"Semoga cinta kita bukan hanya di dunia melainkan samai ke Jannah. "
-Muhammad Rasya Al-Hasan-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Gus Rasya dan Nisa kini sedang berjalan jalan santai di sekitaran komplek perumahan bunda Aisyah. Tadi Nisa yang mengajak Gus Rasya untuk jalan pagi karena Nisa merasa bosan.
"Mas"panggil Nisa
"Kenapa hmmm ?"
"Nisa pengen es krim boleh ?"
"Tapi, ini Masi pagi qila" ucap Gus Rasya, pasal nya sekarang Masi pukul 06.00 pagi dan mereka belum sarapan
"Tapi Nisa pengen mas "
"Nanti ajah yah, kalau Uda siangan. Lagi pula kamu belum sarapan"
"Nisa mau es krim hiks hiks"pecah sudah air mata Nisa
"Loh qila kok nangis ?, yauda Kita beli es krim tapi makan nya entar siang yh"ucap Gus Rasya sambil memeluk Nisa yang tengah menangis
Nisa yang mendengar jawaban dari suami nya pun mata nya langsung berbinar binar
"Yauda, tapi kita beli dulu"ucap Nisa sambil melepas pelukannya
"Mas maafin Nisa, ingus Nisa jadi nempel di baju mas "ucap Nisa malu
"Gk pp sayang, mas gk keberatan kok"
"Tapi baju mas jadi kotor itu"ucap Nisa
"Gk pp, nanti kan bisa di cuci. Kamu jadi gk nihh beli es krim nya ?"
"Jadi dong, makasih mas Rasya"
Cup
Ucap Nisa sambil mengecup pipi Gus Rasya secara singkat lalu berlari ke tokoh es krim tersebut
Gus Rasya yang mendapat perlakuan seperti itu pun wajah nya terasa panas dan telinga nya memerah.
"Qila kamu tanggung jawab karena buat mas baper"ucap Gus Rasya dan menyusul Nisa ke Tokoh tersebut
Setelah pulang dari tokoh es krim tersebut Nisa pun langsung pergi menghampiri Nafisya yang kebetulan berada di ruang tamu.
"Fisya ?" Panggil Nisa
"Iyh mbk kenapa ?" Balas Fisya
"Kamu hari ini pulang ?"
"Iyh mbk, soalnya mas Rifky ada pekerjaan yang harus di selesaikan"
"Gk enak dong, masa mbk sendiri sih"
"Kan ada Gus Rasya mbk."
"Tapi mbk pengen bareng kamu"
"Mbk gk pernah berubah pasti manja kayak anak kecil" kekeh Fisya
"Biarin, yauda mbk mau ke kamar ajh" Nisa pun berlalu meninggalkan Fisya sambil memonyongkan bibirnya seperti anak kecil yang sedang merajuk.
Fisya yang melihat mbk nya seperti itu hanya geleng geleng kepala
"Tetaplah seperti ini mbk, sudah cukup luka yang mbk pendam sendiri. Waktunya mbk bahagia, maafin Fisya kalau Fisya lambat mengetahui semuanya" (batin Fisya)
(Flash back)
Fisya mengetahui jika Nisa menyukai ustadz Rifky saat Fisya tak sengaja masuk ke kamar Nisa untuk mengambil suatu barang. Fisya melihat buku diary yang tergeletak di atas meja rias.
Fisya dengan rasa penasaran membuka buku diary tersebut yang terlihat sudah sangat usang bahkan ada lembaran yang seperti bekas terbakar.
Setelah Fisya membuka buku diary tersebut betapa kagetnya dia ketika tertulis banyak nama suaminya di buku tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Cinta Annisa
Roman pour AdolescentsDunia semua orang itu berbeda. Menjadikan tulisan sebagai dunia nya adalah definisi penulis. Bukan tidak punya dunia di dalam kenyataan n hanya saja dunia nyata itu banyak menorehkan luka dan kecewa. Bukan maksud menyalah takdir tapi, itulah dunia...