bangchan makin cinta

114 16 2
                                    

Selamat membaca.











Dua hari berlalu. Demam seungmin masih berlanjut yang mana hal itu malah membuat seungmin tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.

Ia hanya terbaring lemas dan juga mengalami morning siknes yang parah. Bangchan tentunya khawatir akan kondisi sang istri dan meminta nya untuk mau pergi ke rumah sakit lagi. Tapi seungmin meyakinkan sang suami bahwa dirinya  baik-baik saja. Kelemahan bangchan adalah.. tidak bisa menolak ucapan seungmin. Walaupun ia khawatir tapi dirinya tidak ingn memaksa jika istrinya itu tidak mau.

Sebesar itu rasa cinta bangchan kepada istrinya. Padahal bangchan di kenal sebagai pria dengan tingkat ke gengsian yang tinggi. Tapi kali ini Ia dengan sabar mengurus dan melayani seungmin dengan membawakan makanan dan mengompres kening seungmin di saat demam nya mulai naik lagi. Bahkan bangchan sampai meliburkan diri untuk menjaga sang istri.














Rupanya kehadiran seungmin yang alpa, sedikit membuat seseorang di meja makan merasa aneh. Di mana tempat yang biasanya di isi oleh manusia yang ia anggap pengganggu kosong tidak berpemilik. Ketidak pedulian nya ternyata membuatnya galau sendiri di mana ia sedikitnya.. em.. merasa sepi mungkin. tapi ia tetap gengsi dan kukuh akan pendirian nya untuk terus mengabaikan seungmin. Sedikit melirik ke arah pintu kamar yang terlihat dari tempatnya duduk. Tatapan yang penuh penasaran itu membuat kaki nya bergerak cepat seperti tengah risau akan sesuatu.

Puk!
"Kamchagia" pekiknya ketika seseorang menepuk pundaknya.

"Kenapa? Lebay banget" ujar yeji  pelaku yang menepuk pundak hyunjin tadi.

Ya. Orang yang tengah memperhatikan kamar orang tuanya itu adalah hyunjin.

"Kaget lah" seru hyunjin dengan julid ciri khas nya.

Yeji memutar mata, Kembaran nya ini lebay sekali pikirnya.

Keduanya tidak langsung menyantap masakan di atas meja. Sudah menjadi kebiasaan untuk menunggu kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya untuk makan bersama. Jadi makanan di atas meja masih sangat utuh belum tersentuh.

Selama menunggu bangchan, yeji menyibukkan diri dengan menonton sebuah film di handphone nya.

Hyunjin kembali melirik kamar di mana bangchan dan seungmin biasa tidur. Kakinya kembali bergerak risau ia mulai gelisah dan keringat menetes dari pelipisnya.

Yeji yang merasakan getaran pada meja seketika merasa was-was takut bila ada gempa bumi. Tapi ketika matanya menangkap gelagat sang kembaran yeji segera menegur hyunjin untuk diam.

"Yaak!! Bisa diem gak sih. Rasanya kayak ada gempa bumi, kenapa sih kaki kamu itu hyunjin" 

"Bukan urusan mu" hyunjin menjawab dengan ketus. Membuat yeji mengernyitkan alisnya karena heran dengan sikap hyunjin yang tidak biasanya berlaku seperti itu kepadanya.

"Aish.. menyebalkan" detik berikutnya yeji di buat heran lagi karena Hyunjin yang mengusak rambutnya secara kasar dan terlihat seperti orang yang prustasi.

"Aneh" cibir yeji

"Siapa yang aneh" cibiran yeji rupanya masih bisa di dengar oleh hyunjin ia langsung protes karena merasa tidak terima di sebut aneh.

"Kamu lah siapa lagi" jawab  yeji.

"Aku gak aneh ya" protes hyunjin

"Nyenyenye" yeji malah mengejek dan itu membuat hyunjin sebal berakhir mereka hanya saling diam sembari melempar tatapan julid satu sama lain.

Precious MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang