“Yang hilang tidak harus diganti, ada kalanya yang hilang harus dicari.”
𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈➪
⚠︎𝚅𝚘𝚝𝚎 + 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚢𝚊!シ︎⚠︎
24. Wellcome back my Queen and Qing
“Gue ... inget semuanya.”
Queen tidak bisa berkata-kata, tapi dihatinya ada rasa senang dan terharu. Momen yang dia tunggu akhirnya datang, Qing telah mengingat semuanya. Dulu dia menolak keras kembalinya ingatan laki-laki itu, tapi kini dia benar-benar bahagia.
Satu respon yang pasti, Queen segera memeluk kekasihnya. Air matanya tumpah, tidak kuasa menahan haru. “Makasih, Qing. Makasih udah inget gue lagi.”
“Maaf udah lupain kamu.” Qing membalas 'tak kalah erat, perasaannya sama. Bahagia. “Queen gue minta maaf.”
“Queen?”
Drisa terpaku ditempatnya, saat menyaksikan bagaimana Qing yang seolah sedang memeluk seseorang sambil menangis. Awalnya dia tidak mengerti, tapi saat nama sahabatnya disebut, Drisa seolah paham apa yang terjadi.
“Queen ada di sini?”
Perlahan Qing dan Queen memisahkan diri, keduanya sama-sama bangkit. Terlihat Drisa dengan segala rasa penasarannya, perempuan itu celingukan mencari posisi sahabatnya.
Air mata Queen kembali jatuh. Dia ingin memeluk Drisa dan mengutarakan segala keluh kesahnya, tapi semuanya akan sia-sia. Queen tidak bisa memeluk atau menunjukan diri di hadapan sahabatnya.
“Queen di sini,” ucap Qing sambil menatap samping kanannya.
Drisa terkekeh, matanya terpaku di satu tempat. Tidak ada apapun yang dia lihat, apa Qing sedang membohonginya? “Lo bohong, kan?”
Melihat Qing yang terlihat serius, Drisa kembali menatap tempat yang sama. Dia ambil langkah maju, tangannya terulur seolah ingin merasakan secara langsung. Jika mempercayai apa yang Qing katakan, sepertinya Drisa sudah tidak waras.
Queen menyambut uluran tangan sahabatnya. Dalam hati dia berharap, kalau dia bisa memberi tahu keberadaannya pada Drisa. Satu-satunya hal yang tidak Queen sesali di kehidupannya ini, hanya hubungan persahabatan dengan Drisa dan Inka.
Belum lama Queen menyambut tangan Drisa, sahabatnya itu sudah menariknya kembali. Dengan kepala menggeleng, dia mencoba meyakinkan diri. “Enggak, Queen lagi koma di rumah sakit.”
“Tubuhnya di sana, tapi jiwanya di sini,” jelas Harjun yang baru datang bersama teman-temannya yang lain.
Sama seperti Drisa, Inka, Daiva, Kavi dan Taro pun terlihat tercengang. “Gak usah becanda deh, Jun!” ujar Taro.
“Maksud lo Queen jadi setan?” Daiva tertawa sendirian. “Tapi wajar sih, pas hidup banyak buat dosa.”
Barulah Kavi dan Taro ikut tertawa. Mereka sepertinya tidak menyadari, kalau Qing, Harjun, Drisa dan Inka memasang wajah sangat serius.
Queen sendiri mengepalkan kedua tangannya, ingin rasanya memukul ketiga laki-laki itu. Mungkin karena tekad itulah, Queen berhasil menendang tulang kering Daiva, Kavi dan Taro. Ketiganya meringis kesakitan, sambil memegangi kaki masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKSUSRAWA
Fantasy𝙹𝚒𝚔𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚔𝚎𝚗𝚊𝚗, 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚗𝚐 𝚏𝚘𝚕𝚕𝚘𝚠 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚍𝚒𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚢𝚊! °°° "Apa yang bisa bikin lo pergi dari hidup gue?" "Kematian lo!" "Mungkin terlambat, tapi, i love u." °°° MATA DIBALAS MATA NYAWA DIBALAS NYAWA! _QING CAKSUSRAWA