Hari ini adalah hari yang penting, cabang eropa tiba. Gyuvin bisa merasakan hawa penuh tekanan begitu ia bangun pagi.
"Rasanya sangat merinding membayangkan mereka menyentuh barang-barangku." Itu suara Terry.
"Sial. Kenapa aku harus menyerahkan kamarku ke orang-orang sialan itu?" Orang di sebelahnya, yang sudah ia duga adalah Steven menjawab sembari menyikat giginya.
Itu bukan seperti sekelompok musuh bebuyutan yang sedang berkunjung atau hal lain..
Seolah-olah tidak mendengar percakapan kedua temannya itu, ia berjalan dengan santai ke arah wastafel. Mencuci wajah.
"Kev, kau tidur. Kau sudah mengemas semuanya." Terry bertanya dengan suara yang tidak jelas.
"Selesaikan dulu sikat gigimu baru mengajakku bicara!" Gyuvin memarahi Terry hingga pria itu mengulang kata-katanya lagi.
"Aku belum mengemas apapun. Aku saja baru mengumpulkan nyawa." Handuk di leher bantu usap wajahnya yang basah. "Kalau memikirkan sesuatu yang ku butuhkan nanti, aku bisa berlari dan kembali ke kamar untuk mengambilnya."
"Aku takkan mau melakukan itu." Terry menyipitkan mata. "Karena kau mungkin bisa saja bertemu dengan anggota cabang eropa yang menggunakan kamarmu. Itu jelas bukan hal yang bagus."
"Apa maksudmu? Kan, itu kamarku." Gyuvin berseru.
"Kayak mereka peduli saja. Mereka pasti merasa kau mengganggu wilayah mereka."
"Ku rasa dia akan segera tiba juga," gumam Gyuvin. Sikat gigi di dekat wastafel ia ambil. Oleskan pasta gigi disana lalu mencucinya sedikit dengan air.
"Siapa?" Terry menanggapi gumaman itu.
"Rui."
Satu nama tersebut dan seluruh kamar mandi mendadak hening.
Kenapa dengan suasana ini????
"Kau takkan pernah tahu. Terkadang, ada perubahan keputusan di menit-menit terakhir." Terry seperti tidak senang jika pria itu datang ke UNHRDO. "Tapi kalau dia datang.. 2 Minggu mendatang akan jadi Minggu yang suram. Kau akan melihat banyak kesialan yang belum pernah kau lihat."
"Sepertinya banyak orang yang ingin mematahkan lehernya."
"Ya, aku pun ingin melakukannya jika aku bisa. Ku rasa semua orang ingin mematahkan lehernya." Terry mengangkat keran besi dengan kasar. Emosi terbaca disana.
"Itu benar, tapi..."
Bahkan jika hal itu memungkinkan, pasti akan sangat sulit. Juga, membutuhkan pengorbanan yang besar.
"Selain berkelahi, pria itu juga punya hak buruk lainnya." Terry menatap cermin di depan tanpa ekspresi. "Jika kau bertolak belakang dengannya, kau akan mendapat kesialan."
"Hal lain?" Sikat gigi itu menggantung di mulut. Kepalanya menoleh ke arah Terry.
"Bajingan itu akan menyerang orang berwajah cantik sampai mereka tidak bisa bergerak. Memaksa untuk bercinta, walaupun orang itu adalah laki-laki." Sekarang wajah itu terlihat seperti ingin muntah. "Tak ada satupun anak laki-laki muda cantik yang belum pernah 'dicoba' olehnya selama pelatihan gabungan terakhir yang dia datangi."
"Apa?!!"
"Tenang saja. Dia hanya menargetkan yang berwajah cantik. Jangan takut, fokus saja untuk tidak mati."
"...wow. terima kasih,"
Walaupun begitu ekspresi Gyuvin sekarang sama dengan Terry.
Lelaki muda dan cantik.. apa dia berbicara tentang laki-laki seperti Anton???
Tunggu dulu!
"Apa kau bilang kalau Anton harus berhati-hati?!" Gyuvin mencengkram pundak Terry cukup kuat. Menahan temannya untuk pergi.
"Uh, ya.. kau menyadarinya." Ada keringat yang bercucuran di dahi atas Terry. "Tapi tidak ada alasan untuk anggota tim dan staf administrasi berurusan dengannya. Bahkan bajingan itu seharusnya tahu hal yang lebih baik daripada mengacaukan petugas administrasi."
"Ku harap begitu.. tapi apa kau yakin hal itu benar?"
"Instruktur akan memperhatikan pegawai administrasi. Jadi jangan khawatir. Khawatirkan saja dirimu sendiri." Terry menepuk punggung Gyuvin. "Itu seperti semua orang tidak akan bisa lepas darinya."
Terry benar. Harusnya Gyuvin khawatirkan dirinya sendiri terlebih dahulu.
"Oh, benar. Anggota yang pindah kamar perlu mampir ke kantor. Mereka harus check-in." Terry memberitahu hal penting itu begitu mereka berjalan bersama menuju pintu keluar.
"Apa? Oke. Aku akan pergi."
"Kau akan bertemu dengan Anton jika kesana. Kau sangat beruntung."
Tidak. Ini menyebalkan bagi Gyuvin. Pria itu ingin melihat dengan mendengar suara Anton juga, tetapi setelah kejadian itu ia tidak pernah lagi bertemu dengannya.
Bagaimana pandangannya ke aku sekarang? Akankah itu seperti yang ada di mimpi? Ketika aku ingin menyentuhnya, sebuah tangan lebih dulu menepis dengan kasar? Jika itu terjadi...
"Huft.. cepat berikan aku rokok." Gyuvin menengadahkan satu tangannya.
"Aku akan memberimu satu, tapi kau harus mengembalikannya sebungkus." Terry jelas tidak rela membagi rokoknya namun ketika Gyuvin setuju dengan tawarannya, akhirnya ia berikan satu rokoknya pada temannya itu.
Berjalan dengan langkah lebar sepanjang koridor, Gyuvin keluar dari tempat bawah tanah itu dan datangi laut yang sebelumnya dimaksudkan oleh Anton.
Harusnya aku kesini dengan Anton..
Jika aku bisa, mungkin segalanya akan berjalan dengan lancar daripada sekarang..
Suara ranting patah masuk ke telinga. Segera saja Gyuvin tolehkan wajahnya ke sumber suara dan tidak menduga akan mendapati Anton sedang berjalan menuju ke arahnya. Nampaknya pria itu datang dari sisi yang lain.
"Kau sedang jalan-jalan?" Gyuvin lebih dulu bertanya.
"Ya, apa kau juga?" Senyuman Anton langsung menyapa begitu melihat wajah Gyuvin.
"Iya, hanya sebentar."
"Kau pindah kamar? Kau pindah kemana, sekarang?"
"Oh, iya. Aku lupa memberitahumu." Rokok yang belum sempat dinyalakan itu masih bertengger di mulut. "Aku sekamar dengan Terry. Terry dari timku."
"Ah, kamar Terry."
"Ya.."
Argh, ini sangat canggung!
Aku merasa seperti berjalan di atas cangkang telur.
Aku sudah lama tidak bertemu dengannya, tapi dia tetap menggemaskan. dia akan terlihat cocok dengan gadis mungil seperti boneka dan manis seperti gulali.
Itu mungkin tipe yang dia impikan.
"Ngomong-ngomong, Kev.. kau terkadang mengunjungi instruktur Song Kang, ya? Kau jangan kesana dulu selama pelatihan. Instruktur dan anggota dilarang berinteraksi terlalu sering."
Ah, soal itu.. pamannya sudah memberitahu Gyuvin terlebih dulu.
"Oke, terima kasih."
Apa dia mencoba mencariku?
"Aku pergi dulu, ya." Anton melangkah ke jalan yang telah dilewati oleh Gyuvin sebelum datang ke pesisir laut.
"Oke."
Maafkan aku..
Sebelum Anton menghilang di balik dedaunan, pria yang lebih muda itu menolehkan kepalanya. "Umm.. Kevin. Aku.. aku pernah tidur dengan pria..."
Rokok di belah bibir terlepas bebas. Mulutnya menganga lebar dengan matanya yang membesar.
"..."
———
— the cast will be updated every time they appear in each chapter —
———
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/367401491-288-k528563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PASSION - CANON RICKGYUB
БоевикPassion is an ongoing manhwa written by Yuuji and illustrated by Kangjak. A canon au just for fun and not for any intention. - Info: - cerita ini banyak mengandung kekerasan, darah dan pertarungan. - minor tidak diperkenankan untuk membacanya. - sl...