"Unnie makan dulu nee, kau belum memakan apa pun dari pagi."
"Tidak Zuha, aku tidak berselera untuk makan."
Kazuha menghela nafasnya dia sudah kehabisan cara untuk membujuk Ruka agar mau makan.
"Lalu kau mau apa unnie?" Ruka menatap kosong pada Kazuha
"Tinggalkan aku sendiri Zuha."
Kazuha sontak menggeleng tak setuju dengan permintaan dari Ruka
"Tidak akan, aku tidak akan pernah meninggalkan mu sendiri. Aku tidak mau kecolongan lagi seperti dulu, ingat unnie dulu saat terakhir kali kau bertengkar dengan hebat ayah seperti tadi kau meminta ku untuk meninggalkan mu sendiri dan berakhir kau ingin mengakhiri hidup mu. Aku tidak mau itu terjadi lagi!"
Kazuha menyimpan piring yang dia pegang diatas nakas dengan kasar, lalu berjalan menuju sofa dan duduk disana. Tangannya menyilang di depan dadanya sambil memperhatikan Ruka yang sedang duduk terdiam di kasurnya.
Ruka menatap kosong ke depan, pikirannya berkecamuk bayangan masa lalu terus saja menghantui dirinya sampai saat ini. Serpihan ingatan masa lalunya saat dia terakhir kali berada dalam pelukan ibunya kembali muncul.
Ruka menarik pinggang ibunya lalu memeluknya dengan erat "Tidak bunda kau tidak boleh melakukan itu."
Minyoung tersenyum "Bunda harus melakukannya nak, jaga adik mu karna hanya kau yang dia punya sentelah ini."
Ruka menggeleng berbarengan dengan air matanya yang turun "Jangan bunda aku mohon hiks... Jangan lakukan itu."
"Dengarkan bunda nak, ayah mu itu adalah sosok yang kejam jika bunda tidak melakukannya maka hidup kita akan semakin sengsara. Jaga diri mu baik-baik dan jangan tinggalkan Asa."
"Tidak bunda jangan!! Bunda kembalilah!! BUNDA!!"
"BUNDAA!!"
Kazuha terperanjat dari duduknya, dia segera menghampiri Ruka yang sedang menarik rambutnya sendiri dengan kuat. Kazuha dengan perlahan mencoba untuk melepaskan tarikan itu namun tidak berhasil karna Ruka terus memberontak.
"Tidak unnie cukup jangan menariknya nanti kepala mu akan sakit."
Ruka terus memberontak bahkan dia memukuli kepalanya sendiri "Berisik Zuha hiks... Kepala ku berisik. Aku jahat Zuha hils... Hiks... Aa-aku hiks... Aku membunuhnya hiks..."
Karna tidak tahan akhirnya dia menarik paksa tangan Ruka dan melingkarkanya dan menarik kepala Ruka kepelukannya, dia terus mengelus-elus punggung kakaknya agar tenang.
"Aku pembunuh Zuha hiks... AKU PEMBUNUH!!"
Air mata Kazuha ikut mengalir karna mendengar kata 'pembunuh' yang Ruka ucapkan, dia merasakan sesak yang sama seperti Ruka. Tangannya terus mengelus-elus punggung kakaknya yang bergetar hebat, bahkan isakan yang terdengar amat pilu juga tak luput dari pendengaranya.
"Kau bukan pembunuh unnie hiks... Kau bukan pembunuh!"
"Aku pembunuh Zuha hiks... Aku-
Ruka kembali tak sadarkan diri dalam pelukan adiknya. Kazuha yang merasakan tidak adanya pergerakan dari kakaknya lantas menunduk, matanya melihat bahwa kakaknya sudah tak sadarkan diri. Dengan perlahan dia membaringkan tubuhnya Ruka lalu menyelimutinya hingga batas dada.
Kazuha menunduk, dia bertumpu pada lutut menatap sendu pada Ruka. Dia menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah kakaknya
"Kau bukan pembunuh unnie, kau kakak ku. Kakak ku yang paling terbaik."
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT (enami asa)
Fanfic"Aku adalah rembulan dan kau adalah matahari, tapi kenapa aku tidak mendapatkan cahaya dari mu?" [ Asa ] "Itu karena kau tidak pernah menempatkan aku dalam hati mu." [ Ruka ]