8. Berubah

57 6 1
                                    

******

“Putuskan hubungan kerja sama dengan perusahaan Bara” tegas Hamzah.

Semua orang yang berada di ruangan itu terkejut dengan keputusan itu. Pasalnya keputusan itu cukup beresiko karena perusahaan Bara adalah salah satu perusahaan yang cukup besar. Tentu saja jika mereka melepaskan kerja samanya, perusahaan akan cukup terdampak.

“Tapi bang, ini cukup beresiko, perusahan Bara adalah salah satu investor terbesar kita” sanggah Fauzan.

Aisyah mengangguk tanda bahwa ia setuju dengan pernyataan Fauzan dan menyahut “Iya Zah, jangan gegabah, pikirin mateng-mateng”

“Gegabah? Syah ini udah keterlaluan, Bara hampir memperkosa Almira, kamu juga pernah kan di perlakuin kurang ajar sama dia? Ini udah ga bisa di biarin, hanya krena dia invest cukup besar bukan berarti dia bisa berlaku seenaknya”

Memang Bara adalah orang yang cukup kurang ajar dengan perempuan, Aisyah pun juga pernah menjadi korbannya. Sudah dari lama Hamzah ingin menindak kelakuan Bara, namun Aisyah dan yang lainnya selalu menahannya. Sekarang ia sudah tidak tahan lagi. Ia tidak tahan melihat almira menjadi seperti itu.

“gue bakal cari investor yang lebih baik dari Bara, Fauzan tolong urus semuanya” Hamzah menutup dokumennya dan hendak pergi embali ke ruangannya. Namun langkahnya terhenti. Kemudian menoleh ke arah Dewangga “Wa, tolong pindahin ruangan kita di lanai dasar ya, gue bosen suasana di sini” ucapnya sebelum akhirnya kembali ke ruangannya.

Aisyah membeku sebentar setelah mendengar permintaan Hamzah. Beberapa pertanyaan terputar di otaknya. Dulu Hamzah memilih ruangan ini karena Aisyah. Karena Aisyah menyukai pemandangan dari atas gedung pencakar langit itu. Begitu pula Hmzah yang menyukai ruangan ini karena memandang pemandangan dari atas ini menenangkannya kala ia  banyak pikiran.

Aisyah memasuki ruangan Hamzah. Ia mendapati Hamzah berdiri di deekat jendela. Ia memandang ke luar jendela. Menikmati indahnya pemandangan senja.

“Kenapa pindah ruangan? Bukannya kamu suka di sini?”

“aku hanya pengen suasana baru,” jawab Hamzah tanpa mengalihkan pandangannya.

“Bukan karena Almira?” tebak Aisyah yang membuat Hamzah terdiam sejenak. Memang itulah alasannya ingin pindah ke lantai dasar. Karena sejak kejadian itu, Almira tidak mau menggunakan lift lagi. Ketika Almira mengunjunginya kemarin, ia menggunakan tangga darurat. Hamzah menginginkan lantai dasar agar Almira tidak perlu lelah menggunakan tangga darurat lagi.

“Bukan, udah aku bilang aku lagi pengen ganti suasana” Hamzah mengelak. Kemudian ia mengambil tas dan menentengnya. “Aku pulang dulu ya, soalnya nanti ada makan malam sama keluarga besar.” Hamzah menepuk pelan lengannya sebagai tanda untuk berpamitan.

Kamu berubah Zah. Aisyah memandang punggung tegap itu menjauh dengan tatapan nanar.
Entah kenapa semakin hari Hamzah ingin menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bersama istrinya.

Apakah karena ia sudah mendambakan Almira begitu lama? Faktanya, Almira adalah cinta pertamanya. Mereka sama-sama menjadi cinta pertama. Ia mengenal Almira jauh sebelum Almira mengenalnya. Mereka pernah satu lingkup sekolah. Saat itu hamzah kelas 12 SMA sedangkan Almira kelas 8 SMP. Karena sekolah mereka masih satu yayasan, tidak jarang ia bertemu dengan Almira yang suka memberi makan kucing liar di belakang sekolah.

Entah apa yang pertama kali membuat Hamzah tertarik dengan Almira, yang pasti Hamzah menyadari perasaannya ketika ia menyelamatkan Almira yang hampir tertabrak hanya karena seekor kucing. Ada rasa tidak rela ketika melihat Almira terluka dan bersedih. Sejak saat itu, hamzah sering melewati koridor kelas SMP hanya untuk melihat Almira.

Saat ia lulus dan melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas yang cukup ternama di kotanya, hal itu tak menghalangi Hamzah untuk mendekati Almira. Meskipun jadwal kesibukannya yang cukup padat, ia meluangkan waktu untuk menjadi guru privat Almira agar bisa bertemu dengannya setiap hari. Fauzan adalah saksi hidup betapa bucinnya Hamzah pada Almira.
Takdir memang tak terduga. Sekarang ia kembali di pertemukan dengan Almira dan menikahinya. Sungguh ini adalah takdir yang sangat indah baginya jika waktu mereka tepat. Sayangnya kisah mereka seperti lagu milik Fiersa Besari – Waktu yang salah. Rasa eeka sudah tepat, hanya saja waktunya yang tidak tepat.

Almira dan Hamzah kembali dipertemukan saat Hamzah sudah memiliki seseorang. Aisyah Amani Indah. Dia adalah perempuan yang sudah menemaninya selama 5 tahun. Awal pertama kali mereka kenal adalah saat mereka berada di satu organisasi kampus. Hamzah yang sebagai ketua Bem dan Aisyah sebagai sekretaris membuat mereka sering terlibat bersama. Sehingga tanpa disadari rasa itu tumbuh di antara mereka.

Sejujurnya setiap Hamzah bersama Aisyah, ia merasa melihat Almira di diri Aisyah. Mereka cukup memiliki banya kesamaan yang membuat Hamzah de javu. Bahkan hampir semua kesukaan Almira, Aisyah juga menyukainya. Mulai dari tempat favorite, bunga, dan makanan. Hanya saja Almira lebih lembut dan jarang mengungkapkan perasaanya. Sedangkan Aisyah adalah orang yang tegas dan tidak takut mengungkapkan unek-uneknya.

Almira dan Hamzah sudah menikah. Seharusnya Hamzah lebih memilih Almira yang sah menjadi istrinya di mata agama dan negara. Namun hubungan mereka tida sesederhana itu. Kenyataanya Hamzah dan Aisyah juga sudah menikah sejak 4 tahun lalu. Meskipun hanya sah di mata agama, tetapi Aisyah juga istrinya bukan?

Rumit? Memang hubungan mereka sangat rumit. Hubungan Aisyah dan Hamzah tida di restui oleh keluarga Hamzah karena asal-usul Aisyah tida jelas. Namun mereka nekat menikah secara agama dan memutuskan untuk merintis usaha dari nol dan tidak bergantung pada keluarga hamzah. Itulah sebabnya Daffa yang mengurus perusahaan keluarganya. Meskipun masih belum di karuniai buah hati, keluarga mereka tetap harmonis.

Hingga perusahaan yang mereka rintis mengalami colaps dan membutuhkan suntikan dana yang cukup besar utuk bisa survive. Nenek hamzah menawarkan sebuah bantuan padanya namun dengan syarat bahwa Hamzah harus menceraikan Aisyah dan menikah dengan wanita pilihan neneknya.

Tentu saja Hamzah menolak entah-mentah, ia tidak ingn bercerai dari Aisyah. Namun Aisyah terus memaksanya dengan alasan  demi perusahaan yang menaungi banyak orang dan impian Hamzah yang ingin memiliki anak.

Karena Hamzah kekeh tidak mau bercerai, maka neneknya mengganti syarat itu. Hamzah tidak harus bercerai dengan Aisyah, namun ia harus tetap merahasiakannya dari istri keduanya. Setelah paksaan dari neneknya dan Aisyah, ia akhirnya menyetujui hal iu. Ia akan bertekat menjaga hati hanya untuk Aisyah meskipun nantinya istri keduanya lebih cantik dari Aisyah.

Namun sungguh tak diduga. Calon istrinya adalah Almira, sang cinta pertamanya. Ia lebih memilih mundur daripada tidak bisa berlaku adil. Ia yakin, nanti hatinya akan goyah dan lebih condong ke arah Almira daripada Aisyah. Ia tidak ingin menyakiti perempuan yang selama ini sudah menemaninya. Aisyah tetap memaksa Hamzah, shingga mau tidak mau Hamzah tetap melanjutkan pernikahan ini. Itulah alasan mengapa di awal pernikahan hamzah menginginkan untuk pisah kamar, karena ia tidak ingin perasaannya penuh hanya untuk Almira.

Sekarang aisyah merasakan perubahan itu. Semenjak Hamzah menikah lagi, Aisyah sudah jarang menghabiskan waktu dengan Hamzah. Mereka hanya bisa menghabiskan waktu di siang hari atau sesekali hingga malam dengan alasan Hamzah lembur. Status mereka yang di rahasiakan membuat Hamzah harus selalu pulang agar Almira tidak curiga. Bahkan, Aisyah rasa Hamzah tida pernah menyentuhnya lagi semenjak sandiwara ini dimulai. Aisyah kecewa dengan perubahan drastis Hamzah yang secepat itu melupakan kenangan mereka selama 4 tahun ini namun ini adalah resiko dari pilihannya. Aisyah sendiri yang memaksa Hamzah untuk menikahi Almira. Tentu saja ia harus menanggung resikonya.

Jangan Lupa Vote dan Comment ya
itu bener bener jadi semangat buat para penulis.

Certa ini juga ada versi AU nya.
Kalian bisa lihat di akun tik tok @itsmealita2

See you next part

Bahtera KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang