🌻1🌻

5K 211 33
                                    

Kehidupan terus berjalan, seperti waktu yang terus berputar, tanpa terasa kandungan Salma kini telah menginjak usia empat bulan artinya Salma telah lolos masa kehamilan trimester satu, lolos dari kehamilan trimester satu tanpa ada masalah dengan kandungannya tentu membawa kelegaan pada diri Salma sebagai ibu hamil.

Kelegaan juga dirasakan oleh Rony sebagai calon ayah yang mengalami mual muntah hampir setiap hari yang membuat berat badannya cukup turun dengan drastis karena efek mual dan muntah membuat nafsu makannya sering kali hilang seketika. Dan saat sang istri memasuki kehamilan trimester kedua ini perlahan-lahan mual muntah nya yang ia rasakan mulai menghilang, bahkan nafsu makannya pun perlahan kembali seperti sedia kala.

Jika kondisi Rony membaik, lain hal nya dengan kondisi Salma, memasuki trimester kedua ini Salma menjadi lebih sensitif terlebih soal perasaan yang membuat Salma menjadi mudah menangis tak jarang menjadi manja bahkan tak jarang pula tantrum seperti balita jika keinginannya tak segera di turuti oleh Rony.

Seperti malam ini, Salma tampak merengek dengan air mata yang hampir jatuh membasahi kedua pipinya saat Rony menolak dengan tegas apa yang sedang ia inginkan.

"Tega kamu sama Anantara, gitu bilangnya sayang sama Anantara, tapi keinginan kecil Anantara aja kamu enggak mau nurutin." Racau Salma dengan suara manjanya yang seperti hendak menangis keras.

Melihat Salma merengek membuat Rony mengusap wajah dengan kasarnya sembari menghembuskan nafas sejenak untuk menambah stok kesabarannya pada bumil yang cukup menguji kesabarannya ini.

"Sayang, keinginan kamu yang mana yang enggak Mas kabulkan kalau memang keinginan kamu itu hal yang wajar." Ucap Rony

"Apa yang enggak wajar dari sekedar pingin makan mangga muda Mas." Tegas Salma

"Kalau emang sekedar mau mangga muda, ayo sekarang kita berangkat beli, mau berapa? Satu supermarket kamu minta pun bakal Mas beliin sekarang juga sayang." Ujar Rony

"Ishh, kok beli sih Mas, aku maunya makan mangga muda curian, dan aku mau lihat langsung kamu yang nyuri mangganya Mas." Tutur Salma

"Nah itu tuh, disitu tuh sayang letak enggak wajarnya, gimana bisa kamu minta aku nyuri, sedangkan sesusah susahnya aku, aku enggak pernah nyuri gimana bisa sekarang anak aku masih dalam kandungan udah minta Papinya nyuri, enggak masuk akal banget sayang." Protes Rony pada keinginan istrinya itu.

"Jadi kamu meragukan keinginannya Anantara?" Tanya Salma dengan tatapan puppy eyesnya.

"Bukan gitu sayang, tapi ini sangat enggak wajar sayangku, kita beli aja ya mangga mudanya ya? Anantara mau mangga muda kan? Jadi ayo kita beli mangga mudanya sekarang ya." Tawar Rony pada Salma

"Kamu dengerin keinginan aku enggak sih Mas? Anantara maunya makan mangga muda hasil curian dan aku mau lihat langsung waktu kamu nyuri mangganya, kamu ngerti enggak sih." Omel Salma yang membuat Rony memijat keningnya

"Nak, kenapa susah sekali keinginannya sayang." Ucap Rony didepan perut Salma yang mulai terlihat baby bump nya itu.

"Enggak susah Papi, tinggal ayo kita cari pohon mangganya, ambil buahnya, Mami lihat Papi ambil mangganya lepas itu Mami makan, selesai deh ngidamnya." Tutur Salma dengan mudahnya yang membuat kepala Rony terasa pening seketika.

"Jam sudah menunjukkan pukul 21.00, sesuai anjuran dokter kamu enggak boleh tidur larut malam, jadi ayo kita tidur." Tegas Rony tak menghiraukan keinginan Salma membuatnya beranjak mematikan lampu dan membaringkan tubuhnya diranjang.

Keinginannya tak dituruti oleh Rony membuat Salma membelakangi tubuh Rony dengan penuh rasa kesal hingga isakan kecil keluar dari mulut Salma.

Rony yang sebenarnya tak benar-benar tidur pun dapat mendengar isakan kecil Salma yang membuatnya memejamkan matanya sejenak untuk bisa mengontrol jiwanya terlebih dahulu sebelum bisa mengontrol jiwa Salma.

"Sayang kenapa?" Tanya Rony sesaat setelah berhasil mengontrol dirinya.

Ditanya Rony mengapa dirinya terisak membuat isakan Salma semakin terdengar yang membuat Rony buru-buru beranjak bangun untuk menyalakan lampu kamarnya.

"Sayang kenapa nangis? Ada yang sakit kah badannya? Perutnya sayang sakit? Kram lagi kah perutnya? Atau pinggang dan punggungnya sakit?" Tanya Rony dengan sedikit khawatir sembari berjongkok dihadapan Salma.

Iya, memasuki trimester kedua ini Salma kerap kali mengalami kram perut jika terlalu banyak beraktivitas, tak hanya kram perut, Salma juga kerap kali mengeluh pinggang dan punggungnya terasa sakit jika terlalu lama berdiri ataupun duduk , oleh sebab itu Rony begitu overproktetif pada istrinya itu yang membuatnya seketika panik saat istrinya diam ataupun tiba-tiba menangis.

"Mau mangga muda hasil curian Mas, mau lihat langsung kamu nyuri mangga nya Mas." Ucap Salma dengan terisak yang membuat Rony tertunduk lesu.

Melihat istrinya menangis hingga terisak tentu saja membuat Rony begitu tak tega, tapi jika mencerna keinginan istrinya tentu saja membuatnya hampir gila.

"Nak, enggak mau ganti pingin yang lain aja selain mangga curian? Papi takut digebukin warga nak." Ucap Rony dengan memelas sembari mengusap perut Salma.

"Enggak bakal digebukin Papi, asal Papi hati-hati lagi pula kan Papi ambilnya malam-malam, orang udah pada tidur, please Papi Anantara mau mangga curian." Tutur Salma dengan isakannya dan suara layaknya anak kecil.

Rony benar-bener tak habis pikir dengan keinginan istrinya itu, dari sekian banyaknya orang ngidam entah mengapa Rony merasa ngidam istrinya inilah yang diluar nalar, dituruti salah tak dituruti makin salah membuat Rony mengusap wajahnya dengan gusar.

Untung saja Rony dan Salma kini tak lagi tinggal bersama orang tua mereka lantaran mereka ingin hidup mandiri guna mempersiapkan diri menjadi orang tua, jika mereka masih tinggal bersama orang tua mereka, sudah dapat Rony pastikan keinginan Salma ini akan membuat perdebatan panjang.

"Baiklah, tampaknya memang keinginan ini tak bisa lagi kita ajak bernegosiasi, demi anak dan istri meski berat dan cukup beresiko mari kita usahakan, jadi ayo kita cari sayang, tapi janji dulu enggak boleh nangis ya cantiknya Mas ini." Ujar Rony sembari menghapus sisa air mata yang membasahi pipi mulus istrinya itu.

"Beneran kita cari mangganya Mas?" Tanya Salma dengan penuh semangat.

"Iya sayang demi istri dan anak meski harus mendaki gunung dan membelah lautan pasti akan Mas usahakan apalagi hanya sekedar mangga curian, ya meski dengan sedikit tangisan." Ujar Rony dengan memijat tengkuknya yang terasa berat karena rasa kantuk yang mulai datang.

"Kenapa pakai ada tangisannya Mas? Aku cuman ke kamu minta mangga muda bukan minta kamu membelah lautan dan mendaki gunung, jadi jangan berlebihan deh." Ucap sembari mengenakan hijabnya dengan semangat karena akhirnya Rony akan menuruti keinginannya.

Tak mampu lagi berkata, itulah yang kini sedang Rony rasakan, enteng sekali istrinya itu menganggapnya berlebihan disaat keinginannya diluar nalar.

"Gimana enggak pakai sedikit tangisan mangga enggak seberapa taruhan nyawa digebukin warga, ya Allah mudahkan lah hamba untuk mencuri mangga, hamba tau hamba salah ya Allah, tapi hamba hanya ingin menjadi suami yang bertanggung jawab dan selalu membahagiakan istri hamba ya Allah, tolong ampuni hamba." Batin Rony saat melihat istrinya tampak bersemangat bersiap untuk mencari pohon mangga yang siap untuk ia curi.

Haloo semuanya🫶🫶
Author comeback bersama DAMAINA
Setelah keluar zona nyaman di ANANTARA, kali ini Author kembali menantang diri ini untuk keluar dari Zona nyaman dengan menuruti keinginan kalian ini.
Jujur aja sejauh Author berkarya, ini kali pertama Author bikin sequel/ Season 2, meski belum tau nih cerita mau dibawa kemana arahnya, tapi Author akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya dengan indah. Semoga kalian tetap suka ya dengan karya yang banyak diminta ini 🫶🫶
Sehat-sehat para kesayanganku🫶🫶
Salmonku menyala selalu🔥🔥🔥

DAMAINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang