Day 18

193K 11.5K 374
                                    

Rakha is on the media.

----------------

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu dengan tak sabar menggema dikamar Winnie. Namun, sang empu kamar masih tertidur lelap.

"Winnie!! Banguuun!"

Winnie mulai bergerak gelisah diatas kasurnya. Matanya masih kedap-kedip memproses cahaya lampu yang terang.

"Winnie! Ada Harris dibawah!"

Mata Winnie langsung melebar dan spontan dirinya bangun sepenuhnya.

"Mama bohong ya? Bangunin aku gak usah bawa-bawa Harris segala, Ma" sahut Winnie dari dalam sebelum ia membuka gagang pintu. Mamanya berdiri masih menggunakan piyama, matanya sendu karena masih ngantuk. Mamanya tersenyum lalu mendorong anaknya keluar kamar.

"Ada Harris dibawah, ngajakin jogging. Buruan kamu ganti baju."

Winnie mendesah keras, "Maaaa, aku gak janjian sama Harris mau jogging. Ini sabtu Maaa, aku ngantuk pingin tidur"

Mamanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anak perawannya yang susah bangun pagi.

"Kasian Win, Harris udah dateng jauh-jauh, pagi-pagi pula.." Mamanya mengisyaratkan kalau Winnie harus segera ganti baju. Mau tak mau, Winnie menuruti apa kata mamanya.

Keluar dari kamar mandi, Winnie menuruni tangga dan siap bertemu dengan Harris.

"Lo ngapain dateng pagi-pagi? Kita nggak janjian sebelomnya" kata Winnie menatap Harris yang sedang duduk manis. "Gue gak mau jogging. Gak bisa lari"

"Pagi juga, Win" Harris menggelengkan kepalanya, namun menyunggingkan senyuman. "Ikut gue. Kalo capek, bilang aja. Gue pingin bawa lo ke suatu tempat"

Lagi, Winnie mendesah. "Ris, yaelah! Gak usah pagi-pagi sebelum subuh juga dong! Kan bisa siangan dikit!"

"Udah siap kan? Ayok ke mobil!" Ajak Harris sambil menarik tangan Winnie.

"Naik mobil? Katanya mau jogging!" Protes Winnie ketika Harris menyuruhnya masuk ke mobil.

"Perjalanan kesananya jauh, protes mulu" kata Harris, lalu menyalakan mobilnya.

"Lagian, masih pagi gue gak suka diganggu!"

"Lo lagi PMS ya?"

"Nggak!"

"Gue anggep itu iya"

Winnie tidak menjawab lagi. Dalam hati, ia merutuki dirinya sendiri.

-c-

Rakha sedang tertidur pulas ketika handphonenya berdering.

Mama is calling...

"Argghhh" Rakha mendesah keras. "Ngapain sih?!"

Walaupun Rakha mengumpat dalam hati, ia tetap menjawab panggilan mamanya. Ia melirik ke jam dinding, masih pukul 6 pagi.

"Halo, kamu udah bangun?" Suara halus diujung sana terdengar.

"Udah, Ma.."

"Kamu mau pulang kapan, Kha?"

"Nggak tau Ma. Masih betah di Jakarta"

"Mama sama Papa kangen, kasian Papa kamu, nanyain mulu. Raisa apa kabar? Mama telfonin nggak diangkat.."

"Belum bangun kali Ma. Namanya juga Raisa."

Suara tawa renyah terdengar. Rakha begitu mencintai wanita yang suaranya terdengar diujung sana.

30 Days With The Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang