δύο

670 89 30
                                    

"Aku kan sudah sering bilang padamu jangan terus membuat Rora menangis. Tapi kau tidak mau mendengarkan ku, jadi nikmati saja hasil dari ulahmu."

Saat ini Asa sedang berada dikamar Rami. Dia sedang mengobati luka Rami yang didapatkan saat bertengkar dengan Rora tadi dari mulai wajah, leher, hingga tangan Rami terdapat goressan hingga lebam merah.

"Aku kan tidak tau jika Rora akan mengeluarkan kekuatan supernya." bela Rami karna sedari tadi Asa terus menyalahkannya.

Asa menatap kesal pada Rami, gadis jangkung ini benar-benar menyebalkan "Kau tau Rami? Sebenarnya aku menahan diri untuk tidak memukul mu." Asa menekan kapas yang dia gunakan untuk mengobati Rami pada luka dilengan gadis itu.

AKKHH

Rami menjerit kencang dia langsung menjauh dari Asa dan langsung meniup luka ditangannya yang ditekan oleh Asa "Kau jahat seperti manusia Rusa itu Asa." Rami menggerutu tak terima dengan apa yang Asa lakukan padanya.

"Siapa yang kau bilang manusia Rusa Rami?" Pharita masuk sambil membawa nampan yang berisi minuman untuk mereka.

Rami segera berlari ke ranjang miliknya dan bersembunyi dibalik selimut "Pergilah! Jika kau ingin memarahi ku unnie aku tidak akan mendengarkannya.Aku sudah sangat kenyang dimarahi oleh Asa tadi."

Rami mengusir Pharita dengan suara yang terpendam dibalik selimut tebalnya.

Pharita menghela nafas adiknya itu memang selain spesial Rami juga keras kepala. Dia menyimpan minuman itu dimeja dekat Asa lalu menghampiri Rami yang menggulung tubuhnya menggunakan selimut.

Saat Pharita menghampiri Rami dan mencoba untuk melepaskan selimutnya tapi, adiknya itu malah meliuk-liukkan badannya seperti ulat menandakan bahwa dia tidak mau didekati olehnya.

"Pergi! Aku tidak mau disentuh oleh mu." marah Rami saat Pharita menjulurkan tangannya.

Pharita menarik kembali tangannya "Aku bahkan belum menyentuh mu Rami." balas Pharita.

Bugh

Akkhh

Sebuah bantal sofa melayang tepat pada wajah Rami. Pharita terkejut dengan itu dia menoleh ke belakang melihat Asa yang sedang asik dengan minumnya.

Asa berdiri dia berjalan ke arah Rami lalu melompat menindih tubuh Rami "Kau terlalu baik pada manusia jelek dan bodoh ini unnie." Asa memukuli wajah Rami menggunakan bantal sofa.

Bughh

Bughh

"Keluar dari sana atau aku akan menyeret tubuh mu dan melempar mu dari balkon." ancam Asa setelah puas memukuli Rami dengan nafasnya yang terengah-engah.

"Baiklah-baiklah aku keluar tapi kau turun dulu dari sana Asa. Badanmu memang kecil tapi kau sangat beratt." Rami mengerang marah hingga wajahnya memerah.

Pharita menarik Asa turun dari tubuh adiknya "Turun Asa kau bisa membuat Rami mati." baginya Rami memang menyebalkan tapi mau bagaimana pun dia tetap adiknya.

Asa turun sari tubuh Rami dia langsung berjalan menuju sofa dan kembali menikmati minumannya tanpa rasa bersalah atas Rami.

Rami keluar dari selimutnya dia berjalan menuju Asa.

Plakk

Rami memukul pipi Asa lalu duduk disamping temannya itu.

Asa menatap kesal pada Rami sambil tangannya mengelus pipi yang dipukul oleh Rami.

"Benar apa kata Pharita unnie, kau memang manusia spesial Rami." kata Asa tapi Rami tidak memperdulikannya dia malah asik membuka makanan yang dibawa oleh Asa tadi.

SILENT (enami asa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang