CH 7 - PERCAKAPAN MENYENANGKAN

40 4 0
                                    

Sesuai dugaan, cabang eropa tiba pada malam hari. Lebih tepatnya pukul delapan malam, setelah makan malam. Mereka melakukan orientasi singkat di lantai B2 dan turun ke lantai B6, yang kemudian permusuhan di lorong terasa sangat gamblang dan blak-blakan.

Lebih baik aku berdiam diri di kamar saja malam ini, batin Gyuvin. Pria itu berjalan meninggalkan kedua cabang dan pergi ke kamarnya.

Aku tidak percaya betapa tegangnya perjalanan dari kamar mandi untuk bisa sampai ke kamar.

"Oh, kau disini." Jungwon menyapa dengan tangan yang memegang rubik acak. Pria itu duduk di pinggir kasur dengan satu kaki disilang. "Bahkan dari sini aku bisa merasakan ketegangan diluar sana."

"Pada tingkat ini, tidak aneh sama sekali jika perkelahian akan terjadi."

"Tawuran? Hhh.. aku tidak suka hal seperti itu."

"Hm. Aku juga begitu. Kalau Terry mendengar kita, dia mungkin akan menangkap dan mulai menceramahi kita."

"Terry adalah pria yang baik tapi dia juga pemarah." Terry berkata jujur. Teman kamarnya yang satu itu memang cukup pemarah.

Gyuvin, menatap ranjang kasurnya. Disana ada satu tas yang masih tertutup.

Aku harus membongkarnya. Meskipun barangku tidak terlalu banyak.

Mau tidak mau Gyuvin tetap harus merapihkan barang-barangnya dan meletakkannya dengan baik di kamar ini. Dua Minggu adalah waktu yang cukup lama sehingga ia pasti akan beradaptasi dengan kamar barunya ini.

"Bolehkah aku menggunakan slot sikat gigi yang kosong ini?"

"Ya, terserah. Letakkan saja agar tidak tercampur aduk." Jungwon menjawab tanpa menolehkan kepalanya. "Beberapa waktu yang lalu, Terry dan Thic Nhat memiliki warna sikat gigi yang sama. Terus mereka bertengkar seperti orang gila karena bingung itu milik siapa."

"Oke."

"Oh, hati-hati juga dengan pakaian dalammu. Terry dan Thic Nhat juga memiliki warna pakaian dalam yang sama dan-"

"Oke, oke. Aku mengerti. Kumohon jangan dilanjutkan omonganmu itu." Gyuvin menatap Jungwon melalui ekor matanya. Wajahnya menggelap karena ia begitu mengerti dengan ucapan pria itu.

Sial. Mungkin membawa pakaian dalam polos adalah pilihan yang buruk..

Gyuvin berusaha untuk menutup kembali laci pakaian dalam tersebut, namun ia kebingungan saat lacinya tidak mau tertutup. Merasa mungkin ada yang menyangkut di dalamnya, ia pun memasukkan tangannya ke bagian ujung lalu tidak terduga benda yang sempat tersangkut tadi adalah.. sebuah pistol.

Itu tipe Beretta.

Dengan hati-hati Gyuvin melirik ke arah Jungwon. Ia seratus persen yakin kalau para anggota tidak diperbolehkan memiliki senjata pribadi di tempat ini.

Pistol itu terlihat asli. Selain itu, pelurunya juga penuh.

Aku mungkin bisa menggunakannya sekarang jika aku membuka kunci pengamannya.

Ah, sepertinya aku pernah mendengar tentang hal itu dari Terry.

Terry berkata bahwa salah satu teman sekamarnya adalah pengoleksi senjata. Memiliki berbagai jenis pistol model atau palsu yang disimpan di sekitar ruangan.

Akan tetapi Gyuvin sedikit ragu, bahwa seseorang seperti Terry tidak mungkin akan salah mengira pistol asli sebagai pistol model. Itu berarti kemungkinannya adalah Terry belum menemukan yang asli.

Omong-omong, sepertinya orang ini adalah penggila senjata yang dimaksudkan.

"Apakah ini punyamu? Ini melanggar aturan kepemilikan senjata, loh." Dengan berani, Gyuvin angkat pistol di tangannya tinggi-tinggi. Sengaja menunjukkan pada pemiliknya.

PASSION - CANON RICKGYUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang