke arah Veter.

”Dulu, aku memang pria yang suka berganti wanita dan tidak pernah serius dengan hubungan.. namun, semua kutanggalkan, sejak kita menikah, meskipun hingga saat ini masih ada wanita yang berusaha untuk menggoyahkan aku.” Ucap Veter dengan wajah sendu, lalu duduk di sofa kamar.

”Aku sempat terjerat dengan perasaan hampa bersama seorang wanita, itu terjadi ketika hubungan pernikahan kita semakin kacau dan selalu terjadi pertengkaran. Tapi aku bersumpah, aku tidak pernah bertindak diluar kendaliku, apalagi tidur dengan seorang wanita sejak kita sudah menikah. Kau boleh lacak semua rekam jejakku, tentu saja kau mampu melakukannya, bukan?”

”Haruskah aku berpura-pura percaya pada ucapan palsumu, Veter?”

”Camelia, aku bersumpah dan bersungguh-sungguh, aku tidak pernah bermain gila dengan wanita manapun sekalipun terkadang aku ingin mencobanya karena circle pergaulanku terkadang tidak stabil.”

”Aku tidak percaya pada kata-kata palsumu, aku sangat sangat tidak bisa mempercayainya.”

Veter meraih kedua pergelangan tangan Camel.

”Maaf, karena aku tidak menyadari luka dihatimu selama ini, yang diakibatkan oleh sikap keluargaku. Aku melihat kau tetao tersenyum bahkan ketika ada gurauan tentang kondisimu yang tak kunjung hamil. Kau bahkan tidak mengutarakan segalanya padaku..” ucap Veter, menyentuh wajah Camel.

“Pernahkah kau bertanya, bagaimana perasaanku, bagaimana kabarku, sudahkah aku makan dengan baik, sudahkah aku menyesaikan pekerjaanku dengan baik.. pernahkah kau ingin tahu keberadaan dan perasaanku walau hanya sekali saja?” ucap Camel dengan bibir yang bergetar dan tubuh yang bergetar hebat.

TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang