Harris' POV
"Bro, kantin gak?" Andre menepuk bahu gue keras, ketauan banget sengajanya nih anak.
"Ayok lah, Dimas sama Gilang udah duluan?" Tanya gue ngelirik ke kelas yang udah langsung sepi.
Andre menaikan bahunya, "Kayaknya. Udah ah ayok gue laper, matematika bikin kepala gue pecah" gerutunya
Gue cuma tertawa kecil. Untungnya, gue jago dibidang matematika. Ngitung lebih gampang daripada harus baca satu dua buku yang tebel-tebel dan menghafalnya.
Gue dan Andre turun ke kantin. Berdua. Kayak gay. Tampang ganteng kayak gue harusnya jalan berdua sama cewek, dong. Bukan sama Andre. Ngomong-ngomong, Winnie ke kantin nggak ya? Kangen.
Eh?
Udah kayak cewek aja gue kangen kangenan. Sayangnya gue sama Winnie cuma bisa ketemu pas istirahat dan pulang sekolah. Kenapa sih Winnie harus masuk jurusan IPA?
Pas gue sama Andre sampai di kantin, Gilang dan Dimas udah duduk manis duluan di meja biasanya.
"Laper banget gue!" Teriak Andre sambil menyomot kentang goreng Dimas.
Dimas yang lagi menoleh ke arah kanan nggak sadar makanannya diambil. Kalo sadar, pasti itu anak udah ngomel-ngomel kayak cewek.
"Hai semuanyaaa.." Terdengar suara cewek cempreng sok imut ditelinga gue. Nggak mungkin Winnie kan? Suara Winnie nggak kaya gini. Suara Winnie emang halus tapi nggak dibuat-buat.
Dammit.
Kenapa Winnie selalu muncul tiba-tiba diotak gue?
Ketika gue nengok, ternyata tadi Thalia. Anak ini nggak ada capek-capeknya ganggu gue dan temen-temen gue ya?
Dimas malah mengedipkan matanya ganjen ke Thalia. Gue mengidik ngeri. Dia nggak bisa milih cewek yang bagusan dikit apa?
"Thalia gimana tuh? Seneng banget pasti dia rencananya berhasil" kata Gilang tiba-tiba.
Dimas tertawa, "Ngunciin anak digudang? Gue heran sama dia, ganas banget jadi cewek!"
Gue langsung nengok kearah Dimas, ngunciin anak digudang? Familiar...
"Siapa korbannya?" Tanya gue penasaran.
Andre tertawa puas kearah Gilang dan Andre "Mampus lo berdua! Kalo ngomong liat-liat situasi dulu, bro. Lo lupa cowoknya ada disini?"
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
BAM
Gue langsung sadar. Maksud mereka itu Winnie! Iya Winnie! Amarah gue naik ke puncak. Tangan gue menggempal keras, mencoba menahan amarah. Bangsat!
"Maksud lo Winnie? Jadi Thalia yang ngunciin dia?!" Bentak gue sambil menggebrak meja.
Andre yang duduk disebelah gue, menahan kerah belakang gue. "Sabar, Bro"
Dimas tertawa kecil, "Jadi lo beneran udah pacaran sama Winnie? Lo menang dong kalo gitu, Bro! Party?"
Menghiraukan pertanyaan Dimas, gue membentak dia lagi, "Jawab gue bangsat!"
"Whoa.. Lo punya something sama Winnie? Beneran nih? Udah bukan jadi target lagi?" Tanya Gilang
Sumpah, kalo mereka bukan temen gue, udah gue tonjok daritadi.
Andre menepuk punggung gue, "Selo Ris. Kita gak tau siapa yang dikunciin sama Thalia. Kalo menurut lo Winnie, ya mungkin aja. Kita juga gatau, Bro"

KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With The Bad Boy
Teen FictionKetika Harris bolos pelajaran, Winnie mendengarkan gurunya baik-baik. Ketika Harris merokok, Winnie membaca novel kesukaannya. Ketika Harris nongkrong bersama temannya, Winnie belajar dirumah. Dan merekapun bertemu karena perjanjian 30 hari: siapa y...