Day 2

263K 15.9K 235
                                        

[edited]

Winnie's POV

Aku dan Gina melangkah keluar kelas, menuju kantin setelah beberpa detik dering bel istirahat berbunyi.

Sampai di kantin, entah mengapa aku merasa banyak mata yang memperhatikanku. Ada yang salah dengan wajahku? Setiap hari aku memang tampil seperti ini. Aku memang tidak cantik, dan aku juga tidak jelek banget. Lalu kenapa banyak mata yang menuju kearahku? Atau, aku yang geer? Haha

Oh ya, aku lupa bahwa disebelahku masih ada Gina. Hari ini Gina memang tampak lebih cantik. Ibunya sudah sembuh, jadi Gina sudah bisa tidur dengan nyenyak. Gina juga mencatok rambutnya jadi lebih rapih. Lalu aku tersenyum pada Gina.

"Lo kenapa? Kok tiba tiba senyum? Lo gak kesurupan kan?" Tanya Gina

Aku tertawa kecil, "Lo cantik hari ini, Gin. Pantes banyak yang ngeliatin lo"

Kini Gina yang tertawa, "Thanks, Sis. Tapi lo lebay deh"

"Lah lo ga percaya? Liat aja tuh banyak yang ngeliatin lo. Astaga Gin, sampe Thalia aja ngeliatin lo dengan tampang iri" aku tertawa. Thalia adalah cewek yang paling cantik disekolah. Ya, setidaknya itu yang ada difikiran Thalia sendiri. Thalia seperti primadona disekolah. Ia selalu diutamakan, karena Thalia mempunyai wajah yang cantik dan uang yang banyak. Juga fans yang banyak. Thalia punya 2 temannya yang lebih seperti 'babu'nya. Angel dan Shinta. Dimana ada Thalia, disitu pasti ada Angel dan Shinta. Mereka berdua pasti menuruti apa yang Thalia mau. Dan mereka bertiga akan melakukan apapun hingga apa yang mereka inginkan tercapai. Apapun.

Aku dan Gina memilih meja yang kosong. Didepan kami ada meja yang biasa ditempati kelas 12. Dibelakang kami ada meja yang diisi oleh anak-anak cowok dari kelas sebelah.

"Gin, lo mau apa?" Tanyaku. Seperti biasa, aku memesan makanan dan Gina memesan minuman.

"Mie ayam aja, Win."

Aku menuju stand mie ayam dan memesan 2 porsi. Entah kenapa, aku merasa banyak mata yang menatapku. Apa yang salah denganku? Tadi Gina, dan sekarang aku?

Oh. Atau memang daritadi aku yang mereka lihatin?

Aku mulai merasa tidak nyaman. Setiap orang mendekat, pasti menatapku. Ada yang seperti ingin menelanku hidup-hidup, dan ada juga yang menatapku penuh harap. Apa apaan ini?

Bahkan Thalia kini ikut menatapku. Tatapannya tajam, aku tidak berani menatap Thalia balik. Setelah pesananku sudah siap, aku segera membawa kemejaku.

"Thanks" kata Gina, "Es teh?"

Aku mengangguk mengiyakan. Aku menggaruk leherku yang tidak gatal, merasa bingung. Apa wajahku sebegitu jeleknya, ya?

Gina datang dan membawa dua gelas es teh. Aku meminumnya dengan cepat. Namun kemudian aku merasa ngilu digigiku. Aku lupa kalau gigiku sensitif dengan minuman yang dingin.

Aku menyuap mie ayamku, namun baru satu suapan, aku mendengar seseorang berteriak padaku.

"Winnie, gabung disini aja!"

Aku mencari-cari dimana suara itu berasal. Mataku berhenti mencari ketika aku melihat seseorang melambai-lambaikan tangannya dan mengedipkan sebelah matanya. Harris.

Aku menelan mie ayam yang dimulutku, kemudian menatap Gina takut.

"Duh, Harris apaan banget, sih! Pake teriak segala lagi. Malu maluin banget" kataku. Kini makin banyak kan, yang menatapku. Aku menghela nafas berat.

"Lo mau gak?"

Aku menggeleng dengan cepat. Tiba-tiba aku merasa pundakku ditepuk.

"Win, makan sama gue aja, dijamin nggak nyesel"

30 Days With The Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang