Day 5

251K 14K 517
                                    

Day 3-4 memang tidak ada, dikarenakan (ceritanya) hari Sabtu dan Minggu maka Harris dan Winnie tidak bertemu, dan tidak terjdi apa-apa diantara mereka. Tidak ada day(s) yang saya private.

---


[edited]

Winnie's POV

Hari senin bukanlah hari favoriteku. Rasanya baru kemarin aku puas-puasin diri tidur-tiduran di kasur, dan sekarang disinilah aku, berdiri tegak di toilet perempuan disekolah .

Lingkar bawah mataku hitam, karena aku hanya tidur selama 4 jam. Aku menghabiskan waktu weekend dikasur dan menonton serial TV favoriteku. Teen Wolf. Bahkan, keluar kamar saja tidak. Hanya untuk sekedar makan dan ke kamar mandi.

Aku menatap bayanganku di cermin. Wajahku pucat seperi zombie. Rambutku berantakan kesana kemari. Bukan karena belum sisiran, tapi karena aku naik ojek.

Perlahan, aku menyisir rambutku menggunakan tangan. Lalu aku memoles bibirku dengan lipbalm yang berwarna pinkish, agar wajahku tidak begitu pucat. Kemudian aku memaksakan senyum dan berjalan menuju kelas. Dikelas sudah ada Gina yang sedang menyalin PR.

"Hai Win. Udah ngerjain fisika?" Sapa Gina. Aku tersenyum kecut.

"Udah" jawabku.

"Tumben"

"Iya, jaga jaga aja pasti hari ini gue jadi sasaran guru aneh itu lagi. Kayaknya gue udah di blacklist sama dia" aku tertawa bersama Gina.

"Eh Win, tau gak? Ada gossip katanya Thalia punya saingan" kata Gina dengan suara pelan, hampir berbisik.

"Saingan apa? Bukannya dia primadona? Pasti saingan dia keren banget" jawabku

Gina menatapku aneh, kemudian menarik bajuku untuk mendekat padanya. Gina berbisik, "Saingan buat dapetin Harris. Lo tau kan dari kelas 10 dia ngejar-ngejar Harris dan ditolak mentah-mentah?"

Aku mengangguk, "Siapa saingannya, Gin?"

"Lo masih gak nyadar juga?"

"Hah?"

"Gue rasa ya Win, saingannya itu elo!"

Aku menatap Gina, "Gue? Gue aja gak deket sama Harris. Gue juga gak suka sama dia"

"Yaampun Win. Itukan menurut lo aja. Menurut orang? Keliatannya lo itu lagi deket sama Harris. Inget gak hari Jumat kemaren di kantin, lo diliatin orang-orang? Nah, lo diliatin gara-gara lo punya hubungan sama Harris!" Kata Gina

Aku sudah memberitahu tentang perjanjianku dengan Harris ke Gina. Gina tampak kaget dan nggak percaya awalnya. Tapi karena melihat sikap Harris padaku, akhirnya Gina percaya dan berjanji akan membantuku.

"Terus gimana, Gin?" Tanyaku

"Yaa... Paling lo dilabrak doang sama Thalia" kata Gina enteng, "Yang penting, lo punya poin lebih. Lo punya Harris"

Aku tertawa pelan, "Doang? Dilabrak doang ya? Hehehe" aku memaksakan senyum, "Gue gak punya Harris, Gin. Gue bukan pacarnya yang bisa ngadu ke dia"

Gina menghela nafas, "Terserah lo deh. Tapi tenang aja, gue ada disamping lo kok!"

Aku memeluk Gina, "Thanks Sis"

"Aduuh, Winnie! Kecoret kan!!!" Gina menatap buku fisikanya yang kini ada bekas coretan bulpen.

Aku nyengir tanpa rasa bersalah.

-c-

Pelajaran fisika berakhir, dan sekarang pelajaran seni budaya. Seperti biasa, guru sen-bud jarang sekali masuk. Aku dan Gina biasa menghabiskan waktu kosong dengan membaca novel atau mendengarkan lagu. Suasana kelas ramai seperti biasa. Ada yang lempar-lemparan kertas, ada yang nonton film, ada yang pacaran, dan ada yang main gitar. Ketua kelasku bahkan ikut bermain. Tak ada satu orangpun yang ingin memanggil guru.

30 Days With The Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang