"SANA UNNIE!!"
"Ada apa Asa-ya?"
Asa menunjuk Ruka dan juga Kazuha yang sedang tertawa bersama "Mereka terus menganggu ku unnie."
Sana menggelengkan kepalanya, Ruka dan Kazuha akan selalu menganggu Asa sampai menangis dan itu tidak bisa dibiarkan.
"Ayo kita serang mereka."
Asa mengangguk dengan semangat "Ayo unnie, ayo!!"
Asa dan juga Sana berlari ke arah mereka berdua lalu memukuli tubuh keduanya dengan bantal sofa, Ruka dan Kazuha berusaha menghindar pukulan mereka dengan berlari mengelilingi ruang keluarga.
Asa dan Sana ikut berlari mengejar mereka berdua dengan bantal sofa ditangan mereka.
"Hei, jangan lari!!"
Ruka tertawa melihat wajah Asa yang terlihat lucu "Asa wajah mu lucu sekali haha."
Asa yang tidak terima lantas mempercepat larinya, kini dia sudah tepat dibelakang Ruka. Dia melemparkan bantal itu pada kakaknya tapi sayang Ruka malah membungkukkan badannya.
Bantal sofa itu mendarat diwajah wanita dewasa yang baru saja muncul dari arah dapur, Asa melebarkan matanya saat melihat bantal yang dia lempar mengenai wajah ibunya.
Asa segera berlari menghampiri Minyoung dan memeluk pinggang ibunya dengan erat.
"Maaf bunda, maafkan aku. Tadinya aku ingin melemparkannya pada Ruka unnie tapi dia malah menghindar."
Minyoung mengangguk mengerti dia mengusap rambut panjang Asa "Tidak apa-apa, lain kali hati-hati. Jangan berlarian seperti tadi nanti jatuh."
Asa mengangguk.
Minyoung melepas pelukannya "Sana, bisa bantu bunda sebentar?"
"Bisa bunda."
"Aku juga mau membantu mu bunda." ujar Asa sambil menggoyangkan lengan ibunya.
Minyoung menggeleng "Tidak sayang, kau disini saja bersama Ruka unnie dan Zuha unnie."
"Aaa... Tidak mau bunda, mereka menyebalkan. Nanti mereka akan terus mengganggu ku."
Minyoung terkekeh karna wajah Asa benar-benar, bagaimana tidak saat ini Asa mengembungkan pipi tembamnya apa lagi dengan rambutnya yang dikuncir dua.
"Percaya diri sekali." kata Ruka.
"Benar itu." tambah Kazuha lalu mereka tertawa bersama.
"Bundaaa..."
Minyoung menarik tubuh Asa kedalam pelukannya, anak bungsunya sudah menangis sekarang.
"Cup, cup, cup, sudah jangan menangis lagi." elus Minyoung pada punggung Asa.
"Bunda hiks... Ayo hukum mereka bunda hiks... Mereka menyebalkan hiks..."
"Tenang Asa, biar unnie yang menghukum mereka. Kau jangan menangis kau bantu saja bunda, nanti aku akan menyusul jika sudah selesai menghukum mereka." ujar Sana yang sudah berada dibelakang kedua adiknya.
Minyoung mengelus rambut Asa "Kau mendengar apa yang Sana unnie bilang?"
Asa mengangguk.
"Kalau begitu ayo bantu bunda, biarkan Sana unnie yang mengurus mereka."
Asa kembali mengangguk, dia menundukan kepalanya mengikuti langkah ibunya yang membawanya ke dapur. Asa melihat ada begitu banyak bahan diatas meja pantry, sepertinya ibunya akan membuat kue atau semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT (enami asa)
Fanfiction"Aku adalah rembulan dan kau adalah matahari, tapi kenapa aku tidak mendapatkan cahaya dari mu?" [ Asa ] "Itu karena kau tidak pernah menempatkan aku dalam hati mu." [ Ruka ]