Tak ada yang benar-benar bahagia, tak ada hidup yang sepenuhnya berisi kemudahan. Setiap orang punya lukanya sendiri, setiap orang punya kesulitannya sendiri, begitupun dengan keenan, seorang remaja yang memilih menyimpan lukanya sendiri, memilih me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca.
Bel pulang sudah berbunyi 1jam yang lalu, namun keenan tak kunjung juga bangun, dokter yuda yang akan segera pulang urung, karena melihat keenan yang masih tertidur, dokter yuda pun membangunkan keenan terlebih dahulu, jam kini sudah menunjukkan pukul 5 sore
"Hey keenan, bangun nak" Yuda menepuk-nepuk pelan pipi tirus keenan, karena merasa terganggu keenan membuka matanya
"Jam berapa ini dok? " Hal pertama yang ditanyakan keenan, dengan tangan yang mengucek matanya, yuda menepis pelan tangan milik keenan agar berhenti untuk mengucek matanya
"Ini sudah jam 5 sore" Jawaban dokter yuda membuat keenan yang nyawanya belum terkumpul langsung bangkit
"Pelan-pelan, itu nanti kepala kamu pusing, kalo tiba-tiba langsung berdiri" Perkataan yuda benar adanya, ia sekarang menjadi pusing, entah karena efek kepalanya yang terluka, atau emang yang seperti dikatakan yuda
"Hhe aman dok, makasih ya sudah bangunkan saya" Yuda mengangguk sebagai balasannya
"Kalo gitu saya pamit ya dok" Pamitnya namun belum ada satu langkah, yudah menghentikannya
"Biar saya antar kamu pulang, saya tidak tega membiarkan kamu pulang sendiri dengan kondisi seperti itu" Mendengar itu keenan tersenyum senang, karena masih ada orang yang peduli akan kondisinya
"Terimakasih banyak dok, sudah mengkhawatirkan saya, sudah peduli akan kondisi saya, sudah obati luka saya juga, bahkan meminjamkan baju milik dokter pada saya, tapi saya tidak ingin lebih banyak merepotkan dokter yuda, saya menghargai tawaran dokter, sekali lagi terimakasih ya dok"keenan menolaknya dengan halus, sebelum pergi ia membungkuk sopan dan berpamitan, yuda yang melihat sikap keenan, yang menurutnya sangat jarang sekali, di jaman sekarang ada remaja seperti keenan, bersikap sopan pada orang yang lebih dewasa, siapa yang mendidiknya hingga menjadi remaja hebat pikir sang dokter
Skipp....
Keenan berlari dengan nafas tak beraturan, langkahnya membawanya menuju sebuah cafe
"Astaga Keenan, kenapa sampe ngos ngosan begitu? Dikejar anjing kamu?" Tanya seseorang dibalik kasir, sebut saja rendra, teman kerjanya keenan
"Hhe ngga bang, keenan takut telat aja, makanya lari" Rendra yang mendengar jawaban keenan melongok, kek heyy~ ini masih jam 5, dan pergantian shift itu jam 7 malam, keenan ini memang jenis spesies aneh menurut rendra, tapi bagi rendra keenan ini sudah seperti adiknya sendiri, keenan seperti happy virus, senyumnya yang selalu buat orang juga ikut tersenyum. FYI rendra dan keenan ini beda 3 tahun, rendra sekarang sedang berkuliah semester akhir
"Lain kali jangan gitu, santai aja jangan lari-lari, nanti kalo lo jatuh terus kenapa-napa, siapa yang gantiin shift gue nantinya, lagian pergantian shift itu jam 7, lo masih ada waktu buat istirahat dulu, jangan langsung buru-buru kesini, minimal seragam lo ganti dulu, gue juga ga lagi ada urusan buat pergi buru-buru" Ucap rendra panjang lebar