Sebuah buket mawar merah diletakkan di pusara sebuah makam. Nisan makam itu bertuliskan Fabian Arkhan Ananta. Usai memanjatkan doa, Kiandra dan Luna menaburkan bunga serta air mawar di atas makam tersebut.
Selama kurang lebih dua puluh menit Kiandra menghabiskan waktu untuk menyekar di makam Fabian. Ditemani oleh Luna, tetangga sekaligus rekan kerja Kiandra. Hanya Luna yang tahu bagaimana kisah Kiandra dan Fabian. Sebab dulu Luna satu sekolah dengan Kiandra sewaktu SMP.
Fabian merupakan kakak kelas Kiandra saat SMP. Berjarak dua tahun di atas Kiandra dan Luna. Fabian juga senior Kiandra di ekskul PMR. Sayangnya, dulu Kiandra adalah sosok gadis yang cuek. Ia hanya peduli pada orang-orang yang ia kenal saja. Orang yang tidak dikenal Kiandra sangat sulit untuk mendekati gadis itu.
Dan Fabian diam-diam menyukai Kiandra. Lelaki itu tidak bisa leluasa mengutarakan rasa sukanya karena Kiandra tidak mengenalnya. Mungkin orang-orang berpikir berkenalan dengan seseorang itu sangat mudah. Namun, tidak dengan Fabian.
Sampai akhirnya Fabian lulus SMP pun, Kiandra masih tidak mengetahui semua perasaan Fabian yang ia pendam untuknya. Akan tetapi, walau pun Fabian sudah meneruskan pendidikan ke jenjang SMK, dia sesekali menyempatkan waktu untuk datang ke SMPN 6. Tempat di mana Kiandra bersekolah.
Barulah ketika kabar kematian Fabian karena kecelakaan motor tersebar di SMPN 6, adik dari Fabian yang bernama Saskia mendatangi kelas Kiandra. Pada hari itu pula Saskia menceritakan segalanya pada Kiandra. Tentang rasa suka Fabian dan perjuangan kakaknya dalam mencintai gadis bernama Kiandra Viansha Radhika.
Dua puluh menit berlalu, akhirnya Kiandra beranjak untuk pulang dari makam Fabian. Ketika berjalan berlalu dari makam, tahu-tahu kaki sebelah kiri Kiandra terasa lemas. Kiandra nyaris terjatuh namun ia masih bisa mengendalikan diri.
Saat itu Luna yang berjalan di belakang Kiandra pun terpaku selama beberapa saat. Pasalnya Luna yang memang memiliki anugerah melihat makhluk tak kasat mata, jelas-jelas melihat sosok Fabian seolah seperti ingin menggapai tangan Kiandra untuk membantu gadis itu tatkala Kiandra nyaris terjatuh.
Namun, tangan Fabian malah menembus tubuh Kiandra. Fabian tidak lagi bisa menjangkau Kiandra karena sudah berbeda dimensi. Selang beberapa detik kemudian terdengar Kiandra memanggilnya.
"Lun, tolong bantuin gue. Gue nggak kuat. Kaki gue lemes banget," pinta Kiandra yang sudah berhenti berjalan lalu menoleh pada Luna.
Alhasil Luna bergegas menghampiri Kiandra. Ia genggam tangan Kiandra guna membantu sahabatnya itu untuk berjalan. Bahkan sampai mereka sudah mencapai dekat mobil, Luna menyempatkan menoleh kembali di mana sosok Fabian masih ada di sana.
Samar-samar Luna mendengar ucapan lirih Fabian. Meski sosok itu berada cukup jauh tapi Luna masih bisa mendengarnya. Seolah mirip sebuah bisikan di telinga Luna.
"Terima kasih, ya. Kalau ada waktu lagi, datang lagi ya ke makam. Aku selalu nunggu kamu di sini."
Saat Kiandra dan Luna sudah berada di dalam mobil pun, Kiandra terus memandang jauh ke arah makam Fabian. Perasaan rindunya pada Fabian sudah tidak terbendung lagi. Membuat Luna dibuat bingung karena sikap Kiandra.
Padahal dulu Kiandra sama sekali tidak peduli pada Fabian. Gadis itu menolak secara terang-terangan Fabian yang berusaha mendekatinya. Lebih tepatnya, Kiandra saat itu hanya berfokus pada Barry, cowok yang Kiandra sukai saat SMP.
"Lun, gue selalu berharap bisa balik ke masa lalu. Gue mau ketemu sama Fabian. Ada begitu banyak kata yang pengen gue ungkapin sama dia," ujar Kiandra. Kini Kiandra memandang pada Luna. Netra gadis itu berkaca-kaca.
"Udah, Ki, udah." Luna mengelus-elus punggung Kiandra. "Sekarang yang harus lo lakuin adalah meneruskan hidup. Masa depan lo masih panjang. Fabian udah tenang di sisi Tuhan. Dia pasti bakalan sedih ngelihat lo kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Your Time
Ficção AdolescenteSetelah sebelas tahun kematian Fabian, mimpi Kiandra adalah bisa kembali ke masa lalu dan bertemu Fabian lagi. Ada banyak begitu kata yang ingin dia sampaikan pada cowok itu. Tentunya menebus kesalahannya dalam melewatkan laki-laki setulus Fabian. S...