Chapter 4

21 4 0
                                    

Semuanya gelap, pandanganku mencoba menelaah kesana dan kemari, tidak ada apa-apa. Semuanya hitam pekat. Aku merasakan badanku sedikit merinding akibat keadaan sekarang, seolah aku berada di ruang hampa setelah kematian atau memang aku sudah mati? Tidak, rasanya tidak seperti itu. Rasanya seperti, aku pernah mengalami ini sebelumnya.

Sekujur tubuhku rasanya kebas dan mati rasa. Kedua tanganku bergerak, tapi aku merasa keduanya tidak seperti bergerak. Ini sangat tidak biasa, aku mencoba menggerakkan jari-jariku. Tidak ada sensasi yang sedikitpun aku rasakan. Apakah ini kematian? Apakah hidupku sudah berakhir?

Aku menggerakkan kepalaku, mencoba melihat ke kanan dan kiriku. Kedua tanganku menempel di kedua wajahku, tetapi aku sama sekali tidak merasakannya. Ini lebih seperti mimpi yang aneh dan mendinginkan seluruh tubuhku. Anehnya, sensasi ini membuatku hangat. Seperti memori akan masa lalu yang terkenang tiba-tiba melintas begitu saja di benak. Perasaan yang condong dengan yang aku rasakan mungkin saja, kerinduan?

"Kau pernah di sini, Raif." Suaranya menggelegar bagaikan guntur. Indra pengelihatanku mencoba mencari dari mana asal suara itu. Tidak sedikitpun bisa aku lihat, tempat apa sebenarnya ini? 

Suara-suara itu seperti mengaum dan mengatakan sesuatu pada bahasa yang tidak aku mengerti. Meski begitu, aku cukup yakin hal-hal yang aku dengar lebih cenderung seperti suara menggelegar dan menggema seperti halilintar. Dalam kegelapan yang mencekam ini, suara itu terus berdesis di telingaku, untuk pertama kalinya aku merasakan sesuatu. Rasa merinding yang mengerikan.

"Siapa kamu?" Mulutku menganga mencoba mengungkapkan dua patah kata. Sekali lagi aku mencoba berteriak sekencang mungkin. Bahkan suaraku tidak terdengar di dalam benakku. Rasanya aneh, apakah suaraku hilang? Atau sebenarnya karena 'tempat' ini yang menyebabkan itu?

Meskipun aku tidak sepenuhnya yakin apakah di tempat ini aku bisa berteriak atau tidak, aku mengatakannya berkali-kali, "Hei! Siapa kamu!? Jawablah aku!" Puluhan kali aku mengatakannya, aku bahkan tidak mendapatkan sedikitpun sautan. Tidak, hingga selama lima menit.

 "Kau tau, kau selalu tau." Suara misterius tersebut akhirnya menjawab dengan nada yang menggetarkan jiwa. Hingga aku sendiri merasa seperti tempat sialan ini bisa runtuh akibatnya. Suara dentuman tiba-tiba saja memecah keheningan, kurasa itu bukan hanya perasaanku saja. Sekujur tubuhku bergetar meskipun aku tidak merasakannya seperti biasa, kedua bola mataku bisa melihatnya. Retakan. Yang besar. Sangat besar.

Dalam dunia yang dipenuhi kegulitaan dan ketidaktahuan itu, sebuah retakan besar muncul di hadapanku seolah-olah ruang pada tempat itu terbuat dari kaca. Dalam setiap retakan besar, membeberkan cahaya putih yang terag menderang. Hampir membutakan siapapun yang melihatnya.

Cahaya itu semakin terang, "Tempat ini akan hancur." Secara cepat, setiap ruang, setiap perspektif yang aku ambil. Semuanya dipenuhi retakan-retakan yang perlahan hancur. Semuanya bercahaya, tanpa terkecuali. Rasanya menyakitkan untuk mataku sehingga aku memilih memejamkannya.

"Buka matamu." Suara itu kembali lagi, tapi kini lebih sedikit tenang.

Perlahan, aku melihat sesuatu, sebuah titik. Setelah mendengar suara itu, sebuah sosok menampilkan dirinya di hadapanku. Rasanya seperti tiba-tiba disodorkan sebuah cermin kepadaku, aku melihat bayanganku, tersenyum liar. Rambutnya yang sepanjang bahu, matanya yang semerah darah membara, postur tubuhnya tegap, dihiasi dengan senyuman iblis pada wajahnya. Semuanya, kecuali matanya, sama persis dengan aku yang sekarang.

"Kamu--" Kata-kataku terhenti. "Ya," senyumnya melebar, "aku adalah kamu."

Tiba-tiba tubuhku terbakar oleh api yang muncul dari dalam diriku. Sayatan-sayatan terbentuk secara terus-menerus di tubuhku. Membuatnya mengucurkan banyak darah hingga dapat menggenangi mata kakiku. Luka-luka sayat itu semakin menyakitkan setelah terbakar oleh api yang tersulut. "ARGH!!" Apakah ini penghukuman? Apakah ini rasa penyesalan?

Titik BalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang