Hari ini siswi SMA CYGNUS BOGOR di heboh kan oleh kedatangan murid baru di kelas 12. Sejak Derga dan Kavindra berjalan dari parkiran menuju kantor kepala sekolah teriakan histeris para siswi sudah memenuhi pendengaran nya. Sial, katanya sekolah elite tapi perilakunya seperti murid kampungan. Seperti tidak pernah melihat orang tampan saja.
Kavindra mengantar nya sampai ke ruangan kepala sekolah dan meninggalkannya di sana sendirian. Ck, sungguh tidak setia kawan. Derga hanya bisa berharap agar dia bisa berada di kelas yang sama dengan Kavindra.
Sementara itu Hazel, Dhea dan Arkana sudah berada di kelas sejak jam 06.00 pagi. Sekarang mereka sedang sibuk menyalin catatan dan tugas sekolah dari teman-temannya. Tugas itu harus di kumpul pagi ini di meja guru walau gurunya tidak masuk. Kavindra memasuki kelas dengan bersiul santai, jangan lupa kunci motor yang diputar-putar di tangannya.
"Enak banget tampang lo santai begitu. Ada tugas nyet! Jangan minta gue ya" Arkana berucap setelah Kavindra duduk di pojok kelas.
"Hah? Tugas?? Bagi gue dongg" Kavindra dengan panik mengeluarkan bukunya yang masih sangat bersih, belum ada coretan apapun disana.
"Mampus!! Catatan juga di kumpul pagi ini sebelum baris!" Bukannya membagi tugas atau catatan Dhea malah meledek buku nya yang masih bersih.
"SIAP!" Teriakan Hazel di iringi dengan tangannya yang menghentakkan pulpen ke atas meja.
Dhea, Arkana, dan Kavindra tak heran lagi mendengar teriakan Hazel. Gadis ini memang memiliki kemampuan khusus dalam berbicara. Dia tidak bisa lembut berbicara. Ciri khasnya adalah berteriak dalam keadaan apapun. Kavindra mengambil buku catatan dan tugas Hazel dari meja gadis itu.
"Busettt! Banyak amat njir" Kavindra membuka catatan Hazel dengan cepat.
"Itu udah gue persingkat ya" ujar Hazel mengeluarkan ponselnya.
Kavindra mulai menyalin catatan Hazel ke bukunya dengan ekspresi pasrah jika dia dihukum nanti.
"KITA NGGAK BARIS HARI INI" Jordi teman sekelas mereka tiba-tiba muncul di pintu kelas memberikan informasi.
"Sial, berarti catatan di kumpul lebih cepat njir" ujar Kavindra mempercepat tulisan tangannya.
"Kelas kita juga bakal kedatangan murid baru" Jordi melangkah santai pada bangkunya.
"Yang di teriakin satu sekolah tadi pagi gak sih?" Dhea yang sudah selesai mencatat ikut menimbrung pada obrolan pagi kelas itu.
"Iya, katanya sih ganteng banget. Padahal jelas-jelas gantengan gue dari dia" Arkana dengan percaya dirinya berucap di kelas mereka yang langsung di balas oleh teriakan tidak setuju dari penghuni kelas itu.
Bunyi bel masuk yang terdengar di seluruh penjuru kelas seketika membuat teriakan para murid berhenti. Tak lama guru Biologi memasuki kelas mereka dengan seorang siswa yang mengekori langkahnya dari belakang. Sepertinya itu merupakan murid baru yang mereka bahas.
"Selamat pagi semuanya, hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu" Bu Sri, guru Biologi mereka mempersilahkan murid baru itu memperkenalkan diri.
"Salam kenal semuanya. Saya Derga Abyantio panggil Derga saja" Derga memperkenalkan dirinya dengan singkat.
"Baik untuk perkenalan lebih mendalam bisa di tanyakan pada Derga di jam istirahat nanti. Silahkan duduk di bangku kosong sebelah Jordi, Derga" ujar Bu Sri menunjuk bangku kosong di sebelah Jordi.
###
"WHAT???" Pekikan nyaring itu terdengar di rooftop sekolah SMA CYGNUS BOGOR.
Ekspresi terkejut di wajah Kavindra dan Dhea tidak bisa disembunyikan setelah mendengar cerita Arkana mengenai kematian Shenna. 2 mahluk itu tidak menyangka bahwa Pak Tanto guru olahraga dambaan para siswi-siswi itu mampu berbuat sekejam itu.
"Terus, Shenna udah dikubur atau belum?" tanya Kavindra yang dibalas anggukan kepala oleh Arkana.
"Orangtuanya memutuskan untuk menutup kasus ini dan Shenna di kremasi kemarin" balas Arkana.
"Berarti alasan terbesar Shenna bunuh diri karena depresi setelah di lecehkan oleh Pak Tanto" ujar Dhea segera menarik kesimpulan dari cerita Arkana.
"Menurut gue ini nggak sesederhana itu. Karena kalau dia depresi setelah di lecehkan Pak Tanto dia pasti udah bunuh diri sejak Kelas 11 Semester 2 kemarin. Tapi ini berbeda, dia masih bertahan selama satu Semester ini. Jadi kemungkinan besar orang lain juga terlibat dalam kasus bunuh diri ini" Hazel kemudian mengeluarkan smartphone nya dan menunjukkan photo hasil otopsi Shenna.
"Ini hasil otopsi Shenna. Gue sempat foto waktu itu untuk kumpulkan bukti. Tapi sampai sekarang belum ada orang yang bisa gue curigai. Tapi kita harus berjaga-jaga kalau seandainya musuh udah selangkah lebih maju dari kita. Jadi gue udah buat Plan A dan B" Hazel menjeda kalimatnya dan mematikan handphone nya. Siren eyesnya menatap satu-persatu temanya dengan serius.
"Tugas kalian adalah mencari calon anggota GENITY yang memang bisa pake otak dan otot, dan pastinya tidak berkhianat. Jadi gue mau poster penerimaan anggota baru GENITY di sebar sepulang sekolah nanti dan kumpulkan mereka di markas lama. Gue sendiri yang akan merekrut mereka" kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Hazel membuat ketiga temannya melebarkan pupil mereka secara bersamaan.
"Lo yakin ngerekrut anggota sendiri? Karena terakhir kali kita ngerekrut anggota, nggak ada yang lolos kualifikasi" ujarnya Kavindra dengan serius.
"Gue yakin" ucapan tegas dan elegan itu keluar dari bibir Hazel membuat temannya hanya sanggup menganggukkan kepala.
"Jangan lupa, hanya ada 3 orang yang bakal terpilih dari sekian banyak yang mendaftar nanti" Hazel mengakhiri ucapannya dan beranjak pergi dari rooftop.
Ketiga orang temannya yang ditinggalkan di rooftop hanya menatap kepergian Hazel dengan tatapan yang sulit diartikan. Masing-masing dari mereka memikirkan hal yang berbeda.
TBC
Tinggalkan jejakmu!
KAMU SEDANG MEMBACA
VIDA COMPLICADA (ON GOING)
Misteri / Thriller"Gue nggak akan pernah suka sama lo, Zel"-Kavindra Orion Vulcan. Lantas apakah Hazel akan menyerah untuk mendapatkan Kavindra bahkan setelah mengetahui masa lalu pria itu. Bagaimana juga kebenaran dari kasus kematian Sherra? Apakah kematiannya merup...