Day 30

235K 11.7K 588
                                    

Halo semuanya :) Maaf banget ya, aku lama banget updatenya. Sebulan lebih, ya? Tapi, makasih banyak kalian udah mau nunggu cerita ini update. Isi komennya minta dilanjutin semua, dan itu bikin aku seneng banget entah kenapa. Makasih banyak buat kalian, cerita ini udah complete akhirnya! Tinggal epilognya aja sih. Siapa yang kangen Harris dan Winnie? Hehe.

Satu lagi, ada perubahan cast besar-besaran. Semua cast diganti, jadi versi korea gitu hehe. Yang jadi Winnie itu Krystal dan yang jadi Harris itu Kris. Oke, maaf banget ya para Krystal-Kai shipper. Aku juga gak ngerti soal korea gitu sih apalagi exo, cuma lebih suka versi koreanya aja soalnya Krystal cantik banget :')

Btw, jangan lupa vote & commentnya yaa :)

-Ara

---

Harris berjalan santai menuju kelasnya. Ia mengenakan bomber jaket berwarna hijau army. Hari ini penampilannya sedikit berbeda, karena mungkin ia terlihat sedikit lebih.. ganteng?

Rambutnya ditata berantakan, tetapi tetap enak dilihat. Tas ransel hitamnya bertengger manis dibahu sebelah kirinya. Dan tangan kanannya menggenggam tas kecil berisikan sepatu basket.

"Yoi masbro!" teriak Andre ketika melihat Harris memasuki kelas.

Harris membalas sapaan Andre dengan mengangguk pelan lalu tersenyum. Ah, pasti semua gadis seperti ingin pingsan ditempat kalau melihat senyuman Harris pagi-pagi gini. Jarang banget Harris tersenyum di sekolah, apalagi pagi-pagi. Karena setiap harinya Harris kelihatan sok cool dengan dagu terangkat keatas dan memasang wajah datar. Tetep aja, namanya orang ganteng, ya bakalan tetep ganteng mau gimanapun. Setuju?

"Ntar basket?" tanya Dimas.

"Iya. Udah lama gak basket" jawab Harris.

"Besok mau futsal gak?" tanya Andre, "Ditempat biasa. Pulang sekolah."

"Atur aja" jawab Harris.

Tiba-tiba Gilang datang dengan wajah yang berkeringat, "Gila, hampir kena poin lagi gue!"

Dimas tertawa mengejek, "Kenape lo?" lalu Dimas memperhatikan Gilang dari atas sampai bawah, "Nggak pake dasi?"

Ketiga temannya tertawa terbahak-bahak, "Siapa emang guru piketnya?"

Gilang memutar bola matanya, "Bukan guru, tapi si bangsat Kai"

Rahang Harris mengeras begitu mendengar nama Kai disebut. Iya, Kai yang itu. Yang kemarin nganterin Winnie pulang, dan juga Kai yang ketua OSIS itu.

"Anjing. Tuh anak mau apaan sih?" ujar Andre mulai kesal. "Sok banget gunain jabatannya. Baru jadi ketos aja belagu bangsat"

Harris mengepalkan tangannya, "Biar gue yang urus aja. Dia emang selalu nyari masalah."

Melihat reaksi Harris yang mulai memanas, ketiga temannya mencoba menahan Harris untuk berbuat macam-macam. Harris akan tetap menjadi Harris. Tidak ada yang bisa menduga apa yang bisa remaja itu lakukan.

"Santai Ris. Gue gapapa kok. Poin gue masih 80.. Selo" kata Gilang mencoba menenangkan Harris. "Lagian gue nggak dapet poin kok. Itu anak emang lagi gabut aja kali"

"Iya, udah selo aja. Bangsat emang tetep jadi bangsat. Capek sendiri ngelawan dia" kata Andre.

Ketiga temannya tau, Harris paling tidak suka dirinya dan teman-temannya diusik. Kalau ada yang berani mengusik mereka, mungkin akan habis saat itu juga.

Dan untungnya bagi mereka berempat, bel masuk sudah berdering dan membuat keempat remaja itu duduk di bangkunya masing-masing.

-c-

30 Days With The Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang