Jeongyeon POV
"Hyung, sudah Aku kirim semua datanya ke client" kata Chaeng.
"Aku juga sudah membuat kwitansi dan tanda terimanya"
"Oke, Terima kasih Chaeng.. Dahyun. Kalau begitu, Kalian bisa pulang" Kataku.
"Ne, Hyung" Jawab Dahyun dan juga Chaeng.
Disaat Mereka hendak pulang, tiba-tiba ada suara ketukan pintu.
Tok.. Tok..
"Hmm, siapa yang datang menjelang malam seperti ini? Bikin merinding saja" Batin Dahyun.
"Coba buka Hyun. Siapa tahu makhluk gaib yang mengetuk pintu" suruh Chaeng.
"Ya, kenapa tidak Kau saja? Kenapa harus menyuruhku?" Kesal Dahyun.
"Karena Kau kan lebih muda dari Kami. Jadi sudah seharusnya Kau yang membukakan pintu" kataku.
"Oh, jadi sekarang main usia-usiaan ya?" Dahyun makin naik pitam.
Tok.. Tok..
"Aish, Kalian lama. Sudah Aku saja yang buka kan pintu. Padahal kalau malam hari, Aku suka melihat hantunya di dekat meja Kalian" kataku.
"Hah? Be-Benarkah?" Mereka tampak ketakutan.
"Ne, Kalian mau coba lihatnya? Aku bisa membuka mata batin Kalian sekarang" bohong.
"A-Ani"
"Ya sudah, Aku buka pintu sebentar. Kalian disini saja"
"Kalau begitu Aku temani Hyung" Kata Chaeng.
"Ya, A-Aku juga" Dahyun tidak mau kalah.
"Oke, Kalian bisa ikut denganku. Tapi jangan memegang bajuku seperti ini" Dahyun dan Chaeng menarik Kaos ku hingga Aku sedikit kesulitan untuk bergerak."Biarkan Kami memegang mu Hyung. Aku mohon" kata Dahyun.
"Hah, Baiklah" Kataku.
Tok.. Tok..
Entah mengapa Aku tiba-tiba merasakan hawa panas di tubuhku. Kalau boleh jujur, Aku juga takut dengan hantu.
Apalagi saat Aku dan Nayeon tinggal bersama di rumah atap itu.
Flashback
"Bagaimana apakah Kalian tertarik?" Tanya broker properti.
"Ne, Kami tertarik dengan rumah ini" kata Nayeon.
"Ah, syukurlah kalau begitu. Saya akan menyiapkan beberapa dokumen selama Kalian tinggal disini" katanya.
"Ne, terima kasih" Ucap Nayeon.
Setelah broker itu pergi, Aku segera menarik tangan Nayeon "Sayang, apa Kau yakin Kita akan tinggal diatap ini?" Tanya ku.
"Hmm, ne. Kalau menurut ku lokasi ini sangat strategis dan juga Kita mendapatkan harga murah. Selain itu, Kita tidak perlu membeli barang-barang lagi. Juga pemandangan disini terlihat bagus bukan" kata Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Your Mine [Complete]
Non-FictionYoo Jeongyeon (32), seorang fotografer yang sedang mengalami kesulitan dalam bisnisnya, mendapatkan kesempatan emas ketika sahabat baiknya semasa kuliah meminta bantuan untuk memotret foto preweddingnya. Jeongyeon merasa senang karena ini bisa menja...