Kota Nozomi, 8 a.m
"Haruki, bangun. Kamu telah terlambat masuk kampus," kata seorang pria dengan penampilan seperti orang kantoran.
Haruki bangun dan melihat pria yang membangunkannya. Dia mengacak rambutnya dengan kasar karena harus melihat wajah pria itu yang statusnya adalah kakak kandungnya.
"Mengapa kakak masih di sini? Bukannya kakak harus pergi kerja?" tanya Haruki dengan nada khas orang yang baru bangun tidur.
"Bagaimana kakak bisa pergi kerja dengan tenang jika kamu saja susah mengatur waktu. Bangun sekarang dan bersiap-siaplah untuk berangkat ke kampus. Kakak telah masak makanan kesukaanmu di ruang makan," kata pria itu.
"Hideko, apa kamu hari ini akan lembur kerja lagi?" tanya Haruki tanpa menggunakan panggilan kakak.
Sang kakak hanya pasrah dengan adiknya karena dirinya sudah terbiasa dengan panggilan tersebut. Dia menghampirinya dan mengelus kepalanya dengan lembut walaupun sang pemilik kepala tersebut tidak suka dengan hal tersebut.
"Iya kakak bakalan lembur lagi. Ini juga untuk kebaikanmu. Kalau begitu, kakak pergi dulu," kata Hideko tersenyum.
Hideko keluar dari kamar sang adik dan berangkat ke tempat kerjanya. Haruki yang masih berada di atas kasurnya sedikit kesal karena sang kakak menganggapnya seperti anak kecil. Dia bangkit dari kasurnya dan membersihkan tubuhnya. Dia keluar dari kamarnya dengan kaos merah lengan panjang, celana jeans biru, dan tas selempang merah. Tidak lupa dengan sepatu putih yang merupakan hadiah natal dari sang kakak. Di ruang makan, dia melihat makanan yang dia sukai di sana. Dia hanya tersenyum kecil melihat bentuk makanannya.
"Sudah berapa kali aku bilang sama pria kerja keras itu untuk tidak membuat Tamagoyaki ini. Setidaknya rasanya tidak jauh beda dengan buatan ibu," kata Haruki sambil menyantap makanan tersebut.
Setelah selesai makan, dia keluar dari rumahnya dan mengunci pintu sebelum dia berangkat ke kampusnya, Universitas Iris.
Suguru House, 8 a.m
Suguru yang masih tidur di tempat tidurnya terbangun oleh jam weker miliknya. Dia mematikan jam tersebut dan bangun dari tempat tidurnya. Dia membersihkan dirinya, lalu memakai kemeja biru berlengan pendek dan celana jeans biru. Saat dia memakai sepatu, ponselnya berdering dan tertera nama tunangannya. Dia mengangkat panggilan tersebut.
"Halo Suguru?"
"Halo Mikan. Ada apa?"
"Aku telah meletakkan bekal ibu untukmu di depan rumahmu. Maaf jika aku tidak memberikannya secara langsung. Aku harus menyelesaikan skripsiku. Jika tidak, kelulusanku akan ditunda."
"Kamu selesaikan saja urusanmu. Kita bisa bertemu ketika kamu telah selesai dengan tugasmu."
"Baiklah. Ingat janjimu akhir pekan ini."
"Iya aku tahu itu."
"Ok. Aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu."
Mikan menutup panggilan tersebut secara sepihak. Suguru hanya tersenyum senang bisa mendengar suara tunangannya. Dia membuka pintu rumahnya dan benar apa yang dikatakan tunangannya. Ada sebuah bekal berwarna biru yang dibungkus oleh sebuah plastik dan digantung di pegangan pintu. Suguru mengambil bekal tersebut dan membawanya ke tempat kerjanya.
Café Nakagawa, 8 a.m
Yozora sedang menyusun beberapa donat di lemari penjualan dengan dress lengan panjang dan selutut bermotif kotak kuning-hitam. Juga dengan sepatu berhak pendek berwarna hitam. Kegiatannya itu dilihat oleh sang ibu yang membawa beberapa bahan untuk membuat minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gemstone Thieves
FantasySeorang pemilik memiliki batu permata langka yang konon dapat mengabulkan permintaan. Namun batu tersebut telah dicuri oleh sekelompok penjahat terkenal, Gourmand beserta batu permata lainnya. 5 pencuri yang terpilih dengan kemampuan yang berbeda-be...