02. Perayaan

80 53 6
                                    

Noted : Lagu Satu Bulan

Bulan lalu angka umurku bertambah, mungkin bisa saja usiaku berkurang, banyak ketakutan yang semakin berkecamuk.

Dengan bertambahnya angka usia, semakin banyak juga planning untuk kedepannya, harus bagaimana? harus seperti apa?

Ku pikir menjadi dewasa sangatlah menyenangkan, namun ternyata salah. angka yang terus bertambah dari sosok anak kecil yang menunggu hari itu tiba dengan penuh kebahagiaan, menunggu hadiah dari teman-temannya, sekarang anak kecil itu tumbuh menjadi gadis remaja yang takut akan hari itu tiba.

Disaat semua orang meniupkan lilin dengan penuhnya kejutan, seolah kepala ini berputar seperti roda, disaat mereka dengan senangnya merayakan dengan orang-orang yang mereka sayang, diri ini terus bergulat 'Kapan aku sembuh? kapan luka ini kering?'

Ternyata menjadi dewasa lelah ya? baru saja menginjak remaja sudah lelah di tengah, apalagi menjadi dewasa yang tiap harinya bergulat dengan masa depan.

Anak kecil ini tumbuh dengan penuhnya air mata yang membasahi pipi, lagi dan lagi tangisan itu kembali pecah, wish yang selalu diharapkan ingin menjadi lebih baik, justru bertambah ingin menjadi manusia yang lebih kuat kedepannya.

Disaat kue ulang tahun ada di meja air matanya kembali turun, ternyata gadis kecil itu sudah beranjak menjadi remaja, anak kecil itu sudah banyak melewati berbagai banyaknya pertanyaan

Rasa takut akan ekspektasi yang begitu berlebihan, tahun demi tahun dipenuhi dengan tangisan dan mental dihajar habis-habisan.

Tak habis pikir perlakuan mereka yang saat di hari spesial itu justru membuatku begitu menangis, masih ingat saat mereka dengan senangnya melihat tubuh ini lemas hingga menangis di depan keramaian.

Perayaan seperti apa lagi yang akan datang? Aku harap mendekati hari itu banyaknya kebahagian nanti
Dari banyaknya harapan aku harap segera sembuh, terlebih dijauhkan orang-orang yang berniat jahat kembali.

Aku harap tangisan ini kembali reda tanpa adanya kalimat penenang yang begitu palsu, aku harap kebahagiaan itu muncul dengan seiringnya waktu.

Melihat kebahagiaan mereka yang selalu di rayakan, kadang diri ini selalu bergumam "Kapan aku di rayakan?" ternyata belum ada waktunya dan gatau kapan waktu itu tiba.

Perayaan yang selalu diidamkan semua orang, dengan hal hal kecil yang justru membuat mereka tersenyum bahagia, namun apa daya apakah salah bila aku menunggu waktu itu tiba?

Merasakan kebahagiaan atas banyaknya perayaan dari orang-orang yang begitu sayang, melihat diri ini se beruntung itu, namun apa kata takdir, jika takdir itu tak merestui lalu harus bagaimana lagi??

Aku harap dari banyaknya perayaan aku dapat merasakan perayaan dengan orang- orang tersayang, tak kehilangan banyak kehilangan, tak banyak luka yang kembali begitu berantakan.

Aku tak tau rencana Tuhan kedepannya seperti apa, hingga kakiku sangat sulit untuk melangkah, namun aku percaya takdir yang sudah ditulis akan membawa hasil kebahagian yang tiada tara.

Berteman SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang