28. Hal yang kutakutkan

1.9K 26 2
                                    

Setiap harinya,  Camelia selalu disibukan dengan segudang pekerjaan,  dokumen menumpuk.  Bahkan pesanan desain dari para klien yang sudah berlangganan atau yang baru tahu kepiawaian Camelia dalam membuat berbagai desain..
Karena hal itu pula,  Camelia harus pulang pergi terbang ke luar negeri untuk menghadiri berbagai undangan.

Semakin lama, usaha kerja keras Camelia benar-benar membuahkan hasil yang memuaskan. Desainnya semakin di kenal,  bahkan di kalangam sosialita kelas atas.

Waktu untuk istirahat dipergunakan dengan sangat baik,  karena setiap harinya selalu ada agenda rutin atau bahkan mendadak.

Hingga disuatu saat,  Camelia sudah tak lagi sempat untuk menjenguk Mr. El yang hingga saat ini masih tak berdaya.  Dengan hanya mengandalkan bantuan dari orang sekitar dan sebuah kursi roda.

°Mansion Kediaman keluarga Hebrew°

"Akhirnya,  tuan putri kita yang sudah semakin terkenal di kalangan sosial kelas atas pun meluangkan waktu untuk keluarganya." Ucap Carolos,  saudara laki-laki pertama Camelia.

"Hai semua,  maafkan aku,  aku benar-benar sibuk." Ucap Camelia,  sembari berpelukan dengan seluruh anggota keluarga yang sedang berkumpul.

"Kami bangga dengan semua pencapaianmu.  Namun,  jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan,  agar selalu energik seperti granny dan grandpa." Ucap Mrs.  Rosalia,  nenek Camelia.

"Tentu saja,  granny. Aku selalu rutin mengecek kesehatan pada dokter,  dan mengkonsumsi suplemen."

"Ya, kami bahagia,  melihatmu sudah sehebat ini.  Kau memang putri yang selalu kami banggakan." Ucap Mr.  Deolopa.

"Thank you,  daddy dan semuanya."

Setelah saling melepas rindu, keluarga Hebrew pun melanjutkan dengan pesta keluarga. Makan bersama dan bersenang-senang.

Sepanjang pesta berlangsung,  Camelia hanya fokus pada keluarganya dan tak lagi sempat untuk bermain ponsel. Karena waktu bersama keluarga adalah hal yang paling utama.

"Selamat,  atas pernikahan kakak. Semoga kakak selalu bahagia." Ucap Camelia,  pada saudara keduanya,  Carment.

"Thank you,  Camelia. Kuharap,  kelak kau juga akan menemukan kebahagiaanmu." Ucap Carment pada Camelia, sembari merangkul Camelia.

"Istriku sedang mengandung anak pertama kami.  Kami sangat tidak sabar menantikan kelahirannya. Karena hal itu,  istriku tidak dapat hadir kemari untuk menyambutmu."

"Ya,  aku turut bahagia.  Aku akan datang ke Paris,  ketika putra pertama kalian lahir. Oke!"

"Oke.  Kami akan selalu menantikannya."

Bahka hingga ke esokan harinya,  Camelia benar-benar tak melihat layar ponsel.

"Nona muda,  di depan ada tamu,  asisten Boaz." Ucap salah seorang asisten rumah tangga.

Camelia pun bergegas untuk menemui Boaz,  yang tiba-tiba datang ke kediaman keluarganya.

•••

"Tuan Boaz,  ada apa dengan hari liburmu? Bukankah,  aku sudah memberikan waktu bebas?" Ucap Camelia,  sembari memerintahkan pelayan untuk menyuguhkan teh manis.

"Madam,  maaf. Tapi sepertinya,  madam benar-benar sedang menikmati hari bersama keluarga."

"Ya,  tentu saja. Apakah ada masalah,  Tuan Boaz?"

"Madam,  Tuan muda Joseph terus menghubungi madam,  namun madam tidak menjawab.  Sehingga Tuan Joseph mencariku. Itulah yang membuatku datang kemari."

TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang