Chap. 24 : Suspicious

2.5K 210 4
                                    

(Nam's POV)

"Heng, tunggu ya aku kesana sebentar." Ucapku menunjuk ke arah lain dari tempat duduk kami.

Suasana di salah satu klub malam di Phuket yang kukunjungi memang gelap dan berdesakan- desakan tapi aku bisa melihat Freen dan Becky berada di sini.

Aneh.

Sejak kapan Freen menyukai klub malam?

"Hei. Halo, Becky! Disini!" Teriakku melambaikan tangan.

"Oh! Nam! Kamu disini!" Ucap Becky terkejut.

"Ya aku izin ke Freen untuk berlibur di Phuket. Keliatannya kalian juga berlibur?"

"Ya Freen mengajakku kesini. Kami baru saja sampai tadi pagi." Balasnya.

"Oh? Dimana Fr-"

"Hai, sayang, aku bawa minuman untukmu. Cobalah." Ucap Freen yang muncul dari belakang kami dengan dua gelas alkohol disodorkan ke Becky.

"Tapi aku tidak pernah minum." Tolak Becky.

"Cobalah dulu. Enak kok. Minumnya seperti ini." Paksa Freen sambil meminum gelas satunya untuk mencontohkan ke Becky.

Aku bisa melihat Becky sedikit ragu.

"Freen, jangan dipak-"

"Oh, halo! Jangan kaku begitu, Nam. Cobalah dulu, Beck." Sela Freen memotong ucapanku.

Gluk.

Aku bisa melihat Becky menahan sensasi alkohol ditenggorokannya.

"Enak kan? Ayo minum lagi kita bersenang- senang malam ini. Sampai jumpa, Nam." Ucap Freen menggandeng tangan Becky menjauh dariku menuju ke meja bar.

Kurasa Freen sedang tidak ingin diganggu.

(Becky's POV)

"Uh tenggorokanku terbakar." Ucapku setelah meminum alkohol yang diberikan Freen.

"Ini cobalah yang ini lebih manis dan ringan." Ucapnya menyodorkan segelas minuman bewarna kuning dengan sedikit busa dan gelembung diatasnya.

"Apa ini?"

"Mimosa."

"Ada alkoholnya?"

"Cuma sedikit."

"Eh, Fr-"

Kringg

Nada dering ponsel Freen memotong pembicaraan kami.

"Tunggu disini dulu aku segera kembali." Ucapnya menjauh dariku untuk mengangkat ponselnya.

Aku bisa melihat Freen menjauh dan menghilang dari pandanganku.

"Halo, nona cantik, sendirian?" Ucap seorang lelaki berdiri didekatku.

"Eh. aku tidak..."

"Aku Nop. Kenapa wanita cantik sepertimu sendirian saja?"

"Oh. Aku sedang..."

"Sendirian saja dengan segelas alkohol. Kurasa kamu butuh teman mengobrol." Selanya kembali.

Nop terus saja mengoceh sementara Freen masih belum muncul. Akhirnya aku berbincang - bincang dengan Nop untuk menghabiskan waktuku disini. Aku menenggak habis minuman dari Freen dan Nop membelikanku lagi segelas racikan alkohol lainnya.

"Ya begitulah diriku. Omong- omong kamu cantik sekali, Becky. Kamu mau mengobrol di tempat yang lebih tenang?" Ucapnya.

"Tenang seperti?"

"Seperti kamar hotelku? Aku tinggal di seberang."

"Maaf aku-"

"Dia bersamaku!" Tiba- tiba Freen muncul dan berdiri diantara aku dan Nop menghadap kearah Nop.

"Oh kamu mau ikut juga, nona?" Ucap Nop.

"Aku suaminya! Pergilah!" Usir Freen.

"Wah sayang sekali wanita cantik sepertimu sudah ada yang punya. Ini nomorku jika kamu ingin menemuiku." Ucap Nop menatapku dan menyodorkan secarik kertas berisi nomornya lalu pergi meninggalkan kami.

"Apa- apaan! Kamu kutinggal sebentar dan sudah berniat untuk selingkuh?!" Geram Freen.

"Kamu salah paham. Dia hanya mengajakku mengobrol saja." Belaku.

"Di kamarnya? Yang benar saja!"

"Tapi-"

Kringg

Ponsel sialan itu mengganggu kami lagi.

"Aku harus mengangkatnya. Bersiaplah setelah aku selesai kita kembali ke hotel dan membicarakan ini." Ucapnya menjauh lagi.

Dengan kesal aku meneguk minuman yang tadi dibelikan Nop sampai habis.

Aku mulai merasa pusing.

Sepertinya aku mabuk. Tapi kenapa detak jantungku ikut terasa berat dan tubuhku terasa bergairah?

Hoahm.

Ngantuk sekali.

Mataku terasa sangat berat....

Freen kamu dimana? Aku sangat mengantuk dan bergairah...

Dengan kesadaran tersisa aku bersandar di tempat dudukku dan melihat kearah pintu klub berharap Freen akan muncul tapi ternyata tidak.

Pintu terbuka dan yang muncul adalah...

Nop?

Seketika ruangan menjadi gelap.






The Contract (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang