πέντε

623 68 5
                                    

"Aku mohon pada mu untuk tetap bersama ku, disini Asa." lirih Rami yang tangannya mengusap rambut Asa.

Rami hanya diam dia sama sekali tidak ada niatan untuk membangunkan Asa, dia melihat guratan lelah diwajah sahabatnya. Jika boleh jujur, Rami sangat merindukan Asa yang ceria dan manis tapi dia hanya bisa berharap jika Asa bisa seperti dulu lagi.

Eugghh

Asa terbangun dari tidurnya, dia melihat Rami yang tengah termenung didepannya.
Asa menyentuh tangan temannya

"Rami." panggil Asa.

Rami tersentak dari lamunannya, dia menatap Asa ternyata teman kecilnya sudah bangun dari tidurnya. Rami tersenyum dia mengusap rambut Asa

"Kau sudah bangun?"

Asa memutar bola matanya malas "Belum,aku masih tidur." ketus Asa.

Rami tidak marah dia malah terkekeh melihat ekspresi kesal dari Asa "Maafkan aku, Ayo bangun kita sarapan bersama."

Asa mengangguk dia segera bangkit dari ranjang dibantu oleh Rami. Mereka berdua berjalan menuju sofa dam duduk disana tangan Rami mengambil satu helai roti itu dan memberikannya pada Asa.

"Ambillah."

Asa tersenyum, dia menerima roti itu "Terimakasih."

Rami mengangguk dia mengambil satu helai roti lalu memaknanya, memperhatikan wajah cantik temannya yang sedang menikmati sarapannya.

"Tadi pagi Ahyeon mengirim pesan padaku jika dia akan kemari saat tau jika kau ada disini Asa." ujar Rami sambil mengambil sehelai roti lagi lalu memakannya.

Asa menoleh menatap ke wajah Rami "Darimana dia tau jika aku berada disini?"

"Aku yang memberi tahunya saat dia mengajak ku untuk bermain ke rumah mu, tapi aku bilang saja jika kau berada disini."

"Ohh baiklah." angguk Asa.

Rami membersihkan tangannya serta mulutnya menggunakan tissue lalu mengambil segelas susu coklat dan meminumnya sedikit. Lagi dan lagi dia memperhatikan wajah teman dari masa kecilnya hingga sekarang.

"Kenapa kau melihat wajah ku hingga seperti itu Rami?" heran Asa karna sedari tadi temannya ini terus memperhatikan dirinya.

"Tidak papa." jawab Rami, tangannya merapikan rambut panjang Asa lalu mengikatnya menggunakan ikat rambut kecil berwarna hitam yang ada dipergelangan tangannya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Rami.

"Aku baik-baik saja."

"Kau baik-baik saja Asa?"

Asa memutar bola matanya malas "Aku baik-baik saja Rami."

Rami mengangguk "Peluk aku jika kau memang baik-baik saja."

Asa segera masuk  ke dalam pelukan hangat Rami menyembunyikan wajahnya pada dada Rami, sebenarnya dia mengerti apa yang dimaksud oleh temannya.

Rami menyimpan dagunya di atas kepala Asa sambil mengusap pelan punggung Asa kara ia takut mengenai luka pada punggung Asa.

"Kau baik-baik saja?"

Asa mengangguk lalu menggelengkan dia tidak mengerti tentang perasaannya sekarang.

"Punggung mu lelah?"

Asa hanya diam tapi dia sudah mengeluarkan air matanya bahkan sudah terisak dipelukan Rami.

"Bahu mu sudah kembali rapuh?"

Asa mengeratkan pelukannya dan meremat baju belakang Rami hingga kusut.

SILENT (enami asa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang