18. Mencoba atau tidak

2.4K 28 0
                                    

Malam dijanjikan sebelumnya pun tiba, Hans menjemput Camelia dari apartemen kediamannya.

"Selamat malam, Nona Camelia," sapa Hans, ketika baru saja tiba di loby apartemen kediaman Camelia.

"Selamat malam, tuan Hans. Terima kasih sudah menjemputku." Ucap Camelia.

Keduanya pun pergi berdua, dengan Hans yang sendiri yang mengendarai, meski para bodyguard juga sedang mengikuti mereka untuk sebuah pengawalan.

"Terkadang, aku rindu dengan kehidupan yang normal seperti masyarakat pada umumnya. Namun, itu ternyata juga cukup sulit." Ucap Hans sembari menyetir.

"Ya, tentu saja tuan. Namun, semua itu dilakukan demi keamanan, bukan?"

"Ya, Nona. Hanya saja, aku terkadang merasa ingin bebas pergi kemanapun." Ucap Hans dengan senyuman hangatnya.

***

Mereka pun tiba di acara pemeran seni milik Hans.

Semua yang hadir adalah dari kalangan sosialita, hampir tidak ada dari kalangan menengah.

"Selamat malam, Tuan Hans dan Madam Camelia." Ucap salah seorang wanita muda yang turut hadir, yang tak lain ialah Claire, saudara sepupu dari Veter.

"Selamat malam, selamat menikmati acara yang ada," balas Hans. Melihat ekspresi datar dari Camelia, seprtinya Hans sudah menduga ada hubungan yang tidak menyenangkan diantara mereka.

 Melihat ekspresi datar dari Camelia, seprtinya Hans sudah menduga ada hubungan yang tidak menyenangkan diantara mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Camelia, apakah kehidupan barumu jauh lebih bebas sekarang?" ucap Claire, sengaja menyindir Camelia.

Camelia berbalik sejenak dengan senyuman dibibirnya. "Seperti yang kau lihat, Claire. Bebas dengan segala pencapaianku, dan bukan hanya sibuk memperhatikan kehidupan orang lain sebagai bahan gunjingan."Ketus Camelia.

Mendengar balasan telak dari Camelia, tentu membuat Claire meradang dibuatnya.

"Wah, sudah mulai bisa membanggakan diri, tidak seperti dulu, hanya sebatas katak di dalam tempurung."Cela Claire.

Camelia membalasnya dengam tawa ejekan. "Terima kasih atas pujianmu, Nona Claire. Karena setelah keluar dari lingkungan lama, aku baru menyadari nilaiku jauh lebih baik."

Claire si wanita tidak mau kalah pun merasa cukup kesal dan tentu iri dengan segala pencapaian Camelia. Karena sejak dulu, Claire memang si tukang iri dengki.

"Tapi aku cukup perihatin dengan Veter, kalian bahkan harus berpisah ketika Veter masih dalam kondisi koma. Tidakkah itu keterlaluan, Camelia?"

"Sepertinya, kita tidak sedekat itu, sehingga Nona Claire begitu tahu mengenai kehidupan pribadiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya, kita tidak sedekat itu, sehingga Nona Claire begitu tahu mengenai kehidupan pribadiku."

"Madam Camelia, pertemuan dengan pengusaha dari kota D sudah akan dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Madam Camelia, pertemuan dengan pengusaha dari kota D sudah akan dimulai." Ucap Boaz memotong percakapan tidak menyenangkan itu. Boaz terlalu peka, dan paham akan ketidaknyamanan dari Camelia.

" Boaz," ucap Claire terkejut, melihat Boaz adalah bawahan dari Camelia.

"Nona Claire, mohon maaf atas ketidaksopananku, sepertinya aku ada urusan penting, sampai jumpa." Ucap Camelia lalu melangkah pergi dari hadapan Claire.

"Boaz! Tunggu! Apakah kau tidak ingin berbicara padaku?" ucap Claire dengan tatapan penuh kerinduan. Seakan, ada sesuatu hal dimasa lalu yang membuat mereka kini saling tak bertegur sapa.

"Boaz!" Claire meraih lengan kemeja yang sedang Boaz kenakan, bahkan menghadang langkah Boaz yang akan mengikuti Camelia.

"Maaf, aku sedang bekerja." Ucap Boaz mengabaikan.

"Boaz, apa kau bekerja untuk Camelia, mantan istri dari saudara sepupuku?" tanya Claire lagi, berharap Boaz akan mendengarkannya.

Namun, Boaz jauh lebih profesional, dan enggan untuk meladeni Claire.

"Maaf, aku harus selalu disisi madam Camelia. Lalu, kuharap, Nona bisa lebih sopan lagi menyebut nama madam." Tegas Boaz, lalu berlalu dari hadapan Claire.

"Boaz, apakah kau masih membenciku? Aku tidak bisa membiarkanmu begitu saja.." Ucap Claire, yang mulai terobsesi pada Boaz.

•••

Sementara di ruang pertemuan, Camelia tidak terlalu mengekang pergerakan Boaz dan membiarkan Boaz.

"Madam, maafkan aku, aku sedikit terlambat." Ucap Boaz pada Camelia setelah membiarkan Camelia masuk tanpa pengawalan.

" Ucap Boaz pada Camelia setelah membiarkan Camelia masuk tanpa pengawalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sedang tidak dalam kondisi bekerja dan hanya menemaniku sebentar. Jadi tidak perlu merasa bersalah."

"Madam aku akan mengatakan segalanya mengenai kejadian malam ini pada madam, pada waktu yang tepat."

"Tidak masalah, hanya saja, jika bertemu dengan wanita cantik kau seharusnya lebih ramah, bukan?"

"Maksud madam, Nona Claire?"

"Mungkin," ucap Camelia dengan segelas wine di tangannya.

"Wanita itu sudah berani bertindak tidak sopan pada madam, jadi tidak ada alasan bagiku untuk menganggapnya sebagai wanita." Ucap Boaz yakin.

Camelia pun membalas dengan tawa. "Tuan Boaz, sepertinya orang itu tidak menyerah untukmu." Camelia menunjuk ke arah sisi aula kedua tempat mereka sedang berada.

Rupanya, Claire benar-benar terus mengikuti Boaz, namun Boaz terlihat enggan pada Claire.

"Madam lebih penting lagi, mengapa madam tidak bersama tuan Hans?"

"Kau lihat saja, bagaimana gerakgerikku seakan terus dipantau. Sejak awal kedatanganku, aku sudah menyadarinya. Tuan Hans pun sepertinya cukup peka, bukan?"

"Tuan Hans, sungguh pria sejati dan tampan, madam."

"Sangat jarang kau melontarkan sebuah pujian. Sepertinya, aku akan lebih memikirkan ke depannya." Ucapan Camelia seolah akan segera kembali membuka hatinya pada Hans.
Ataukah, itu hanya sebatas guyonan semata.

***

TERGODA PAMAN dari SUAMIKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang