"Ternyata saya telah mencintai kamu Aqillah dan maaf saya terlambat menyadari hal itu. Apakah masi ada kesempatan untuk saya memperbaiki semuanya ?"
Annisa Aqilah Ar-Rahman
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah pulang dari rumah sakit Gus Rasya kembali ke pesantren untuk mengurus urusan nya di pesantren.
"Assalamualaikum" ucap Gus Rasya saat memasuki Ndalem
"Wa'alaikumsallam" balas Abi Ali yang sedang berada di ruang tamu dan sambil membaca kitab yang berada paa tangan nya
"Abi Rasya besok izin mau jemput istri Rasya ke jakarta"
"Kenapa kamu jemput Nisa ? Bukannya kamu tidak menginginkan nya ?"
"Maaf kan Rasya bi, Rasya baru sadar kalau sebenarnya Rasya sudah mencintai Nisa, hanya saja Rasya Masi terbayang bayang dengan Amirah saat Rasya berada dekat dengan Nisa."
"Ya sudah Abi izinkan. Bawa kembali mantu Abi dan jangan buat Nisa kecewa lagi."
. . . .
Ke esokkan hari..
"Umi, Abi doain Rasya yah semoga Rasya berhasil bujuk Nisa " ucap Gus Rasya sambil mencium tangan kedua orang tua itu.
"Abi dan umi pasti doain kamu, umi punya pesan buat kamu. Kalau kamu nanti berhasil bujuk Nisa jangan pernah kamu kecewa kan lagi karena hati perempuan itu lembut jadi mudah terluka "pesan Umi Khadijah
Setelah itu Gus Rasya menaiki mobil berwarna putih lalu pergi keluar gerbang pesantren.
Setelah menempuh beberapa jam perjalanan akhirnya Gus Rasya sampai di rumah bertingkat dua yang tampak sudah terlihat elegan walau hanya terlihat dari luar nya saja .
Tok tok tok tok..
"Sayang kayak nya ada tamu deh, bunda minta tolong kamu bukain yah" ucap bunda Aisya
"Iyh Bun, Nisa bukain dulu" balas Nisa
Nisa pun berjalan menghampiri pintu depan dan membuka pintu tersebut, dan ternyata itu adalah Gus Rasya
"G-gus ? Kenapa Gus ada di sini ?" Ucap Nisa
"Saya mau membawa kamu pulang qilla"
"Qillah ?"
"Nama kamu Annisa Aqilah Ar-Rahman kan? "
"Bukannya Gus tak menginginkan saya ?"
"Maafkan saya qila, saya salah ,saya banyak buat kamu kecewa, saya memang lelaki bodoh maafin saya" mohon Gus Rasya
"Siapa itu sayang kok gk di suruh masuk tamu nya" ucap bunda menghampiri
Bunda Aisyah pun melihat Gus Rasya yang berada di depan pintu rumahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Cinta Annisa
Teen FictionDunia semua orang itu berbeda. Menjadikan tulisan sebagai dunia nya adalah definisi penulis. Bukan tidak punya dunia di dalam kenyataan n hanya saja dunia nyata itu banyak menorehkan luka dan kecewa. Bukan maksud menyalah takdir tapi, itulah dunia...