🌻25🌻

1.3K 158 33
                                    

Mendapatkan lokasi keberadaan Juan dan Salma yang ternyata benar berada disatu lokasi yang sama membuat Paul mengendarai dengan murka. Kemurkaan tak hanya dirasakan oleh Paul, Rony pun turut murka, tak hanya murka bahkan Rony berjanji akan menghabisi Juan dengan tangannya sendiri saat ia berhasil menemukan istrinya nanti.

Ditengah perjalanan dengan penuh kepanikan menuju lokasi yang tim IT mereka kirimkan, ponsel Rony tiba-tiba berdering dengan kerasnya.

Dan yang membuat Rony tercengang adalah saat nama Juan muncul pada layar ponselnya yang membuat Rony tak membuang waktu dan langsung menerima panggilan dari Juan.

~Panggilan Masuk "Juan"~

"Mas Rony, Mas...Mas tolong aku Mas, aku takut Mas, Aku takut Mas, aku takut anantara kenapa-napa Mas, tolong aku." Teriak Salma dengan tangisannya.

"Sayang, Sayang tenang ya, mas udah tau sayang dimana, ini mas menuju kesana, sayang tenang ya."

"Udah dengar kan suara istri lo, gue tau lo pasti udah temuin dimana lokasi gue, secara lo bukan orang sembarangan kan? Jadi gue tunggu kedatangan lo kesini seorang diri, sampai gue tau lo enggak datang sendirian, jangan salahin gue kalau lo hanya akan melihat mayat istri lo dan anak dalam kandungannya." Tegas Juan lalu menutup sambungan telephone nya.

"Juan! Juan! Anjing!"

"Lo punya salah apa sama Juan sampai adek gue harus jadi korbannya Ron." Tanya Paul

Rony mengusap wajahnya dengan kasar sesaat setelah mendengar pertanyaan dari Abang iparnya itu. Jujur saja Rony tak tau harus menjawab apa, karena memang ia juga tak tau apa salah dan dosanya pada Juan hingga Juan tega menculik istrinya yang sedang mengandung.

"Lo pecat dia? Atau gimana? Dari suaranya aja gue udah tau dia lagi penuh dendam." Tanya Paul

"Bang, bisa enggak jangan bahas soal Juan dulu, lo dengar kan ketakutannya Salma? Jadi please cepet bawa mobilnya gue udah enggak bisa mikir selain mikirin Salma Bang, jadi please fokus bawa mobil aja." Ucap Rony lalu memalingkan wajahnya dari hadapan Paul.

Terdiam menatap jalan dan tak henti-hentinya merapalkan doa itulah yang bisa Rony lakukan saat ini, suara ketakutan sang istri benar-benar terngiang dalam benaknya. Tak bisa Rony bayangkan bagaimana kondisi istrinya saat ini, yang jelas Rony tidak akan memberi ampun pada Juan dan juga dirinya yang telah lalai menjaga sang istri.

"Ya Allah hamba butuh kuasamu, tolong lindungilah istri dan buah hati hamba ya Allah, hamba mohon padamu ya Allah." Doa Rony dalam batinnya bersamaan dengan air mata yang menetes membasahi kedua pipinya.

Mengendarai dengan kecepatan penuh membuat keduanya tak membutuhkan waktu lama untuk tiba di lokasi.

Tiba di lokasi membuat Rony terdiam, selain pikiran kacau, perasaan heran juga begitu menyelimuti diri Rony saat ini.

Bagaimana Rony tak terheran, jika biasanya orang diculik akan disekap dan dibawa ke sebuah tempat terpencil lantas mengapa kini lokasi tempat istrinya disekap berada ditengah kota, bahkan disebuah proyek bangunan yang terlihat masih dalam tahap pembangunan, memang bangunan itu terlihat sepi namun tak terlihat terbengkalai juga, dan menyekap orang disini artinya sama saja bunuh diri, sebab lokasi bangunan itu di apit oleh gedung perkantoran dengan aktivitas yang cukup ramai jika memang terjadi tindak kejahatan sudah dapat dipastikan mereka akan lebih mudah ditangkap pihak kepolisian.

"Bang, lo enggak salah baca Maps kan?" Tanya Rony seolah tak percaya bahwa lokasi ini tempat istrinya berada.

"Lo kira gue orang bodoh yang enggak bisa baca maps? Titiknya emang disini."

DAMAINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang