Pagi hari begitu cerah namun berbanding terbalik dengan beberapa remaja tampak menampilkan ekspresi suram pagi ini bagaimana tidak jika mereka ingat kemarin siapa yang menyuruh mereka untuk datang lebih awal namun berakhir harus menunggu lama seperti ini.Flashback
Setelah sesi pengenalan mereka selesai Kakashi berdehem lalu menatap ketujuh para remaja itu.
"Baiklah untuk kegiatan besok aku dan Obito akan menguji kalian kembali untuk menentukan bagaimana nasib kalian seterusnya jadi-
Ucapan Kakashi terhenti ketika karin mengangkat tangannya, terlihat jika gadis itu sepertinya memiliki pertanyaan yang mewakili mereka kecuali satu remaja bersurai kuning jabrik tampak santai menyandar dengan nyaman dibahu Sasuke.Abaikan tingkah laku seenaknya Naruto, kembali lagi kepada Karin dengan pertanyaannya.
"Ada apa Karin? "Tanya Obito , gadis berdehem kecil.
"Ne sensei, bukannya kemarin kami diuji dan lulus , lalu kenapa harus diuji lagi? " tanya nya begitu penasaran begitu pula yang lain.
"Ya secara prosedur kalian memang telah di uji dan lulus menjadi genin kemarin namun itu hanyalah proses academy dan kelanjutan nya dari nasib genin kalian kini berada ditangan kami apakah kalian akan lulus atau akan kembali ke academy mengulang kembali pelajaran yang telah kalian pelajari lagi " ujar Kakashi menjawab pertanyaan tersebut secara tak sengaja membungkam ke-enam remaja kecuali Naruto.
"Yaa kecuali jika kalian memahami arti dibalik ujian kali ini pastinya kalian akan lulus dengan aman " celetuk Obito dengan santai nya mengabaikan tatapan horor dari ke-enam remaja itu kecuali Naruto terlihat begitu santai.
"Untuk besok datang lah jam 6 pagi dan ingat satu hal ini jangan ada yang sarapan diantara kalian jika tak ingin muntah "
Setelah mengucapkan hal itu mereka memutuskan pergi memberi waktu bagi ketujuh remaja itu untuk merancang rencana dan juga memikirkan jawaban dari arti ujian besok.
FLASHBACK ( OFF )
Remaja dengan surai kuning cerahnya bak kelopak matahari diantara warna yang menonjol itu mendengus geli, sungguh hal ini mengingatkan nya lagi pada kejadian dulu, ini benar - benar seperti dejavu lagi dan untung nya ditengah jalan ia, Menma dan Sasuke singgah di kedai Ramen untuk sarapan walaupun sedikit memaksa karena Sasuke dan Menma ingin mematuhi perintah itu sampai ia berucap 'itu adalah perintah konyol yang akan membuat kita bunuh diri jika mengikutinya, apakah kalian akan mengikuti peraturan pembimbing kalian jika menyuruh untuk bunuh diri, jelas saja tidak kan, maka dari itu perhatian setiap perintah yang terucap'
Memang ada untung nya juga mereka sarapan walaupun itu Ramen setidaknya ada sesuatu yang bisa mengganjal perut mereka sampai kedua jonin mereka datang dan ujian berakhir setidaknya.
Hampir empat jam mereka menunggu bahkan sampai terdengar suara perut keroncongan dari beberapa diantara mereka .
"Aku bener - benar sungguh lapar " keluh Suigetsu memegang perutnya yang sedari tadi menjerit untuk diisi .
"Aku juga seharusnya malam tadi aku makan hiks huaaaaaa ini sungguh mengesalkan kemana kedua sensei itu mereka benar-benar keterlaluan" kesal sakura, kesabaran benar telah habis menunggu kedua laki-laki itu.
"Ne Naruto, Menma-kun bukan kah kalian tinggal satu rumah dengan Obito sensei? " pertanyaan dari karin jelas membuat sakura, Suigetsu dan sai menoleh menuntut jawaban dari keduanya.
"Justru karena kami tinggal serumahlah Obito-nii menyuruh kami berangkat lebih awal bahkan dengan teganya membangun kan ku dari mimpi indah bersama Ramen-chan "ujar nya disertai dramatis diakhir nya dan hal itu dibalas helaan napas mereka, siapa yang tidak tau seberapa besar remaja jabrik itu begitu mencintai makanan yang bernama ramen sehingga dia bahkan tidak bisa membedakan yang mana cinta makanan dan cinta lainnya. Benar-benar tak bisa ditebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARUTO:DIMENSIONS TRAVELLER (HIATUS)
Adventurekarena pecahnya dimensi ruang dan waktu membuat Naruto yang saat itu telah mengalahkan Kaguya terseret masuk kedalam dimensi ruang dan waktu , dan berakhir ia terjebak didalam sebuah dimensi dan bertemu dengan orang orang yang begitu ia ingin kan. ...