Author POV
Tok.. Tok..
"Iya, masuk" ucap Jennie saat pintu ruangannya diketuk dari luar.
"Permisi, Sajangnim" salah satu pegawainya menampakkan kepalanya di balik pintu.
"Ne, ada apa?" Tanya Jennie.
"Ada tamu yang ingin bertemu dengan Sajangnim" ucapnya.
"Hmm, siapa?"
"Tuan yang pernah menjemput Nona Nayeon di Bar Kita, Sajangnim" katanya.
"Baiklah, Aku akan segera kesana" kata Jennie.
"Ne, Sajangnim. Kalau begitu Saya permisi" kata pengawai Jennie tersebut.
Jennie pun meninggalkan ruangannya untuk menuju bagian bar.
"Sepertinya Aku kenal" batin Jennie. Ia terlihat familiar dengan pria yang membelakanginya.
"Jeong, kenapa Kau disini?" Tanya Jennie ke Jeongyeon.
Terlihat beberapa bir yang sudah terjejer rapih di atas mejanya.
"Bisa beri Aku minuman yang cukup keras? Lima beer ini belum bisa membuatku mabuk" Tanya Jeongyeon.
"Ya, Kau sedang ada masalah? Seharusnya Kau ada di acara Nayeon kan. Tapi kenapa Kau malah ingin mabuk ditempatku"
"Aku mohon. Beri Aku minumannya" pintanya.
Jennie pun hanya bisa menghela nafas melihat Jeongyeon "Hmm, baiklah. Tapi jika Kau mulai mabuk, Kau harus pulang" Kata Jennie.
"Hmm, Aku janji" jawabnya.
Ia menyiapkan minuman untuk Jeongyeon
"Ini, minumlah" disodorkanlah Jeongyeon alkohol yang sudah Jennie buat."Gomawo" tanpa pikir panjang, Jeongyeon meminum seluruh isi digelas kecil itu.
"Y-Ya, kenapa langsung Kau habiskan. Kau bisa cepat mabuk" kata Jennie.
"Tidak apa-apa. Itu yang Aku butuhkan untuk melupakan..." Ucapan Jeongyeon menggantung.
"Melupakan apa?" Tanya Jennie penasaran.
"Ah, tidak. Tidak apa-apa. Hehe" Jeongyeon tertawa tanpa alasan.
"Apa yang Kau maksud itu Nayeon?" Tanya Jennie.
"Nayeon?" Jeongyeon pun terdiam dengan tatapan sendu miliknya. Kejadian beberapa jam yang lalu melintas dipikirannya lagi.
Jeongyeon POV
Aku mengejar kemana Nayeon pergi "Na-Nayeon, bisa Kita bicara"
"Nay, Aku mohon biarkan Aku bicara" kataku. Namun Nayeon masih belum meresponku.
Sreet
Aku berhasil memegang tangannya "Lepaskan" katanya.
"Aku akan melepaskan tanganku. Asalkan Kau mengijikan ku untuk berbicara" ucapnya.
"Jika Kau mau membahas soal tadi. Lupakan dan sekarang lepaskan tanganku" pintanya.
"Bukan itu yang ingin ku bahas" kataku.
"Aku bilang lepaskan" Kesal Nayeon.
"Aku ingin bicara padamu. Tolong dengarkan Aku sebentar saja Im Nayeon" Katanya.
"Kau mau bilang apa? Bagiku sudah tidak penting lagi Yoo Jeongyeon" Kesal Nayeon.
"Ini penting untukku dan mungkin untuk masa depanku" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Your Mine [Complete]
Non-FictionYoo Jeongyeon (32), seorang fotografer yang sedang mengalami kesulitan dalam bisnisnya, mendapatkan kesempatan emas ketika sahabat baiknya semasa kuliah meminta bantuan untuk memotret foto preweddingnya. Jeongyeon merasa senang karena ini bisa menja...