Kamarku serasa berputar, aku merasa seperti melayang..
Kurasakan sakit dikepalaku ketika aku bangun dan mendapati aku dikamarku, tiduran, dan sendirian. Jam berapa ini? Malam atau pagi? Apa aku telat kesekolah?
"Maa...." Aku mencoba teriak namun hasilnya hanya suara serakku bergumam dengan lemah
Pintu kamarku terbuka, dan mama berdiri disana.
"Kamu udah bangun? Apa yang kamu rasain sekarang, sayang?" Mama mengusap kepalaku dengan pelan layaknya seorang ibu
Aku menggeleng lemah, "Aku nggak papa.. Sekarang jam berapa ma?"
"Jam setengah 3 sore. Kamu nggak sekolah sayang, semalem kamu pingsan dan dibawa sama temen kamu" kata mama sambil menyodorkan air putih, "Laki-laki, ganteng lagi.."
Aku tersedak, "Siapa ma?"
Mama menatapku bingung, "Kamu nggak inget? Namanya Harris. Kata dia, kamu pingsan di lab kimia pas lagi praktek.."
Kini aku yang bingung. Harris? Praktek kimia? Aku mencoba mengingat kejadian kemarin perlahan-lahan. Pulang sekolah, Bu Ros memanggilku ke lab fisika.. Lalu aku ditarik ke gudang.. Aku terkunci dan aku pingsan karena debu.. Lalu seseorang datang mendobrak pintu dan membawaku keluar, sehingga aku bisa bernafas.. Orang itu.. Harris..
Harris telah menolongku. Dan kini ia menyelamatkanku dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin mama berikan padaku. Aku menghela nafas lega.
"Iya, ma.. Winnie ceroboh banget kemaren. Ada gas yang nggak seharusnya dihirup tapi Winnie hirup" kataku berbohong, melanjutkan kebohongan yang Harris buat. Kalau aku jujur, mama pasti khawatir setengah mati padaku, dan aku nggak mau mama khawatir.
"Yaampun.." Mama mengusap kepalaku, lagi. "Yauda, sekarang kamu makan dulu ya. Makanannya nanti mama anter."
Aku mengangguk mengiyakan.
Mama kemudian pergi, menuruni tangga dan menuju dapur. Beberapa menit kemudian, pintu kamarku diketuk. Mama ngapain ngetuk pintu? Biasanya juga langsung nyelonong masuk.
"Masuk maa" teriakku
"Ini gue, Harris" suara maskulin terdengar dibalik pintu kamar. Harris? Ngapain kesini? Astaga! Penampilanku lagi nggak oke banget gini! Aku merapihkan rambutku dan menguncir kuda.
"Masuk aja" teriakku lagi.
Harris masuk kamarku. Hell-o, Harris cowok pertama yang masuk kamarku!! Dan astaga, Harris ganteng banget! Masih dengan seragam dan jaket abu-abunya, rambutnya acak-acakan, please deh, nggak setara banget sama aku yang lagi jelek banget kayak gini. Eh tunggu, aku emang jelek, sih. Hehe.
Harris duduk dikasurku, membawa makanan. Please jangan bilang dia mau nyuapin, jangannn!!
"Ehm" aku memecah keheningan
"Eh, gimana keadaan lo sekarang?" Tanya Harris, "Tadi nyokap lo nyuruh gue naik, sambil nyuruh gue kasih makan elo. Kaya kucing aja harus disiapin makan"
Aku menaikan alis, "Kucing? Hello, gue lagi sakit! Dan itu gara-gara lo!"
"Gara-gara gue? Emang gue ngelakuin apa?" Raut muka Harris jadi bingung setengah mati, "Bukannya lo lagi tidur digudang? Ngapain sih? Kamar lo lebih enak daripada gudang, nih kasurnya empuk" Harris meloncat-loncatkan pantatnya dikasurku.
Yah, keceplosan. Harris nggak boleh tau. Thalia bisa ngelakuin hal lebih dari ini kalo sampe Harris tau.
"Nggak, salah ngomong. Abis lo nyebelin" jawabku
"Lagian lo ngapain sih digudang?"
"Uji nyali" jawabku asal
"Hah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/43003790-288-k773090.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With The Bad Boy
Teen FictionKetika Harris bolos pelajaran, Winnie mendengarkan gurunya baik-baik. Ketika Harris merokok, Winnie membaca novel kesukaannya. Ketika Harris nongkrong bersama temannya, Winnie belajar dirumah. Dan merekapun bertemu karena perjanjian 30 hari: siapa y...