Chapter 11

14 3 2
                                    

Hiruk pikuk pagi terlihat di kerajaan everest. Para prajurit yang berlalu lalang menjaga ketertiban kerajaan disetiap sudutnya Dan pelayan pelayan yang tengah beraktivitas dengan semangatnya.
Terkecuali, mc kita a.k.a april sedang bergumul indahnya di kasur tanpa mau beranjak sedikitpun.

Agaknya,Hari ini adalah libur yang telah dinantikannya sejak lama dan baru terealisasi mulai hari ini.
Leo yang melihat kakaknya merasa kesal, karena sedari tadi berusaha membangunkan april tapi tidak ada jawaban sedikitpun yang ada hanyalah gumaman lesu dengan kata '5 menit lagi'.
Padahal,Sudah hampir 1 jam lebih dari sejak kata lima menit tersebut dan jawabannya pun masih sama.

"Kak,Bangunlahhh katanya mau jalan-jalan ke pasar ini sudah hampir tengah hari" ucap leo sembari menepuk pelan bahu april.

"5 menit lagi leo hoamm" gumam april mengantuk.

"Dari tadi 5 menit ini sudah lewat 1 jam kak"

"Hah iya iya ini kakak bangun"

April pun mencoba bangun dan mengucek ngucek matanya.

"Heh sudah rapi sekali kau pagi buta begini" kata april menunjuk leo.

Bagaimana tidak? Leo sudah memakai pakaian rapi khas rakyat everest.
Karenanya hari ini ingin menagih janji jalan yang diucapkan april tempo hari.

"Cepatlah kak,aku sudah lama menunggumu bangun maka cepatlah mandi sekarang" perintah leo berkacak pinggang.

"Oke oke gue mandi nih yaelah pergi duluan nape sii ntar gue nyusul sana" ujar april sambil beranjak ke kamar mandi.

Leo pun meninggalkan kamar dan berjalan menunggu didepan.Tak lama kemudian,April pun sudah siap menghampiri leo dan mereka pergi menuju pasar ibukota sekarang ini.

Diperjalanan

"Kak,tumben mau jalan kaki ke pasar?" Tanya leo.

"Mual anjirr naek kereta kuda atau apalah itu jeglak jeglek gakuad ekehhh".

"Kakak bicara aneh lagi".

"Maksudnya kalo naek kereta kuda aku belom terbiasa bawaannya mual mulu".

"Iyasi,kemaren aja kakak sampe muntah padahal jarak dari istana ke pasar cuma 30 menit perjalanan kereta kuda".

"Nah itu dia,Mending jalan kaki 1 jam juga gapapa gue mah itung-itung olahraga pagi yeh kan" ucap april menunjukan jempolnya.

Disepanjang jalan mereka melewati banyak pedagang dan petani yang sedang melakukan perjalanan seperti mereka.Setelah sampai april segera menggandeng tangan leo agar tidak tersesat dikeramaian pasar.

Setelah lebih dari satu jam berkeliling april tampak lelah dan meminta leo untuk istirahat di kedai makan terlebih dahulu.

"Kakak apakah nafasmu memang pendek?" Tanya leo.

"Ya mungkin waktu pembagian nafas aku terlambat dapat bagian" jawab april seadanya.

Leo hanya tertawa mendengar jawaban kakaknya itu.

"Hei bocah ksatria kecil"

Teriak seseorang dari belakang meja april dan leo.
April pun menoleh betapa terkejutnya ia ketika mendapati pangeran louis yang memanggil leo lalu berjalan menghampiri tempat duduk mereka.

"Psstt leo apa kau bermasalah dengan si pangeran kejam itu?" Ucap april berbisik pelan.

"Hmm kurasa tidak kak, kami hanya pernah berbicara singkat" jawab leo sambil mengkerutkan keningnya.

"Terus kenapa orang berhati kejam itu menuju ke kita dengan tampang bodohnya lagi apa apaan" -April.

"Tidak baik berbisik bisik didepan orang lain tau?" Ucap louis sembari mendudukan dirinya tepat disamping leo dan berhadapan dengan april.

"Salam yang mulia-".

"Hentikan salam konyol itu aku sedang menyamar jadi rakyat biasa sekarang, panggil aku loy". -louis

"Oke pang eh maksudku loy, kenapa dirimu yang amat sangat terhormat berada semeja dengan pelayan yang rendahan ini?". -April

"Aku hanya bosan dan kebetulan melihat seseorang yang ku kenal" ucap louis sambil melirik leo.

"Jangan bawa nama saya kakak, mana mungkin kita adalah kenalan seingatku percakapan terakhir kita tidak terlalu berkesan". -leo

"Oh lihatlah kalian memang bersaudara dari segi perkataan yang tajam". -louis

"Yah kami memang cocok dalam hal itu hehe". -April

"Setidaknya sedikit sebelum kau melihat kegilaan dari kakakku itu". ucap leo santai

"Oh tidak kau menyakiti hati kecilku yang berharga ini adikku hiks". -April

"Hahaha kalian sangat lucu," -louis tertawa

Leo dan april menganga kaget melihat betapa tampannya pangeran louis saat tertawa. Namun, rasanya ada yang aneh bukannya pangeran ini dijuluki es batu dari kutub utara kenapa tiba tiba dia bisa tertawa.

"Hei hentikan wajah bodoh kalian, aku juga maasih manusia." Ucap louis kesal.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Siap laksanakan yang mulia 👏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang