Chap. 11 : Home Sweet Home

2.2K 215 0
                                    

(Becky's POV)

Kami melakukan perjalanan kurang lebih satu jam hingga akhirnya kami tiba di suatu perumahan yang bisa dibilang cukup tenang.

Jumlah rumahnya tidak terlalu banyak dan dikelilingi pemandangan indah seperti hutan dan taman. Lingkungannya tidak seperti lingkungan perumahan elit tapi terasa nyaman dan aman.

"Kita sudah sampai. Turunlah." Ucap Freen.

Kini aku berdiri di halaman rumah Freen sementara Freen memasukan mobilnya ke garasi kecil di sebelah rumah. Rumah itu menggunakan design minimalis dicat putih. Berbagai macam tanaman ditanam dengan rapi memenuhi halaman dan 2 pohon menjulang tinggi melebihi tembok berukuran tinggi 2 meter.

"Ayo masuk." Ucap Freen mengeluarkan kunci dan membuka pintu rumah.

"Silahkan berkeliling dulu." Ucap Freen sembari memasukan barang- barangku yang sedikit itu ke dalam rumahnya.

Aku berkeliling seperti katanya mencoba menghafal letak-letak ruangan rumah baruku. Design nya sangat minimalis dan sejauh ini aku hanya menemukan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Berbeda jauh dengan rumahku dulu saat ayahku masih hidup. Dia kaya tapi kenapa memilih hidup seperti ini. Dasar pelit.

Aku melanjutkan kegiatan menjelajahku hingga akhirnya menemukan dapur. Dapur rumah ini sungguh berbeda dari ruang lainnya. Sungguh luas dan... Profesional. Seperti dapur cooking show yang sering muncul di tv.

"Ah kamu disini ternyata. Sudah selesai melihat- lihatnya?" Ucap Freen menghampiriku.

"Kamu kaya tapi kenapa rumahmu sekecil ini. Uangmu habis untuk renovasi dapur?" Tanyaku.

"Aku tidak suka rumah besar. Terasa horor di malam hari. Lagipula aku suka memasak jadi tidak ada salahnya menghamburkan uang untuk dapurku." Ucapnya mengambil teko air dingin dari dalam kulkas.

"Dapur sebagus ini tapi tidak ada makanan. Kamu sudah jatuh miskin?" Ucapku melihat isi kulkasnya yang kosong.

"Kita akan pergi honeymoon besok jadi lebih baik tidak stok makanan. Kamu lupa?" Balasnya menyodorkan segelas air dingin kearahku.

"Terserah. Yang mana kamarku aku ingin beristirahat." Ucapku.

"Kamu satu kamar denganku." Ucapnya masih menikmati air es.

"Satu kamar? Ih tidak mau! Nanti kamu macam- macam denganku!"

"Kamu lupa kita sudah menikah? Aku ingin dilayani malam ini. Jangan menolak. Ingat perjanjian kita!" Ucapnya berbisik ditelingaku lalu menyeringai.

"Huft. Terserah!" Ucapku mendorong tubuhnya lalu masuk ke kamar.

Kamar nya tidak besar tapi juga tidak kecil. Cukup nyaman untuk dihuni dua orang. Aku segera melepas pakaian dan membersihkan make up lalu bergegas untuk mandi.

Huft.

Kurasa aku harus terbiasa hidup disini sekarang karena rumah ini adalah rumahku juga.

~

Tok Tok Tok

"Becky ayo bangun aku akan mengajakmu makan malam."

Aku mengerjapkan mataku. Ku melihat kearah luar jendela dn sinar matahari mulai meredup. Sudah berapa jam aku tertidur?

"Iya sebentar lagi aku keluar." Teriakku padanya.

1 jam berikutnya kami sudah sampai di sebuah pasar malam. Ini pertama kalinya bagiku ke tempat hiburan rakyat jelata.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Freen menunjuk ke deretan stand makanan dan minuman. Terlalu banyak stand dengan beragam makanan dan minuman membuatku bingung.

...

"Ini pertama kalinya kamu kesini?" Tanyanya lagi dan aku hanya mengangguk.

"Mengenaskan. Ayo kita cari bersama- sama." Freen menarik tanganku dan bersama- sama kami mencoba setiap jajanan yang belum pernah kumakan sebelumnya.

Dari semua makanan aku paling suka telur gulung dan minuman milk tea dengan bola- bola kenyal didalamnya. Kurasa aku akan membelinya lagi besok- besok.

"Ayo pulang sudah kenyang kan?" Freen menggandeng tangan kiriku karena tangan kananku memegang milk tea berukuran besar. Aku sekali lagi hanya bisa mengangguk karena mulutku sibuk menguyah bola- bola kenyal itu.

Freen berjalan terburu- buru ke arah mobilnya.

"Kenapa buru- buru? Ini masih jam 9 malam." Tanyaku.

"Aku hanya ingin cepat tidur." Jawabnya.

Mencurigakan.

Sesampainya di dalam mobil aku melihat Freen duduk dan terdapat benjolan yang jelas di celananya. Jadi ini alasan dia ingin cepat pulang?

Dasar mesum.

Aku belum siap untuk ditiduri si mesum malam ini.

"Eh, Freen, bisakah kita ke apotik? Aku harus membeli sabun dan obat lainnya." Ucapku.

"Tentu."

"Tunggulah di mobil aku tidak akan lama." Ucapku segera masuk ke apotik.

10 menit kemudian aku keluar dari toko dengan plastik berisi obat- obatan dan masuk ke mobil lagi.

Cklek.

Freen membukakan pintu rumah untukku.

"Setelah minumanmu habis, ganti pakaian dan gosok gigi. Aku menunggumu di kamar." Bisiknya di telingaku dengan senyuman paling cabul yang pernah kulihat.

The Contract (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang