🌻29🌻

1.5K 181 33
                                    

Waktu terus berjalan, kini jam telah menunjukkan pukul 22.00 malam waktu setempat. Terlihat Salma telah berada diruang perawatannya sembari mengalungkan kedua tangannya pada leher Rony sementara Rony senantiasa tak henti-hentinya mengusap punggung sang istri dengan besar harapan usapan lembutnya bisa sedikit mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh sang istri.

Terlihat pula keluarga besar keduanya tampak duduk diruang tamu ruang perawatan Salma. Iya mereka semua datang setelah acara Juan dan Liana usai. Dan untung saja Paul bisa menghandle semuanya sehingga tak perlu ada yang tau soal kesalahpahaman yang terjadi antara Rony dan Salma yang membuat Salma berujung terjadi pembukaan jalan lahir.

1 jam yang lalu dokter telah melakukan pemeriksaan terhadap Salma. Dan hasilnya, Salma telah memasuki pembukaan ke delapan yang artinya tak lama lagi pembukaan itu akan sempurna dan Salma akan menjalani proses persalinan.

"Mas sakit—" lirih Salma di tengah remasan kuatnya pada baju Rony.

"Iya sayang, datang lagi ya kontraksinya? Sabar ya sayang anantara sedang mencari jalan keluarnya makannya terasa sangat sakit, ayo atur nafasnya lagi ya sayang." Ucap Rony

Jujur saja sebenarnya Rony sudah benar-benar tak tega melihat istrinya kesakitan seperti ini. Namun apa boleh buat berulang kali ia meminta untuk segera melakukan tindakan operasi caesar saja agar Salma tak lagi merasakan sakitnya kontraksi, namun dokter tak bisa mengabulkan permintaannya itu sebab progres pembukaan Salma sangatlah baik, ditambah pembukaannya pun sudah mencapai delapan sentimeter sangat disayangkan pembukaan yang hampir saja sempurna itu harus berakhir dengan operasi caesar. Itulah yang membuat Rony mau tak mau harus menguatkan diri agar tetap bisa terlihat tegar melihat sang istri menahan kesakitan.

"Ron, katanya tadi mau sholat dulu? Sana sholat dulu aja enggak papa, biar Mama yang jaga Salma." Ucap Bu Lisa sembari mengusap pundak menantunya itu.

Iya, karena panik dan situasi yang tak baik tadi membuat Rony belum melaksanakan ibadah sholat maghrib. Dan rencananya di waktu yang masih memasuki isya ini Rony hendak melaksanakan sholat jama' isya dan maghrib sembari merayu sang pencipta agar proses persalinan sang istri diberikan kelancaran dan juga keselamatan.

Ibu Ani yang mengerti putranya itu sedang berat hati meninggalkan sang istri yang tengah merasakan sakitnya kontraksi membuatnya mencoba menenangkan sang putra dengan usapan lembut pada punggung Rony.

"Ron, ada Ibu ada Mama, ada banyak keluarga yang jaga Salma disini, sholat sebentar enggak akan ngebuat Salma kesepian." Ucap Ibu Ani

"Sayang, Mas sholat sebentar boleh enggak?" Tanya Rony dengan lembutnya yang hanya diangguki oleh Salma.

"Yaudah Mas sholat dulu ya ke musholla, sayang sama Mama dan Ibu dulu ya, janji Mas cuman sebentar kok sholatnya ya." Pamit Rony

"Doain aku Mas, aku takut." Rengek Salma yang membuat Rony langsung mengecup keningnya.

Bisa Rony bayangkan betapa ketakutan tengah menyelimuti sang istri, dapat Rony rasakan sakitnya kontraksi yang dilalui istrinya memang cukup menyakitkan dan semakin intensnya kontraksi artinya semakin dekat dengan waktu kelahiran, jadi hal yang Rony maklumi jika istrinya itu merengek ketakutan.

"Sayang, tanpa sayang minta Mas pasti doakan sayang, bismillah semuanya lancar ya sayang, sayang enggak perlu takut, sayang enggak sendirian ada Mas, ada semua ya sayang sama kamu disini, jadi jangan takut ya." Ucap Rony mengecup lama kening istrinya itu hingga tanpa terasa air matanya menetes begitu saja, namun dengan sigap Rony menghapus air matanya sebelum terjatuh di kening istrinya itu.

"Yaudah, Mas sholat dulu ya sayang."

"Iya Mas." Ucap Salma yang membuat Rony melepaskan pelukannya.

DAMAINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang