4. Kencan Denganku!

25 7 0
                                    

Pagi yang hectic bersama Leo, ditambah dengan pelajaran matematika. Sekarang, turunan x dan y sedang berputar di kepalanya. Tidak pernah Mini menyangka di usianya yang ke 28 tahun akan berhadapan dengan matematika lagi. Mini merasa otaknya mencair dan keluar dari hidungnya. Ia menyumbat hidungnya dengan tisu. Ia sedikit merasakan efek samping kembali ke masa lalu yaitu, mengulang sesuatu yang sudah selesai.

Agatha, teman Mini yang di masa depan pergi ke Jepang duduk di mejanya sambil memakan camilan.

"Wajahmu berantakan," kata Agatha.

"Bagaimana tidak berantakan, belum bel masuk kelas dia sudah bertengkar dengan Leo," Sahut Lana teman Mini yang ke Australia di masa depan.

"Aku berani bertaruh di masa depan kau akan menikah dengan Leo. Biasanya yang begini-begini akan menikah."

Menikah? Mini lalu ingat. Selama ini ia tidak tau kabar Leo. Ketika ia lulus, Leo menghilang begitu saja. Ada yang bilang dia ke Amerika dan ada juga yang bilang dia bekerja di perusahaan timah. Facebooknya juga tidak diperbarui. Hanya ada foto-foto anehnya saat SMA. Instagram belum familiar di zaman ini jadi mereka belum sempat berteman. Mini jadi penasaran kemana perginya Leo selama ini.

"Aku ikut bertaruh, mereka akan menikah sebelum umur 25," sahut Rika.

Mendengar ucapan Rika membuat Mini tertawa, "menikah pantatku. Bahkan aku masih perawan di saat umurku 28 tahun."

"Hush, tidak boleh berbicara sembarangan," ucap Agatha sambil membungkam mulut Mini.

Mini berusaha melepaskan tangan Agatha yang masih berisi remahan camilan. Ia duduk tegak dan membersihkan mulutnya. Buku-buku tebal yang dibawa oleh Rika mengalihkan perhatiannya.

"Kau mau belajar?" Tanya Mini.

Rika mengangguk, "aku harus belajar supaya diterima tes. Saingan ku masuk hukum sangat banyak."

"Kau akan sukses di masa depan," Ucap Mini, "hanya aku yang tidak akan sukses, ah sudahlah mari bekerja."

Mini bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan keluar kelas sambil mencabut tisu yang ada di hidungnya.

"Kemana," tanya Lana.

"Mencari calon suami,"

"Ulululu, semangat ditunggu undangannya," Agatha menyemangatinya.

"Kau serius ingin menikah setelah lulus SMA?" Teriak Rika.

***

Mini masih belum percaya jika ia kembali ke masa lalu. Ia melihat ke atas langit dan beberapa siswi berlari di belakangnya.

"Apa ini nyata?" Mini menjulurkan tangannya. Cahaya matahari menyengat tangannya hangat.

"Ada apa kau terlihat murung," tanya Rika.

"Tidak, aku merasa ini semua seperti mimpi."

Mini berjalan dengan Rika. Dalam benaknya ia memikirkan tentang kata-kata sinar itu yang ditemuinya di mimpi. Jodoh dan kembali ke masa lalu, kenapa ia harus kembali ke masa lalu untuk mencari jodohnya. Padahal seharusnya bisa saja ia diberikan jodoh tanpa kembali ke masa lalu. Misalnya tiba-tiba bertemu di rumah sakit.

"Mini, kau lebih banyak diam. Ada apa?" Tanya Rika.

Mini tertawa canggung, "tidak, hanya memikirkan masa depan."

"Benar, kita semua memikirkan masa depan. Semua murid pasti khawatir. Beberapa bulan lagi kita akan kuliah. Banyak dari kita tidak tau apa yang akan dilakukan di masa depan, termasuk aku," ucap Rika.

Mini menyadari jika Rika sedang sedih, "Kamu juga lagi khawatir? Aku kira tidak ada yang mengganggu mu karena kau sudah memiliki cita-cita."

"Aku tidak tau apakah aku bisa meraih cita-cita ku, jaksa atau pengacara," ucap Rika.

Love is Like A Monkey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang