Chapter 6

173 147 19
                                    

"Udah lo singkirkan?" suara seorang gadis terdengar di seberang telepon.

"Sudah" pertanyaan tadi dibalas suara berat milik lawan bicara nya.

"Good. Tetap bertindak secara diam-diam. Sekarang kita lanjutkan rencana nya ke tahap selanjutnya."

Kata-kata itu tidak mendapat balasan. Namun terdengar bunyi panjang di Telephone itu, yang artinya lawan bicara nya sudah mengakhiri percakapan dan siap untuk melanjutkan rencana mereka.

"Gue harap lo nggak ngecewain gue, Arkana."

###

"Zel, gue pulang duluan ya" ucapan Arkana hanya di balas anggukan oleh Hazel.

Tak lama terdengar suara motor Arkana yang berjalan menjauh. Hazel berjalan santai menuju Rumah Sakit tempat Kavindra di rawat. Rumah Sakit itu tidak jauh dari sekolah mereka hanya butuh sekitar 10 menit untuk tiba disana dengan berjalan kaki. Kaki Hazel melangkah memasuki kamar nomor 303 tempat Kavindra di rawat. Tangannya bergerak membuka pintu ruangan itu.

Namun, belum sepenuhnya melangkah masuk, kaki Hazel segera berlari menuju resepsionis Rumah Sakit. Tangan Hazel memencet tombol lift dengan terburu-buru, namun lift tak kunjung terbuka. Hazel segera berlari menuju tangga darurat dan melangkahi anak tangga itu dengan cepat menuju lantai bawah.

"SUSTERR.... SUSTERR..." Teriakan gadis itu bergema di koridor rumah sakit.

"Apa yang dapat kami bantu? Mohon untuk mengecilkan suara anda! Anda bisa mengganggu pasien kami yang lainnya!" Sang resepsionis memperingati dengan ketus pada Hazel.

"Pasien kecelakaan semalam atas nama Kavindra kemana ya sus?" Hazel bertanya setelah berhasil menetralkan nafas nya.

"Mohon tunggu sebentar" suster tersebut bergerak mencari nama pasien yang disebut kan oleh Hazel.

"Mohon maaf, tetapi tidak ada pasien atas nama Kavindra kemarin" perkataan keluar dari bibir suster itu segera membuat Hazel terdiam.

Tidak ada nama Kavindra terdaftar kemarin. Lantas nama siapa yang di pakai untuk mendaftar kemarin? Kemungkinan terbesar saat ini adalah Kavindra di culik. Tapi bagaimana mungkin? Rumah Sakit ini merupakan salah satu Rumah Sakit elite di Bogor. Bagaimana mungkin penculik itu bisa masuk ke kamar Kavindra. Kemudian sebuah cara terlintas di benak Hazel.

Hazel berjalan mencari ruang Security di rumah sakit tersebut. Tak begitu sulit menemukan ruangan itu. Hazel melirik sebentar kearah jam tangannya yang menunjukkan pukul 13.25. WIB. Ini adalah jam makan siang petugas rumah sakit sampai jam 13.30 nanti. Dengan cepat Hazel memasuki ruangan itu. Tangannya mencari rekaman kamera pengawas di lantai 4 tepat di depan kamar rawat Kavindra.

Tepat setelah Hazel dan Arkana meninggalkan ruangan rawat Kavindra kemarin, seorang pria berbaju hitam berjalan memasuki ruangan Kavindra. Tak lama terlihat pria itu keluar dengan Kavindra yang berada di kursi roda. Hazel segera memasukkan salinan kamera pengawas itu ke smartphone milik nya.

Jam tangan Hazel menunjukkan pukul 13.29 yang artinya Security akan datang sebentar lagi. Hazel bergegas menata kembali layar komputer seperti semula dan segera keluar dari ruangan itu. Kepala gadis itu bergerak memperhatikan sekeliling. Setelah memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang melihatnya, dia segera berjalan keluar Rumah Sakit.

###

Hazel mendudukkan bokongnya pada sofa rumahnya. Setelah berhasil mengambil salinan kamera pengawas di Rumah Sakit, gadis itu memutuskan untuk segera pulang kerumah. Tubuhnya butuh istirahat hari ini.

"Non... Ini ada paket. Kayaknya dari Tuan deh Non" Bi Ranti salah satu ART di rumah itu memberi sebuah paket terbungkus bubble wrap.

"Makasih Bi" tangan Hazel menerima paket itu dan wanita paruh baya itu pergi meninggalkan Hazel di sofa itu.

Hazel membuka bubble wrap itu tanpa menggunakan gunting, karena memang mudah dibuka. Didalam bubble wrap itu terdapat kotak berwarna hitam.

Hazel membukanya dengan perlahan. Isinya disambut dengan kumpulan kertas yg di potong-potong. Karena penasaran Hazel segera menyingkirkan potongan kertas itu dengan tangannya.

"Awshh..." Hazel meringis kesakitan dan langsung menarik tangannya yang sudah berlumuran darah.

Dibawah kertas itu ternyata sebuah silet dan kertas putih bertuliskan

'jasaD?'

Hazel mengabaikan darah yang mengalir dari jari telunjuk dan jari tengah nya. Dia terlihat menatap kertas itu dengan lekat. Apa ini merupakan clue?

"Biii.... Ini dikirim jam berapa ya?" tanya Hazel dengan sedikit berteriak.

"Kira-kira jam satu lewat seperempat deh Non"

13.15? Bukan kah itu jam pulang sekolah? Pada pukul 13.15 Hazel masih berjalan menuju Rumah Sakit tadi. Pikiran Hazel mulai menebak-nebak siapa orang yang mengirim paket ini? Gadis itu bergerak membalut lukanya dengan hands Plast. Namun, nama yang sama seperti siang tadi kembali terlintas secara tiba-tiba di kepalanya.

Arkana?

TBC
Tinggalkan jejakmu!

VIDA COMPLICADA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang