BAB 7: Masa Depan dan Masa Lalu

23 2 0
                                    

(D-95)

Begitu turun dari motor, Kiandra lantas berlari kecil menuju tepi danau. Di belakangnya Fabian pun bergegas menghampiri gadis itu setelah menyetandarkan motor dan mencabut kuncinya.

"Hati-hati. Nanti kamu jatuh," ujar Fabian lalu memosisikan diri di sebelah Kiandra.

Tanpa kata, Kiandra menghirup napas sedalam-dalamnya. Direntangkannya kedua tangan. Membiarkan sepoi angin menerpa dirinya. Lalu Kiandra menoleh ke sisi kanan. Di mana Fabian berdiri di sisinya.

"Aku bener-bener bahagia sekarang," ucap Kiandra seraya memandang Fabian.

"Bahagia?" Ulang Fabian.

Kiandra mengangguk sambil tersenyum penuh makna. "Hm."

"Kamu tuh unik ya, Ki. Aku cuma bawa kamu ke danau Alamanda sini tapi kamu senangnya kayak aku ajak liburan ke luar negeri."

"Tempat ini bakalan jadi sejarah buat setiap orang yang datang ke sini. Kita nggak tau sepuluh tahun lagi tempat ini bakalan jadi apa." Kiandra tahu-tahu mengambil sebuah kayu runcing yang tergeletak tak jauh dari tempatnya. Ia ukir tulisan di sebuah batang pohon menggunakan kayu tersebut.

Tulisan Kiandra menarik perhatian Fabian untuk mendekat. "K dan F, 11 Desember 2011."

"Tulisan ini akan abadi di pohon ini dan jadi saksi kalau kita pernah datang ke danau ini." Kiandra mundur beberapa langkah. Ia perhatikan lagi tulisan di batang pohon hasil ukirannya sendiri.

"Kalau tiba-tiba pohon ini nggak ada karena ditebang orang gimana?" Tanya Fabian.

Lantas Kiandra berbalik. Ia berdiri menghadap Fabian. "Kenangan itu akan tersimpan di sini, dan di sini," kata Kiandra sembari menunjuk dada dan kepala cowok itu.

Tatkala Kiandra menyentuh dada Fabian, kontan Fabian menggenggam telapak tangan gadis itu. Kiandra pun bergeming saat ditatap sedemikian lekat oleh Fabian. Menahan mati-matian debaran jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

Tak berselang lama, suara seorang perempuan membuyarkan momen tatapan romantis antara Fabian dan Kiandra.

"Fabian."

Beberapa meter di depan sana, tampak Sekar Mutiara berdiri seraya rautnya menahan emosi serta nyaris menangis. Sontak saja Kiandra melepaskan diri dari genggaman Fabian.

"Jadi ini alasan lo mutusin gue? Ada gila-gilanya juga lo ya!" Maki Sekar tanpa basa-basi.

Alih-alih meladeni Sekar, Fabian justru meraih kembali tangan Kiandra lalu merangkumnya erat tepat di hadapan Sekar. "Iya, ini cewek baru gue. Bukannya lo ke sini juga sama cowok baru lo?"

Perkataan Fabian sukses membungkam mulut Sekar. Gadis itu tidak dapat membantah karena memang dia datang ke sini bersama Danu, pacar barunya. Kendati demikian, Sekar tetap tidak mau kalah.

"Lo emang player banget ya. Nyesel banget gue pernah pacaran sama lo!" Cerca Sekar.

Enggan menanggapi perdebatan Sekar, Fabian mengajak Kiandra untuk naik motor dan pergi dari sana. Lagi-lagi terdengar teriakan Sekar tatkala Kiandra hendak naik motor di bangku penumpang.

"Hati-hati aja buat lo deh! Ceweknya Fabian banyak ada di mana-mana! Bisa jadi lo yang jadi korban tuh cowok PK!"

Emosi yang ditahan Fabian pun akhirnya meledak juga. Akan tetapi, dengan gerakan tak terduga ternyata Kiandra tidak jadi menaiki motor. Gadis itu justru menghampiri lagi Sekar dan berdiri tegak di hadapannya.

"Perkataannya dijaga ya, Mba. Fabian nggak serendah yang Mba bilang. Kalau Mba ngomong nggak sesuai fakta nanti jatohnya fitnah loh. Dosa, Mba."

Setelah lega mengucapkan kalimat itu, Kiandra pun kembali pada Fabian yang terpukau atas ucapannya. Selanjutnya Kiandra mengajak Fabian pulang. Sedangkan Sekar mencak-mencak sendiri karena tindakan Kiandra.

Back To Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang