έξι

549 82 15
                                    

Asa kembali tertidur setelah menangis tadi, mungkin saja tenanganya benar-benar terkuras banyak karna menangis. Rami dan Ahyeon ikut membaringkan tubuhnya dikedua sisi Asa yang artinya Asa berada tepat ditengah-tengah mereka.

Ahyeon mengusap pipi tembam Asa niat hati saat ke rumah Rami dia akan mengajak keduanya pergi keluar untuk bermain bersama, tapi sayang waktunya tidak tepat untuk melakukan hal itu.

Eeughh

Asa menggeliat dalam tidurnya, Rami dan Ahyeon kembali memeluk tubuh Asa memberi kenyamanan untuk gadis itu.

"Bukankah dia anak yang hebat Ahyeon-ah?" tanya Rami pada Ahyeon yang tengah sibuk memperhatikan wajah Asa.

Ahyeon mengangguk "Yahh... Kau benar Rami. Dia adalah anak yang hebat, benar-benar hebat."

"Anak hebat yang sedang berusaha bangkit dari keterpurukannya, anak hebat yang mencoba melawan rasa takutnya. Walau pada akhirnya selalu berkata bahwa dia sudah menyerah, dia lelah dan ingin beristirahat."

"Tidak bisa aku pungkiri sebesar apa perjuangan mu Asa, namun sebesar apa pun keinginan mu untuk pergi dan menyerah tolong jangan lakukan itu, ada kami yang akan selalu bersamamu selamanya, bahkan tanpa kau minta sekali pun kami akan selalu ada untuk mu."

"Walaupun dunia sudah tidak menanggap mu ada, walau pun mereka sudah tidak menginginkan mu tapi masih ada kami Asa. Masih ada kami yang selalu menginginkan mu untuk tetap hidup, masih ada kami yang menganggap mu ada Asa."

Rami mengusap air matanya saat mendengar ucapan Ahyeon, menahan isakannya yang memberontak ingin keluar.

"Dunia terlalu jahat untuk mu Asa, bahkan untuk menuntut sebuah kebahagiaan kau harus kehilangan semangat hidup mu."

Ahyeon dan Rami sama-sama menahan tangisnya, mereka kembali mengingat perjuangan Asa yang melawan jahatnya dunia hingga dia berada di titik terendahnya dan tidak ada upaya untuk bangkit.

Rami semakin memepetkan tubuhnya pada Asa "Tidur dengan nyenyak Asa, jangan pikirkan apa pun. Aku dan Ahyeon akan selalu ada untukmu, kami akan membantu mu untuk menggapai kebahagiaan yang kau inginkan. Jangan menyerah, seperti apa pun keadaannya."

Rami mengecup singkat kening Asa dan kembali merebahkan kepalanya.

"Aku mengantuk Ahyeon-ah."

Ahyeon terkekeh geli "Tidurlah, aku juga sama mengantuk Rami."

"Ya sudah aku tidur dulu, tenaga ku benar-benar habis karna telalu banyak menangis bahkan air mata ku juga sepertinya kering seperti dompet mu Ahyeon."

Plakk

Ahyeon menampar pipi tembam nan mulus milik Rami.

"Mulut mu jangan asal bicara!" geram Ahyeon.

Rami meringis, mengusap pipinya yang terasa panas karna ditampar oleh Ahyeon.

"Kau pikir siapa yang terus menjajani mu kalau bukan aku hah!? Rora? Kau pikir dia mau menjajani orang yang banyak makan seperti mu hah!?"

"Iya-iya aku salah, maaf."

Ahyeon mendengus kesal, temannya ini selalu saja menyebalkan disetiap situasi. Padahal tadi mereka baru saja menangis bersama, tapi sekarang Rami si manusia dengan kemampuan spesial malah membuatnya kesal.

"Sudahlah aku ingin tidur."

Ahyeon mencari posisi nyaman sambil memeluk tubuh Asa dan mulai memejamkan matanya.

Rami masih setia mengusap pipinya yang terasa panas "Kenapa tamparan Ahyeon terasa panas sekali? Apakah tangannya bisa mengeluarkan api?"

"Tidur Ramii! Bukan kah kau bilang tadi kau mengantuk hmm?"

SILENT (enami asa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang