"semua akan ada masa nya, masa di mana kita akan bahagia"
-Annisa Aqilah Ar-Rahman-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari ini adalah hari di mana Nisa akan pergi ke Jakarta untuk menghadiri acara tujuh bulan kehamilan Fisya.
"Uda siap sayang ?" Tanya Gus Rasya
"Uda mas Nisa Uda siap kok" balas Nisa
"Yauda kita ke ndalem dulu yah pamit sama umi dan Abi"
Mereka pun masuk ke dalam mobil dan pergi untuk ke ndalem
"Assalamualaikum umi" salam Nisa
"Wa'alaikumsallam nduk sini duduk dulu" balas umi yang sedang berada di ruang tamu
"Umi ,Abi ke mana kok gk keliatan?" Tanya Rasya
"Abi kamu tadi pergi karena ada urusan"
"Umi Rasya dan Nisa kau berangkat ke Jakarta"
"Iyh hati hati yah lee jangan ngebut ngebut bawa mobil nya, dan jagain mantu umi" pesan umi Khadijah
"Na'am umi, Nisa dan Rasya pergi dulu yah"
Mereka pun berpamitan sambil mencium tangan umi Khadijah lalu masuk ke dalam mobil.
Akhirnya setelah menempuh beberapa jam di perjalanan mereka sampai kekediaman bunda Aisyah dan Ayah Tsaqib
"Assalamualaikum bunda"ucap Nisa sambil berlari masuk ke dalam rumah
"Qila jangan lari lari nanti kamu jatuh" teriak Gus Rasya yang melihat Nisa berlari
Nisa pun tidak mendengarkan ucapan Gus Rasya dan berlari begitu saja masuk ke dalam rumah mewah itu, Gus Rasya yang melihat Nisa hanya geleng geleng kepala
"Wa'alaikum sallam , Masya Allah kamu Uda sampai ?, jangan lari lari nak"ucap bunda yang berjalan menghampiri Nisa
"Ma-maaf Bun, Nisa seneng banget bisa ke sini" ucap Nisa girang
"Suami kamu mana nak ?" Tanya bunda
"Mas Rasya di luar Bun tadi Nisa tinggal hehe"ucap Nisa sambil terkekeh
Mereka berdua pun menciumi tangan bunda Aisyah
"Yauda yuk masuk pasti capek kan" perintah bunda
"Bun, Fisya kemana? Nisa mau ketemu nihh dengan calon keponakan Nisa"
"Fisya sedang keluar dengan Rifky, kamu istirahat dulu ajh yh" ucap bunda Aisya
Nisa dan Rasya pun berpamitan untuk naik ke kamar Nisa , setelah memasuki kamar mereka memutuskan sholat Zuhur terlebih dahulu , sebelum istirahat
Sholat Zuhur pun selesai dan Nisa mencium tangan Gus Rasya dan di balas kecupan di kening Nisa.
"Mas Nisa hauss," rengek Nisa
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Cinta Annisa
Teen FictionDunia semua orang itu berbeda. Menjadikan tulisan sebagai dunia nya adalah definisi penulis. Bukan tidak punya dunia di dalam kenyataan n hanya saja dunia nyata itu banyak menorehkan luka dan kecewa. Bukan maksud menyalah takdir tapi, itulah dunia...