02

174 26 2
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

Setelah keenan dan rendra beberes, saat akan mengunci cafe, mereka dikagetkan pengunjung terakhir tadi yang ternyata masih ada disitu, rendra mengunci pintu cafe terlebih dahulu, setelahnya ia dan keenan menghampiri pengunjung tersebut

"Woy bulepotan, ngapain lu masih disini? Cafe udah tutup coy" Ucap rendra dengan nada yang emang sedikit emosi disana, keenan mencubit pinggang rendra, yang dicubit meringis kesakitan, emang yang paling berani sama rendra cuman keenan doang

"Nara, mas perlu ngomong sama kamu sebentar bisa? " Tanya arsyan, yang dibalas julidan oleh rendra

"Dih mas, mas tukang bakso lu? Dan apa itu tadi, nara? Heh bolot ya telinga lu, udh jelas-jelas namanya keenan, jauh banget plesetannya sampe osaka"

"Sutt bang, ga boleh gitu" Ucap keenan

"Boleh kak, tapi 5 menit aja ya? Sudah larut soalnya, saya juga butuh istirahat buat besok sekolah" Arsyan mengangguk paham

"Oke, tapi boleh kita berdua aja? " Rendra yang tak diinginkan pun melenggang pergi, memilih untuk menunggu didalam mobil miliknya, Namun rendra tetap memantau dari dalam.

"Jadi.. ada apa lagi ya, kak? Kalo masih bahas soal nara yang kakak cari, saya sudah jelaskan sebelumnya sama kakak, kalo saya keenan bukan nara adiknya kakak, dan wajah saya hanya mirip, mirip bukan berarti saya nara kan? " Keenan memulai obrolan yang dari tadi si pengajak hanya diam.

"Yaa, mungkin benar yang dikatakan oleh kamu, tapi boleh saya minta satu hal? "

"Kalo saya bisa kabulkan, saya akan berikan"

"Panggil saya mas, dan jangan larang saya buat ketemu kamu"

"Permintaan terkabul, saya ga akan larang mas buat ketemu saya, karena itu haknya mas, asal mas tidak mengganggu ketentraman hidup saya yang damai" Arsyan yang mendengar perkataan keenan, merasa senang, ia merasa sedang berbicara dengan adiknya setelah sekian lama.

"Waktu sudah habis, sudah lewat dari 5 menit, saya permisi" Senyumnya pudar, sebab ia masih ingin berbicara lebih banyak lagi dengan orang yang mirip dengan adiknya ini

"Apa boleh mas kemari lagi? Untuk melihat kamu, mas tidak akan ganggu kamu yang sedang bekerja, janji" Ucap arsyan saat keenan akan melangkahkan kakinya, keenan pun tersenyum

"Boleh, lagian ini tempat umum, mas juga boleh jadi pelanggan cafe ini"

"Oh iya, mas hati-hati dijalan" Setelah nya keenan memasuki mobil milik rendra, lain hal nya dengan arsyan, ia masih singgah disana, dengan tersenyum seperti orang gila bagi rendra yang melihatnya

"Jadi?? " Tanya rendra, dengan tangan yang lihai memutar setir kemudi, keenan yang paham akan maksud dari rendra berpura-pura tertidur

"Gue bukan anak kecil, yang gampang dibohongin" Keenan membuka matanya kembali, dengan dengusan dihidungnya

surat untuk masTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang