"Rasa ini terasa begitu jelas, seperti kupu-kupu yang bertebaran bebas."
- Elvina Gizha Caroline
***Langit sore ini cerah sama seperti suasana hati gadis cantik, yang telah menanti saat ini tiba. Ia sampai berkutik di dapur selama 1 jam lamanya.
" Ibu! Aku pergi ke rumah Alexa dulu ya, sekalian nginep bareng yang lain."
" Eh bentar, ini ada ayam kremes buat Tante Caca sama temen kamu. Nanti suruh cobain ya? terus kamu yang akur main nya." Ibu Elvina menyerahkan sebungkus kotak nasi besar kearah putrinya.
" Siap Ibu! Aku jalan
sekarang ya? "" Iya, hati-hati nak."
Ibu diam-diam tersenyum menatap kepergian putri tunggal nya itu, semoga dia menghargai usahamu nak, batin nya penuh harap.
***
" Ngapain nyuruh gue kesini? " Cowok dengan perawakan badan kekar, tinggi 180 cm, dan wajah tegas namun terkesan cuek itu duduk di sofa dengan santai. Bahkan ia tak ragu untuk menaikkan kaki nya diatas meja.
Alexa mendelik tajam. "Kaki lo yang sopan napa!"
Cowok itu yang semula duduk bersenderan di sofa dengan kaki diatas meja langsung duduk tegap dengan tangan yang disilangkan depan dada kekar nya. " Jadi lo mau minta bantuan apa lagi dari gue? To the point, gue banyak urusan. "
" Gue mau lo selidiki dimana aja si Baby pada tanggal saat gue pingsan di tengah hutan dan tertimpa kelapa,"
" Menurut lo itu janggal kan? Ngapain gue kesana sendirian apalagi sampai tertimpa buah kelapa yang gue gak suka sama itu buah, dan pasti ada sebab lain lagi sampe gue lupa ingatan." lanjut Alexa dengan alis dinaikkan sebelah.
" Ya, itu cukup janggal. Gue selidiki di markas nanti, kalo gitu gue cabut. "
Alexa mengangguk. " Kirim semua data dan bukti tanpa terkecuali, makasih bro, "
Cowok itu mengacungkan jempol lalu melenggang pergi dengan motor sport nya.
Setelah lama terdiam, Alexa bergumam. " Tuh anak emang se songong itu kah?!dari dulu sampai sekarang dia gak berubah ya, Al. Walaupun begitu lo percaya banget sama tuh orang." Alexa Olivia Abraham yang sekarang di dalam tubuh nya adalah Elena Rosaline, ia mendapatkan ingatan semua itu dari Alexa yang akhir-akhir ini mendatangi nya lewat mimpi di tengah malam yang kelam. Dia memberikan pesan juga untuk menyelidiki kematian nya dan membalaskan dendam dirinya. Itu adalah bentuk timbal balik karena Alexa mengizinkan tubuhnya dirasuki oleh jiwa Elena yang seharusnya sudah berada di isekai. Entah Elena harus bersyukur atau menyalahkan takdir, karena sebenarnya ia sudah muak dan ingin bertemu dengan Bunda nya. Tapi jika diberi kesempatan emas seperti ini untuk setidaknya menghempaskan para hama dunia akan lebih baik untuk dirinya daripada mati dengan tidak adil.
" Gue bakal balas dendam, pada bedebah yang menginginkan kematian gue."
***
Tok! Tok! Tok!Dua kali Elvina mengetuk pintu, sesaat kemudian pintu terbuka dan menampilkan Alexa dengan balutan kaus santainya dan sedang membawa cemilan ditangan kiri nya.
Alexa mengernyit. " Lama banget sih kalian, rumah gue gak sampe di Korea ya,"
" Aduh lo kalo mau ngomel salahin sebelah gue nih, kalo mandi lama banget buset," jawab Elvina menyindir Kanaya yang berada disamping nya.
Kanaya cengengesan. " Mandi itu perlu dinikmati dan perlu ngelamun dulu bro,"
" Ini gak disuruh masuk dulu gitu? " sahut Aysha tanpa menggubris decihan kesal dari bibir Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT ALEXA [TRANSMIGRASI]
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Elena Rosaline adalah seorang gadis cantik yang mulutnya suka sekali ceplas-ceplos, seorang mahasiswi yang sebentar lagi lulus kuliah, datar bgtt orangnya kek triplek berjalan, dingin, baik dan ramah kepada orang yang tepa...